dr. Dewa Ayu Rina Wiana Dewi, S.Ked
DIABETES melitus merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dapat terjadi pada usia dewasa hingga tua. Hal ini tergantung pada faktor keturunan, pola hidup maupun penyakit yang mendasari sebelumnya. Angka kejadian kencing manis cenderung terus melonjak tajam dari tahun ke tahun.
American Diabetes Association melaporkan bahwa setiap 21 detik ada satu orang yang terkena kencing manis. Diperkirakan jumlah penderita mencapai 350 juta pada tahun 2025, lebih dari setengahnya berada di Asia, terutama India, China, Pakistan dan Indonesia.
Semua orang sudah mengenal apa itu diabetes melitus atau yang sering disebut kencing manis. Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan menurunnya fungsi sel pankreas untuk memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin.
Jika dibiarkan tidak dikelola dengan baik, diabetes melitus akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik, baik mikroangiopati maupun makroangiopati. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah masalah pada jantung dan pembuluh darah.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah pembuluh darah. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengontrol jantung, yang bisa menyebabkan serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
Kerusakan saraf atau neuropati juga sering terjadi pada penderita diabetes. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak saraf, terutama di kaki. Kondisi ini bisa menyebabkan kehilangan sensasi, nyeri tajam atau rasa terbakar, dan masalah pencernaan seperti mual, muntah, diare, atau sembelit. Diabetes juga dapat merusak ginjal.
Kerusakan pada pembuluh darah kecil di ginjal mengganggu fungsi penyaringan limbah dari darah, yang bisa menyebabkan gagal ginjal. Dalam beberapa kasus, penderita mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal. Masalah mata juga sering terjadi pada penderita diabetes.
Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah di retina, bagian mata yang bertugas mengirimkan gambar ke otak. Hal ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan seperti pandangan kabur atau bintik-bintik, bahkan kebutaan dalam kasus yang parah. Kulit juga bisa terpengaruh oleh diabetes. Penderita diabetes lebih rentan terhadap masalah kulit, termasuk infeksi bakteri dan jamur.
Oleh karena itu, perawatan kulit yang baik dan menjaga kadar gula darah yang stabil sangat penting untuk mencegah komplikasi ini. Masalah kaki juga sering terjadi pada penderita diabetes. Kerusakan saraf dan aliran darah yang buruk dapat menyebabkan luka dan lecet kecil berubah menjadi infeksi serius yang sulit sembuh.
Dalam kasus yang parah, mungkin diperlukan amputasi. Untuk mencegah dan mengelola komplikasi diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah dalam rentang yang direkomendasikan oleh dokter. Pola makan sehat dan seimbang, serta menghindari gula dan karbohidrat sederhana, sangat penting.
Aktivitas fisik secara teratur juga membantu mengontrol kadar gula darah dan menjaga kesehatan jantung. Pemeriksaan kesehatan secara berkala sangat penting untuk mendeteksi komplikasi lebih awal.
Perawatan kaki juga tidak boleh diabaikan, dengan memeriksa kaki setiap hari untuk melihat luka atau perubahan, serta menjaga kebersihan dan kelembaban kulit kaki.
Dengan pengetahuan dan tindakan pencegahan yang tepat, komplikasi diabetes melitus dapat dikelola dan dikurangi. Selalu berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan saran dan perawatan yang sesuai.