Di lokasi ini sering terjadi kecelakaan, pengguna jalan diharapkan tetap berhati-hati dan tidak boleh lengah jika ingin melintasi jalur ini.
SINGARAJA-fajarbali.com | Jalan raya memudahkan mobilitas masyarakat. Dengan kendaraan yang dimiliki, mereka bisa lebih cepat berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk melakukan berbagai aktivitas. Namun perlu dipahami, jalan raya juga menyimpan potensi bahaya yang tidak kecil.
Demikian halnya, adanya proyek pembangunan Bendungan Titab di Desa Ularan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, berdampak cukup signifikan terhadap perkembangan perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini dimungkinkan dengan dibukanya jalan akses menuju bendungan yang menghubungkan Desa Ularan dan Desa Ringdikit maupun Desa Busungbiu. Warga memamfaatkan jalan ini untuk mobilitas sehari-hari, memperlancar transportasi terutama dalam hal pengangkutan hasil-hasil pertanian untuk dijual dan demikian halnya juga untuk mengangkut segala keperluan masyarakat sekitarnya.
Panorama alam yang elok nan eksotis ditambah lagi dengan terbentangnya Tukad Sab yang membelah sisi kanan kiri wilayah tersebut dari hulu hingga ilir berkelok kelok bak naga raksasa membelah bumi. Hal tersebut sangat menarik perhatian wisatawan untuk mengunjungi obyek ini untuk berwisata terlebih lagi di hari-hari libur.
Bagi pengguna jalan, perlu kehati-hatian dan kewaspadaan jika hendak melintas ke kawasan tersebut, tepatnya pada akses jalan menuju komplek perkantoran Bendungan Titab, di lokasi ini kasus kecelakaan lalulintas sangat sering terjadi. Beberapa diantaranya berakibat luka ringan, luka berat, namun yang lain sangat berakibat fatal karena menimbulkan korban jiwa.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun Fajar Bali, sampai saat ini terhitung sudah lebih dari 24 kasus kecelakaan terjadi di kokasi ini. Itu mulai dari luka ringan, cedera berat, bahkan sudah ada 2 orang korban jiwa melayang akibat kecelakaan yang terjadi di tempat ini.
Disamping oleh faktor kelalaian si pengendara, kondisi kendaraan yang tidak layak, kecelakaan terjadi juga lebih diakibatkan kontur jalan yang tidak mendukung, turunan yang sangat tajam dan berkelok mengakibatkan pengendara sering tidak bisa mengendalikan kendaraanya. Hal ini diperparah lagi karena dipinggir sisi-kanan jalan pada lokasi tersebut belum terpasangnya pengaman jalan. Belum lagi adanya jurang terjal yang sewaktu waktu siap menelan koraban jika terlempar ke luar jalan. Korban kecelakan mengalami cedera fatal karena terbentur beton di pinggir jalan dan terkadang terlempar ke jurang yang mengakibatkan cidera kepala berat (CKG) maupun patah tulang bahkan nyawa melayang.
Berkaitan dengan hal tersebut, Perbekel Desa Ularan I Gusti Nyoman Suryawan saat dihubungi Fajar Bali mengungkapkan keprihatinanya atas sering terjadinya musibah di lokasi tersebut. ” Sering sekali terjadi musibah kecelakan di tempat tersebut baik itu dialami warga kami, maupun warga dari luar yang belum paham tentang situasi jalan tersebut,” ujarnya.
Diungkapkan olehnya saat menjelang Hari Raya Galungan yang lalu, dua hari berturut-turut terjadi dua kali kecelakaan di lokasi tersebut yang dialami warganya dan celakanya lagi dari empat warga yang mengalami musibah hampir semua korban mengalami luka yang cukup parah dari luka robek, gigi rontok dan ada korban patah tulang kaki dan tangan belum lagi korban mengalami kerugian material yaitu sepeda motor yang rusak berat.
“ Untuk menghindari dan meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan lagi, Saya selaku Kepala Wilayah Desa Ularan mohon dengan sangat kepada insatansi terkait khususnya Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng atau Dinas Perhubungan Provinsi Bali dan terutama pihak Balai Wilayah Sungai Bali Penida selaku instansi yang paling berkompeten untuk wilayah Bendungan Titab agar segera memberi perhatian dan penanganan semestinya untuk dibuatkan semacam Guardrail (Rel Pengaman) yang diyakini cukup kuat menahan kendaraan atau korban agar tidak terlempar keluar dari area jalan sehingga bisa meminimalisir terjadinya akibat yang lebih fatal jika terjadi kecelakaan,” harap Suryawan (Sud).