DEKAN FIB Unud, Prof. Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum., bersama Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali Dr. Herawati, SS., M.Hum., menunjukkan surat perjanjian kerja sama.
DENPASAR – fajarbali.com | Balai Bahasa Provinsi Bali menggelar “Optimalisasi Program Kebahasaan dan Kesastraan melalui Bincang Literasi: Penulisan Cerita Anak Berbasis Science, Technology, Art, Engineering, and Mathematics (STEAM) pada Selasa (26/12) bertempat di Aula Saraswati Balai Bahasa Provinsi Bali.
Kegiatan ini memiliki dua agenda utama, yaitu pemaparan tentang Capaian Kinerja Balai Bahasa Provinsi Bali Tahun 2022 dan pemaparan tentang Buku Bermutu sebagai Jembatan Penulisan Cerita Anak.
Hadir sebagai narasumber Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali Herawati dan Ahli Sastra Anak Murti Bunanta. Pada kesempatan itu Herawati memaparkan capaian target kinerja dan realisasi anggaran Balai Bahasa Provinsi Bali Tahun 2022.
Kata Herawati, tahun 2022 ini Balai Bahasa Provinsi Bali memiliki tujuh sasaran kegiatan yang terdiri atas (1) tersedianya produk pengembangan bahasa dan sastra, (2) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam gerakan literasi kebahasaan dan kesastraan, (3) terbinanya lembaga dalam program kebahasaan dan kesastraan.
Selanjutnya (4) meningkatnya jumlah pemelajar BIPA, (5) tersedianya produk diplomasi bahasa, (6) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelindungan bahasa dan sastra daerah, dan (7) meningkatnya tata kelola Balai Bahasa Provinsi Bali.
Semua sasaran kegiatan tersebut berhasil mencapai target, bahkan ada yang melampaui target capaian dengan perincian (1) jumlah produk pengembangan bahasa dan sastra mencapai 2 dari target 2 produk, (2) jumlah penutur bahasa yang terbina melalui program literasi kebahasaan dan kesastraan mencapai 579 dari target 386 penutur, (3) jumlah lembaga terbina penggunaan bahasanya mencapai 45 dari target 45 lembaga, (4) jumlah komunitas penggerak literasi yang terbina mencapai 25 dari target 13 komunitas.
(5) jumlah pemelajar bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) mencapai 381 dari target 80 orang pemelajar, (6) jumlah produk penerjemahan mencapai 16 dari target 15 produk, dan (7) jumlah partisipan pelindungan bahasa dan sastra daerah 319 dari target 291 partisipan. Selain itu, predikat SAKIP Balai Bahasa Provinsi Bali juga berhasil melampaui target, yaitu dengan nilai 88,05 dari target nilai 80.
AHLI Sastra Anak, Murti Bunanta menyerahkan buku cerita anak kepada Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Herawati, Selasa (27/12).
Selain capaian sasaran kegiatan tersebut, pada tahun 2022, Balai Bahasa Provinsi Bali berhasil meraih predikat Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK). Dr. Herawati menyampaikan bahwa dengan diraihnya predikat ZI-WBK, tanggung jawab Balai Bahasa Provinsi Bali semakin besar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, baik internal maupun eksternal.
Dalam kaitannya dengan pembangunan ZI-WBK ini, Balai Bahasa Provinsi Bali memiliki dua inovasi program, yaitu Sibalukaring (Inventarisasi Bahasa melalui Kamus Daring) dan Sitarib (Koleksi Lontar Balai Bahasa Provinsi Bali) serta lima layanan unggulan, yaitu Sicandi (Koleksi Cerita Anak Digital), Sibandil (Fasilitasi Pengajaran BIPA dengan Balai Bahasa Provinsi Bali), Subasita (Suara Bahasa dan Sastra untuk Kita), Sibasindo (Siaran Bahasa Indonesia), dan Sibasali (Siaran Bahasa Bali).
“Inovasi dan program unggulan tersebut dapat dengan mudah diakses di laman dan media sosial Balai Bahasa Provinsi Bali,” kata Herawati.
Ia menambahkan, pencapaian-pencapaian tersebut merupakan hasil dari komitmen Balai Bahasa Provinsi Bali untuk memberikan layanan prima di bidang kebahasaan dan kesastraan di Provinsi Bali.
“Kami sangat terbuka terhadap kritik, masukan, dan saran demi meningkatkan mutu layanan dan program-program Balai Bahasa Provinsi Bali ke depannya,” tegasnya.
Narasumber kedua, Murti Bunanta, pakar sastra anak yang juga merupakan pendiri dan ketua Kelompok Pecinta Bacaan Anak menyampaikan materinya dengan topik Buku Bermutu sebagai Jembatan Penulisan Cerita Anak.
Saat ini, kata Murti, cerita anak idealnya mengandung muatan STEAM. Hal ini sejalan dengan perkembangan zaman sekaligus menyiapkan anak menghadapi lingkungan kehidupannya saat ini yang sarat dengan modernitas, tetapi tidak meninggalkan nilai luhur budaya lokal.
Murti Bunanta menekankan bahwa penulisan buku berbasis STEAM harus dibarengi dengan pemanfaatan buku secara efektif dengan membuat berbagai proyek dan mengimplementasikannya dalam berbagai kegiatan, seperti mendongeng, bermain teater, menuliskan kembali cerita, dan kegiatan literasi lainnya agar mencapai hasil yang optimal.
Sebelumnya, kegiatan juga dirangkai Penandatanganan Naskah Rencana Kerja Bersama antara Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (FIB Unud) dan Balai Bahasa Provinsi Bali.
RKS ini dilaksanakan dalam rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Magang Mahasiswa FIB Unud. RKS tersebut memuat kegiatan-kegiatan yang kebahasaan dan kesastraan Balai Bahasa Provinsi Bali yang akan diikuti oleh mahasiswa FIB Unud, seperti Program BIPA, UKBI, Literasi, Pembinaan Bahasa Indonesia, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Daerah.
Dalam penandatanganan naskah kerja sama ini hadir Dekan FIB Unud, Prof. Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. dan bagian kerja sama FIB Unud, Gede Gita Purnama A.P., S.S., M.Hum. Kerja sama ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kedua belah pihak dan juga bagi pengembangan program kebahasaan dan kesastraan di Provinsi Bali. (Gde)
Save as PDF