https://www.traditionrolex.com/27 Peneliti FST UNR Cari Solusi Permasalahan Banjir di Denpasar Barat - FAJAR BALI
 

Peneliti FST UNR Cari Solusi Permasalahan Banjir di Denpasar Barat

“Atasi Masalah Banjir”

 Save as PDF
(Last Updated On: 07/09/2022)



(ki-ka) I Ketut Soriarta, Tri Hayatining Pamungkas, Putu Doddy Heka Ardana.

 

DENPASAR – fajarbali.com | Sebagai kota besar dan padat penduduk, bencana banjir menjadi ancaman bagi Kota Denpasar. Salah satu kawasan yang riskan terhadap banjir yakni Kecamatan Denpasar Barat. Hal ini tidak lepas dari dampak pembangunan yang signifikan tiap tahunnya.

Tiga dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Ngurah Rai (UNR), yakni Tri Hayatining Pamungkas, Putu Doddy Heka Ardana, I Ketut Soriarta beserta dua mahasiswa; Ida Bagus Weda Erlangga dan Kadek Budhi Warsana, tertarik untuk meneliti metode konservasi sumur resapan sebagai salah satu bentuk upaya dalam menurunkan risiko bencana banjir di Denpasar Barat.

Ketua tim peneliti Tri Hayatining Pamungkas, di Denpasar belum lama ini membeberkan, berdasarkan data  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar tahun 2013, terdapat beberapa wilayah yang pada terendam banjir.

 

Misalnya, di Jalan Mahendradata, Gunung Payung, Gunung Atena Padangsambian, Padangsambian Kelod dan terjadi di sejumlah pemukiman padat penduduk yang minim adanya resapan air tanah.

“Hal itu (banjir) terjadi karena letak fisiografis di kawasan Denpasar Barat lebih datar dan banyak terdapat cekungan,” ungkap Tri.

Ketua Tim Peneliti Tri Hayatining Pamungkas diapit dua mahasiswa; Ida Bagus Weda Erlangga dan Kadek Budhi Warsana.

Banjir terparah, masih menurut Tri, terjadi di wilayah kelurahan Padangsambian. Selain menggenangi permukiman warga banjir juga merusak sejumlah bangunan warga di daerah tersebut.

“Untuk dapat mengurangi dampak atas peristiwa banjir di Kecamatan Denpasar Barat, maka diperlukan upaya penurunan debit dan volume limpasan akibat hujan,” imbuh dia.

Ia berpendapat, metode yang digunakan harus sesuai dengan keadaan perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan, salah satu kegiatan atau upaya pemerintah adalah dengan cara melakukan penerapan metode konservasi yang antara lain dengan cara pemanfaatan air hujan dengan ketentuan seperti yang tertuang dalam Peraturan Wali Kota Denpasar Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Air Hujan.

Pemanfaatan air hujan yang tujuan utamanya untuk meminimalisir jumlah limpasan yang berlebihan, secara tidak langsung juga dapat menurunkan debit banjir.

Hal ini, lanjut Tri, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas infiltrasi di daerah aliran sungai (DAS). Sumur resapan adalah pilihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas infiltrasi di DAS.

Lebih lanjut, jelas Tri, metode analisis yang digunakan pada penelitiannya adalah deskriptif kuantitatif. “Analisis dilakukan untuk menghitung dan mendeskripsikan efektivitas sumur resapan dalam mengurangi risiko banjir yang terjadi di Kecamatan Denpasar Barat,” jelasnya.

Sebelumnya, tim peneliti telah melakukan review hasil penelitian terdahulu, utamanya terkait dengan keterbatasan data spasial dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan akurat dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan tujuan untuk memodelkan sistem sumur resapan.

Terkait dengan masalah tersebut maka dipandang perlu untuk dilakukan penelitian terkait dengan penerapan SIG dalam perencanaan sumur resapan yang direncanakan dengan memetakan DAS yang masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Denpasar Barat sehingga nantinya dapat menghasilkan alternatif metode konservasi sebagai upaya pengendalian banjir di Kecamatan Denpasar Barat. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Sambut HUT ke-60, Fapet Unud Gelar Pengabdian Kepada Masyarakat di Nusa Penida.

Rab Sep 7 , 2022
“Pengabdian Kepada Masyarakat”
FAPET Nusa Penida-4b95549b

Berita Lainnya