DENPASAR - fajarbali.com | Dengan resmikannya Perpustakaan KPw Bank Indonesia Provinsi Bali diharapkan bisa mendukung penguatan sinergi dan kolaborasi kegiatan pemberdayaan ekonomi melalui penguatan edukasi masyarakat khususnya di bidang ekonomi. Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan BI Prov Bali, Trisno Nugroho bahwa pihaknya telah menyelesaikan pembangunan sarana prasarana perpustakaan baru yang berada di dalam gedung utama dengan lokasi strategis dan mudah diakses oleh pemustaka.
Lanjutnya Trisno, Perpustakaan KPwBI Prov Bali memiliki koleksi buku sebanyak ±12.754 buah yang terdiri dari koleksi buku ekonomi (buku-buku yang menunjang pelaksanaan tugas Bank Indonesia) dan non ekonomi, dengan koleksi yang berkualitas baik dari dalam maupun luar negeri.
"Saya berharap, selain pegawai dan masyarakat umum juga dapat mengunjungi dan memanfaatkan koleksi dan fasilitas perpustakaan tersebut. Kami juga berharap perpustakaan baru KPw BI Provinsi Bali akan memperoleh akreditasi A dari Perpustakaan nasional dan menjadi perpustakaan terakreditasi terbaik, melanjutkan pencapaian Juara III Perpustakaan Terbaik Non Akreditasi yang pernah kami peroleh pada tahun 2019 lalu," jelasnya.
Tidak hanya itu saja Trisno menambahkan capaian kinerja pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada tahun 2019, yang diprakirakan masih tetap tumbuh kuat. Hal tersebut, dilihat dari kinerja pertumbuhan ekonomi yang resilient dan berada di atas pencapaian ekonomi nasional. Perekonomian Bali diperkirakan masih dapat tetap tumbuh tinggi sebesar 5,40%-5,80% tahun 2019 dan sebesar 5,70%-6,10% tahun 2020.
Kinerja ekonomi Bali tidak terlepas dari perkembangan kinerja pariwisata. Pada tahun 2019 kinerja pariwisata sedikit tertahan, tercermin oleh melambatnya perkembangan kunjungan wisman, diantaranya karena dampak lanjutan penegakan zero dollar tourism, bencana alam, ekses pemilu dan semakin kompetitifnya destinasi wisata dunia. Pada awal 2020, kinerja pariwisata juga tertekan akibat virus Corona yang berasal dari China, sehingga jumlah wisman yang berasal dari China diperkirakan turun drastis.
"Masih kuatnya kinerja konsumsi di Bali tidak terlepas dari masih kuatnya daya beli masyarakat yang didukung oleh terkendalinya inflasi di Bali. Koordinasi, sinergi, dan komitmen TPID pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota menjadi kunci keberhasilan menjaga inflasi di 2019 dengan strategi 4K, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Ekspektasi. Tahun 2019, inflasi Bali tercatat cukup rendah, 2,38%. Ke depan, inflasi Bali masih menghadapi beberapa tantangan terkait dengan rencana kenaikan cukai rokok, rencana kenaikan iuran BPJS kesehatan, peningkatan kunjungan wisatawan yang membawa konsekuensi peningkatan permintaan serta peningkatan biaya pendidikan. Meskipun demikian, dengan koordinasi yang solid, inflasi pada tahun 2020 diperkirakan masih berada dalam sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3%±1% (yoy)," pungkasnya. (kdp)