KEBAKARAN-Korban tewas bertambah akibat meledaknya gudang gas LPG di Jalan Cargo, Denpasar Utara.
DENPASAR -fajarbali.com |Peristiwa peledakan hingga terbakarnya gudang gas LPG di Jalan Cargo Taman I, Banjar Uma Sari, Ubung Kaja, Denpasar Utara kembali menambah korban jiwa. Jika sebelumnya 1 orang, kini bertambah jadi 3 orang. Ketiganya merupakan karyawan yang saat kejadian tidak sempat melarikan diri hingga mengalami luka bakar yang cukup parah.
Kondisi para korban kebakaran ini disampaikan oleh pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Dr IGNG Ngoerah pada Selasa 11 Juni 2024. Menurut Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah dokter Affan Prigambido Permana menerangkan, saat kejadian pihaknya merawat 16 korban kebakaran.
Para korban ada yang dibawa langsung ke rumah sakit Sanglah, dan ada juga pasien rujukan dari rumah sakit lain. Namun dari penanganan belasan korban itu, 3 orang pasien dianyatakan meninggal dunia.
"Jadi, saat ini ada 13 pasien yang masih dirawat di rumah sakit," beber Affan dalam pers rilisnya ke awak media.
Keterangan terpisah, Kepala Instansi Rawat Intensif dan Luka Bakar dokter Putu Kuniyanta menerangkan, tiga korban yang meninggal tersebut adalah Purwanto (43) Yudis Aldiyanto (33), dan Edi Herwanto (40). Diketahui, Purwanto pasien pertama yang meninggal di rumah sakit terbesar di Bali tersebut.
Dijelaskanya, korban dievakuasi ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit, pada Minggu 9 Juni 2024, dalam kondisi luka bakar 74 persen.
Korban sempat diberikan bantuan alat pernapasan dan bantuan cairan. Nahas, nyawa pria asal Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur tersebut tak tertolong lagi pada Senin 10 Juni sekitar pukul 01.00 dini hari.
Hari yang sama tepatnya pada malam hari Edi dinyatakan meninggal dunia karena luka bakar mencapai hampir 90 persen. Terakhir, Yudis menderita luka bakar 88 persen dinyatakan meninggal di ICU pada Selasa 11 Juni 2024 dini hari.
"13 korban lainnya yang masih dirawat semuanya masih dalam kondisi kritis," beber Putu Kuniyanta.
Diungkapkanya, sejauh ini pihaknya masih berupaya menstabilisasi kondisi para korban, karena memang luka bakar yang diderita sangat berat. Bahkan, ada 12 korban yang diberikan bantuan alat nafas.
Menurutnya, permasalahan trauma ledakan itu juga berpengaruh terhadap jalan nafas bagian atas, karena jalan nafas bagian atas bengkak, sehingga sulit dia bernafas.
"Sehingga, kami bantu dengan alat bantu nafas, tidak menutup kemungkinan satu pasien lagi akan kami bantu dengan alat bantu nafas, karena kondisinya juga masih labil," bebernya.
Kuniyanta kembali mengatakan, sistem organ seluruh tubuh para korban mengalami keguncangan, lantaran luka bakar yang luas. Sebab, proteksi tubuh mereka terhadap kulit yang terluka menjadi tidak ada, sehingga cairan tubuh banyak keluar.
Untuk itu, pihaknya akan membantu perbaikan kondisi pasien secara umum setiap hari, baik dari segi obat-obatan maupun cairan. Apabila kondisi itu pelan-pelan ada perbaikan, maka akan dilakukan tindakan operasi untuk perbaikan luka.
Keterangan berbeda, Dokter Bedah Plastik dan Penanggung Jawab Pasien dokter I Gusti Putu Hendra Sanjaya menjelaskan kondisi luka para korban. Yakni, hanya satu orang yang menderita luka bakar 30 persen, sisanya kondisi luka bakar lebih dari 60 persen.
"Penanganan korban luka bakar itu lebih ke arah keseluruhan perawatan. Karena selain luka bakar, bisa ada masalah lainnya yang dialami pasien. Sehingga luka bakar itu akan menggangu proses penguapan, karena kulit tidak ada," bebernya.
Pihaknya memastikan akan melakukan yang terbaik dalam menangani para korban. Disinggung mengenai pembiayaan para korban, Hendra menuturkan apapun yang terjadi, masalah pembiayaan tidak akan mengganggu penanganan pasien secara optimal. R-005