Peresmian Perpustakaan Nawaksara juga ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Syarif Bando dan Bupati Gianyar I Made Mahayastra. Tak kalah menarik, anak-anak SD Negeri 2 Bedulu juga menampilkan koreo atau senam gemar membaca untuk meningkatkan budaya baca serta mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk datang dan membaca di Perpustakaan Nawaksara. 

“Melukis sebagai jawaban saya terhadap stigma di masyarakat. Sebagai orang yang pernah mengidap skizofrenia, sangat sulit diterima masyarakat dan dianggap sampah, tidak berguna,” jelas Komang Loster. Disamping membuat lukisan, mengisi waktu luang dirinya juga mematung dan sudah menyelesaikan  satu set Tapel Topeng Sidakarya.

“Prosesnya telah melalui berbagai tahap, dimana tahun 2023 ini merupakan  tahap yang ketiga. Jika tahap ini telah selesai, maka Ubud telah siap menjadi destinasi gastronomi,” jelas Ismayanti Istanto. Yang mana Ubud sangat kolaboratif, memandang makanan tak sekadar kuliner, tapi sudah menjadi tradisi turun temurun. 

Hanya saja, Parta sudah menaruh curiga, karena kelangkaan bukan terjadi karena distributor libur, justru karena dioplos. Yang pada akhirnya, dirinya mendapat kabar bahwa Kodim Gianyar melakukan penggerebekan pengoplosan gas di Banjar Pekandelan, Kelurahan Abianbase, Gianyar. “Saya apresiasi Kodim 1616/Gianyar yang telah menggerebek pengoplosan. Saya harap Kodim yang lain juga melakukan langkah yang sama di seluruh Bali,” harap Parta. 

Yang paling disayangkan Parta adalah adalah usaha nomini, usaha orang asing yang meminjam nama warga lokal. “Ini jelas ilegal. Karena investasi asing yang masuk ada ketentuan seperti minimal investasi Rp 10 miliar. Kondisi tersebut akan merusak sistem perekonomian, apalagi investasi ilegal ini tidak membayar pajak dan tidak sesuai dengan kebijakan investasi nasional. ” Ini harus diberantas, ada banyak pihak yang bisa dilibatkan mulai dari imigrasi, kejaksaan, kepolisian termasuk badan penanaman modal pusat sampai ke daerah,” tegas Parta.