https://www.traditionrolex.com/27 Sempat Ditutup Karena Perijinan, 7 Lumba-lumba di Keramba di Pantai Mertasari Terlantar - FAJAR BALI
 

Sempat Ditutup Karena Perijinan, 7 Lumba-lumba di Keramba di Pantai Mertasari Terlantar

(Last Updated On: 26/04/2021)

 

DENPASAR -fajarbali.com |Sempat ditutup karena masalah perijinan, sebanyak 7 ekor Lumba Lumba hidung botol yang ditempatkan di keramba besar di kawasan Pantai Mertasari dikabarkan terlantar dan sakit. Sejumlah aktivis mempertanyakan hal tersebut agar tidak dibiarkan dan harus segera mendapatkan perawatan. 

 

Diketahui, tempat penangkaran lumba-lumba tersebut berada di pesisir Pantai Mertasari Sanur. Dimana 7 lumba-lumba ini ditempatkan di keramba besar di tengah perairan. Untuk menuju kesana tidak mudah, harus menggunakan perahu atau boat yang ada di Pantai Mertasari.

 

Menurut salah satu aktivis yang ditemui menjelaskan lumba-lumba tersebut milik salah satu perusahaan yang terletak di Sanur. Sebelumnya, hewan mamalia yang seharusnya berada di lautan bebas ini sempat dipertontonkan kepada wisatawan. 

 

Namun operasional perusahaan ini ditutup pada 19 April 2020 lalu karena ada masalah perijinan. “Itu tidak ada ijinnya sehingga ditutup,” ungkap aktivis tersebut,” Senin (26/4/2021). 

 

Menurutnya, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sudah memasang spanduk penghentian kegiatan peragaan lumba-lumba di lokasi penangkaran. 

 

Bahkan, Kementrian LHK menyerahkan pengawasan ke pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali untuk dilakukan relokasi ke tempat penangkaran lumba-lumba. Tapi yang mengherankan, sejak satu tahun pasca ditutup, lumba-lumba tersebut masih berada di lokasi tersebut.

 

Informasi lainnya menyebutkan diduga kuat selama ditutup, perusahaan tersebut masih mempertontonkan peragaan lumba-lumba secara sembunyi-sembunyi. 

 

“Harusnya lumba-lumba sudah direlokasi sejak ditutup setahun lalu. Tapi sampai sekarang masih lumba-lumba itu masih disini (Pantai Mertasari, red). Bagaimana merawatnya kami juga tak tahu,” ungkapnya lagi. 

 

Aktivis itu berharap agar pihak BKSDA Bali segera mengambil langkah tegas terkait keberadaan lumba-lumba tersebut. Apalagi ada beberapa lumba-lumba yang sakit dan harus segera dirawat. “Sudah jelas ada surat penghentian operasional dari Kementrian LHK. Tapi sampai sekarang dibiarkan di sana. Infonya ada lumba lumba yang sakit,” bebernya. 

 

Sementara itu keterangan terpisah, Kepala BKSDA Bali, Agus Budi yang dihubungi wartawan, Senin (26/4/2021) belum memberikan komentar karena sedang sakit dan menjalani perawatan di salah satu rumah sakit. “Saya sedang opname,” kata Agus saat dihubungi lewat Whatsapp. (hen)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Buleleng Terima Vaksin Untuk 30.000 Orang

Sel Apr 27 , 2021
Dibaca: 10 (Last Updated On: 26/04/2021)SINGARAJA–fajarbali.com | Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kabupaten Buleleng, Bali kembali menerima tambahan vaksin COVID-19 sebanyak 3.000 vial. Ini berarti sebanyak 30.000 orang akan divaksin.  Save as PDF

Berita Lainnya