Peluang Perawat Bekerja di Luar Negeri Terbuka Lebar

DENPASAR-fajarbali.com | Praktisi kesehatan yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Bali I Gede Putu Darma Suyasa, SKp., MNg., Ph.D., mengungkapkan, Jepang dan sejumlah negara di Timur-Tengah (Timteng) sangat meminati tenaga perawat Indonesia dan Bali pada khususnya.

Bahkan menurutnya, permintaan tenaga keperawatan tiap tahun semakin meningkat. Namun demikian, kata Darma Suyasa, kuota permintaan tenaga perawat dari Jepang, Kuait dan Qatar belum bisa terpenuhi. Ia memaparkan ada dua faktor penyebab.

“Pertama karena penguasaan bahasa, minat para perawat dan tersandung izin dari para orangtua untuk berkarir di luar negeri. padahal sumber daya manusia (SDM) kita cukup berlimpah dan berkualitas,” kata Darma Suyasa di Denpasar, Senin (12/3/2018).

Menurutnya, faktor pertama yakni kendala penguasaan bahasa lebih mudah diatasi dengan memberikan pelajaran bahasa sesuai standar yang diperlukan. Ia mencontohkan di Stikes Bali, pihaknya langsung mendatangkan dosen dari Jepang untuk memberikan mata kuliah bahasa berjuluk Matahari Terbit itu. Sedangkan untuk bahasa Inggris, pihaknya memang menekankan para peserta didik untuk menguasai bahasa pergaulan internasional tersebut.

Kendala kedua, masih menurut dia, adalah merubah mindset. Ia menegaskan, bekerja di luar negeri itu aman, mendapat pengalaman pengenalan budaya global dan dari faktor gaji jelas lebih tinggi di bandingkan bekerja di dalam negeri. “Kita ambil contoh ya, kalau soal gaji, UMR kita kan gak lebih dari Rp 2,5 juta. Nah kalau di Jepang, jadi asisten perawat saja sudah Rp 10-18 juta per-bulan. Kalau naik jadi perawat, itu pasti naik lagi profitnya,” sebutnya.

Lebih jauh, mindset tentang negara Kuwait dan Qatar juga mesti dirubah. Umumnya calon pekerja menganggap bahwa jika bekerja di dua negara itu pasti menggunakan bahasa Arab, padalah di beberapa rumah sakit di sana, kata dia, menggunakan bahasa Inggris. “Umumnya kita di Bali, begitu dengar negara Timteng, pikiran kita langsung pakai bahasa Arab. Tapi kenyataannya tidak begitu,” terangnya.

Selaku pengelola perguruan tinggi kesehatan, lulusan doktor (Ph.D) di salah satu universitas di Asutralia ini mendorong para lulusan keperawatan, khususnya alumni Stikes Bali agar berani berkarir di luar negeri. Kepada para orangtua, ia berharap mengizinkan putra-putri mereka untuk menimba pengalaman internasional selagi masih muda. Darma Suyasa mengaku semakin banyak lulusannya terserap di luar negeri, menjadi salah satu indikator kesuksesan pembalajaran di kampus. (gde)