“Bersyukur kita bisa hidup dengan normal dan menjalankan aktivitas yang mesti dilakukan sebagai daerah pariwisata apalagi disini ada Wisata Desa yang masuk dalam 10 besar nasional, ” ujar Bupati Mahayastra. Lebih lanjut, untuk mengisi kesempatan ini dengan sebaik-baiknya dengan mengadakan event dan pelatihan sumber daya manusianya serta mendidik anak-anak dengan pasraman.
Desa Wisata
Alasan penundaan karena anggaran untuk pengembangan sangat terbatas dan tidak bisa dibuat secara bertahap. “Kalau dibuat bisa, namun biaya pemeliharaan barang yang belum jadi kan tinggi. Sehingga kami memutuskan menunda sampai Tahun 2024 nanti,” ujarnya.
Ganjar menyebut dalam masa pandemi, Bali dihajar habis oleh Covid. Dikatakan lagi, sebelumnya wisatawan hanya mengunjungi Kuta dan Sanur, namun kini Bali menyediakan pilihan beragan, terutama Desa Wisata. “Dari yang mainstream sampai yang paling unik ada di Bali, bahkan di desa wisata bisa ada yang paling estetik,” jelas Ganjar.
Di sejumlah obyek wisata di Gianyar akan diisi QR Code, termasuk di areal Perkantoran, guna memberi informasi yang akurat.