https://www.traditionrolex.com/27 Pakeling, Gaparan Musik Instrumental Orkestra. “Jangan Hanya Ingat Tetapi Berbuat” - FAJAR BALI
 

Pakeling, Gaparan Musik Instrumental Orkestra. “Jangan Hanya Ingat Tetapi Berbuat”

Asal katanya “eling” yang berarti ingat dan pakeling itu berarti ingat disertai dengan perbuatan. Nah, kita semua jangan hanya ingat tetapi dilanjutkan dengan perbuatan,” papar I Gusti Ngurah Adi Putra atau yang akrab disapa Gung Alit.

 Save as PDF
(Last Updated On: 23/10/2022)

Festival Seni Bali Jani (FSBJ) IV tahun 2022, di Taman Budaya Provinsi Bali, Sabtu (22/10). (ist)

 

DENPASAR – fajarbali.com | Gaparan Musik Instrumental Orkestra, sebuah kolaborasi antara Rumah Budaya  Penggak Men Mersi bersama Palawara Music Company, Gita Semara band dan Bona Alit memberi suasana beda dalam hajatan tahunan Festival Seni Bali Jani (FSBJ) IV tahun 2022.

Para seniman dari berbagai profesi musik ini menyajikan perpaduan musik dunia, dimainkan dengan cara yang unik, dan menggema dalam acara “Selebrasi Bali Jani IV” di Kalangan Madya Mandala, Taman Budaya Provinsi Bali, Sabtu (22/10/2022) malam.

Musik diatonis dan pentatonis tampak bentuknya saja, namun suara yang dihasilkan sangat khas, klasik dan terkesan asri. Sajian musik ini direspon oleh penari kontemporer Adi Siput dan sastrawan I Wayan Jengki Sunarta. 

“Pakeling” itulah nama sajian musik yang disajikan oleh empat komunitas seni yang namanya telah dikenal masyarakat luas. Orkestra yang didukung puluhan seniman ini lebih menonjolkan melodi dan harmoni yang didominasi oleh keyboard dan alat musik tradisi Bali.

Musik Orkestra bertajuk Pakeling ini ingin mengajak semua orang untuk berbuat, jangan hanya ingat tanpa melakukan sesuatu. “Pakeling itu, bagaimana kita harus menyikapi. Asal katanya “eling” yang berati ingat dan pakeling itu berarti ingat disertai dengan perbuatan. Nah, kita semua jangan hanya ingat tetapi dilanjutkan dengan perbuatan,” papar I Gusti Ngurah Adi Putra atau yang akrab disapa Gung Alit.

Kalau dalam konteks bencana yang terjadi belakangan ini, manusia tak hanya tahu penyebab dari cara menghadapi bencana itu, tetapi mesti diikuti dengan perbuatan menterjemahkan setelah ingat. Kalau sudah tahu yang menyebabkan, kemudian dihadapi bencana dengan melakukan sesuatu agar terhindar dari berbagai bentuk bencana.

“Ini juga menyangkut peduli sosial, tak sekedar ingat, tetapi yang penting melakukan. Di dalam sikap itu sudah pasti ada doa, dan di dalam doa belum tentu ada sikap. Harapannya harus melakukan sebuah usaha, sekecil apapun harus diwujudkan,” tegas Gung Alit.

Dalam pergelaran musik orkestra itu, tiga seniman muda berbakat, yaitu Ary Palawara, Pacet Jatayu dan I Gusti Ngurah Adi Putra saling merajut dan saling merangkai nada demi nada, hingga menghasilkan musik harmoni. “Disini kita, menceritakan kelahiran dunia dari pagi, siang dan malam, siklus kehidupan. Saya melihat kehidupan hanya di hutan dan di laut. Pada pagi hari udaranya segar, suara burung dan binatang lainnya saling bersahutan. Suara alam di gunung dan di laut, itulah yang menjadi inspirasi dari musik orkestra ini,” kata Ari Palawara.

Pukulan-pukulan musik itu mencirikan suasana nuansa balada, seakan membawa orang ke suasana pedalaman tradisi etnik yang kuat dalam sebuah daerah, seperti suasana nelayan di laut, hidup di tengah hutan.

Melodi dan dentuman drum menggambarkan kepedalaman. Karena itu, Ari Palawara memasukkan teknik gamelan Bali khususnya bilah gegenderan, dengan teknik memainkan kotekan, keklenongan, kempung dan lainnya yang menggunakan bilah 7 nada. “Kami mencoba membuat sebuah modulasi dari patet hingga selaras dengan kromatik (nada yang dirangkai dalam musik barat),” jelasnya.

Pada bagian tertentu, Pacet Jatayu mengeksplor dengan jimbe yang menjadi bagian musik dunia. Jimbe alat musik dari afrika memberikan aksen-aksen dan penekanan-penekanan pada setiap nada, seakan mengingatkan semua orang untuk eling.

Jimbe adalah perkusi yang ritmenya menjadi pola utama, sedangkan dalam jimbe dalam kontek ini memberikan penekanan seakan rintihan melody bak air. Sementara Erhu Rebab besar yang sudah disesuaikan dengan rasa Bali dimaikan oleh Gung Alit memberikan suasana alam tenang dan harmoni. (rl)

 Save as PDF

Next Post

Menunggu Hari, Made Sanjani Berkantor di DPRD Gianyar

Sen Okt 24 , 2022
Dimana dalam Pileg 2019 lalu dengan perolehan suara 714, dengan nomor urut 6 dan perolehan suara nomor 7. "Di internal partai sudah memenuhi syarat dan tinggal menunggu proses di Sekretariat. Seluruh proses administrasi sudah dilengkapi dengan 20 persyaratan yang harus disiapkan pengganti," jelasnya lagi. 
IMG_20221024_131927-e5303fa8

Berita Lainnya