https://www.traditionrolex.com/27 Penerapan New Normal Harus Didukung Seluruh Komponen Pariwisata Bali - FAJAR BALI
 

Penerapan New Normal Harus Didukung Seluruh Komponen Pariwisata Bali

(Last Updated On: 17/06/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Penerapan new normal yang selama ini gencar diberitakan oleh media, bagi sebagian orang masih menjadi dilema di tengah meningkatnya kasus penyebaran virus Corona (Covid-19) di Indonesia termasuk di Bali. Jika ditelaah dari sisi positifnya, penerapan new normal merupakan bentuk upaya membangkitkan perekonomian selain untuk mengantisipasi terjadinya transmisi Covid-19 di lingkungan kerja contohnya vila atau hotel. Ini sekaligus untuk menjaga kesehatan dan keselamatan baik wisatawan, karyawan serta pihak terkait lainnya.

 

 

Terkait dengan hal tersebut, ketua Bali Vila Association (BVA), Drs. I Gede Sukarta, MBA mengatakan, anggota BVA berkomitmen mengikuti dan melaksanakan segala imbauan serta protokol yang telah disiapkan satu pintu oleh Pemerintah Provinsi Bali. Standar protokol kesehatan (clean, health dan safety) sangat penting dilakukan pada lingkungan vila atau hotel.

 

Dalam masa pandemi Covid-19, komitmen dan kedisiplinan bersama menjadi ujian terbesar pariwisata Bali. Ini termasuk ujian dalam menghadapi krisis ekonomi karena sudah banyak karyawan hotel dan vila yang dirumahkan atau hanya bekerja beberapa hari hanya untuk melakukan minimum pembersihan dan perawatan untuk properti masing-masing.

 

“kita berharap agar pariwisata Bali bangkit kembali dengan menerapkan standar new normal dengan kearifan lokal. Ini diharapkan seluruh komponen pariwisata Bali agar dapat mendukung pengimplementasian konsep dan program tersebut secara tulus ikhlas,” ujarnya.

 

Gede Sukarta menyatakan, sebagai asosiasi vila, BVA memiliki advantage atau benefit dalam menghadapi era new normal. Ini terdapat new paradigma yang muncul terhadap tren ke depan. Bali mempunyai lima kriteria mengapa wisatawan datang ke Bali, yaitu alam, budaya, manusia, ketersediaan fasilitas dan ekspektasi.

 

“Bisnis vila bisa ditinjau dari sisi alam. Vila itu sangat menghargai dan menghormati alam dan lingkungan serta rata-rata berlokasi di alam yang asri. Kedua, dari sisi budaya kita memiliki konsep budaya hening seperti yoga, meditasi, dan lainnya. Vila sangat bisa mengakomodasi kegiatan alam dan budaya tersebut. Ketiga, dari sisi manusianya, orang Bali dikenal dengan senyum yang ramah dan tulus,” paparnya.

 

Dengan adanya new normal, lanjut Gede Sukarta, pemakaian masker tidak akan mengurangi ketulusan pelayanan orang Bali. Image orang Bali sangat kuat akan keramahan dan ketulusannya.

 

“Keempat, ketersediaan fasilitas, dalam situasi new normal bisnis vila dapat mendukung pelayanan yang sifatnya personal dan private di lingkungan vila masing-masing. Terakhir adalah ekpektasi, dalam situasi post Covid-19, pelanggan memiliki ekpektasi untuk tinggal di akomodasi yang memiliki privacy dan menerapkan social distancing dari sisi lokasi satu vila dengan yang lainnya,” imbuhnya.

 

Lima kreteria wisatawan datang ke Bali bisa dijadikan acuan bersama dalam penerapan SOP di masing-masing pelaku stakeholder pariwisata di Bali. (dar).

 

 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Belasan Pecalang Bubarkan Demo Mahasiswa Asal Papua di Renon

Rab Jun 17 , 2020
Dibaca: 25 (Last Updated On: 17/06/2020) RENON -fajarbali.com |Sedikitnya 10 mahasiswa asal Papua berdemo di Bundaran Renon persis di depan Plaza Renon, Sanur, Denpasar Timur, Rabu (17/6) sekitar pukul 10.20 Wita. Namun aksi demo yang berlangsung 20 menit itu dibubarkan belasan pecalang wilayah Tanjung Bungkak, Kelurahan Sumerta Kelod, Denpasar Timur.  […]

Berita Lainnya