GIANYAR-fajarbali.com | Pandemi Covid-19 yang belum berakhir sampai saat ini menyebabkan daya beli kebutuhan upakara menurun tajam. Pasokan buah impor pun menurun karena turunnya daya beli masyarakat. Bahkan dikatakan Arnawa pasokan janur dari Lombok dan Jawa juga mengalami pemurunan karena intensitas upakara di Bali menurun. Hal ini dijelaskan Kepala UPT Pasar Umum Gianyar, Nengah Arnawa, Senin (29/3/2021).
Dengan turunnya daya beli terhadap buah import dan pasokan buah dari luar Bali, seperti buah Pir, Apel, Sunkiss menyebabkan buah lokal lebih diminati warga.
“Buah lokal mulai dari buah Jambu Air, pisang lokal, sawo, jeruk kintamani, salak, mangga saat ini leboh diminati.
Baca Juga :
Ekonomi Merosot, Pentingnya Bijak Mengelola Keuangan di Masa Pandemi
GeNose Diprioritaskan untuk Bandara dan Pelabuhan
Walau demikian, stok kebutuhan pokok jelang Galungan normal, mengingat suplai masih tinggi dan daya beli menurun. Pembeli selektif berbelanja, sehingga menurutnya pedagang hanya menyediakan komoditas yang umumnya dibeli masyarakat.
Data Disperindag Gianyar menunjukan harga daging Babi dan Ayam masih mengalami kenaikan harga, sedangkan harga bunga untuk upakara mengalami penurunan dan harga buah-buahan masih stabil. Harga buah lokal, seperti mangga stabil di harga Rp 20ribu/kg, salak Rp 12ribu/kg, jeruk Kintamani Rp 20ribu/kg. Untuk harga bunga kebutuhan upakara, seperti bunga mitir turun dari Rp 16ribu menjadi Rp 12ribu/kg, bunga pacar galuh dari Rp 22ribu menjadi Rp 16ribu/kg.
Harga daging Babi masih tinggi yang semula Rp 55 ribu kini menjadi Rp 85 ribu/kg, kikil Babi Rp 25ribu naik menjadi 30 ribu/kg, Daging Ayam naik Rp 10ribu dari harga Rp 28ribu/kg. Harga cabai merah masih tinggi, kini dikisaran Rp 115ribu/kg. Harga cabai tidak bias distabilkan, mengingat suplai sedikit dan kebutuhan terus meningkat.(sar)
Save as PDF