https://www.traditionrolex.com/27 KBA Tegeh Sari Melalui Komunitas Natah Rare Gelar Pasraman Hijau Ke-2 - FAJAR BALI
 

KBA Tegeh Sari Melalui Komunitas Natah Rare Gelar Pasraman Hijau Ke-2

(Last Updated On: 30/06/2023)
KBA Tegeh Sari melalui Komunitas Natah Rare gelar Pasraman Hijau ke-2. (Foto: ist)

 

DENPASAR-fajarbali.com | Kampung Berseri Astra (KBA) Tegeh Sari sebagai binaan Astra, melalui Komunitas Natah Rare mengadakan Pasraman Hijau yang ke-2. Kegiatan yang digelar selama seminggu penuh, yaitu tanggal 18-25 Juni 2023, digelar untuk mengisi waktu liburan siswa dengan kegiatan berkaitan dengan sustainability. Yang mana, lokasi pelaksanaan Pasraman Hijau ini, berada di 2 tempat yakni, Balai Banjar Tegeh Sari, dan di Kebun Kampung Hijau.

Adapun peserta Pasraman Hijau ini adalah Siswa SD di kawasan Kelurahan Tonja, yang melibatkan sebanyak 47 siswa dari 5 SD, yang ada di Kelurahan Tonja. Tak hanya itu, siswa yang berasal dari luar Kelurahan Tonja, juga bisa mengikuti acara ini. Pada kegiatan ini, para Siswa diajak untuk berkebun organik, mulai dari menanam, membuat pupuk sampai memanen. Selain berkebun organik, selama seminggu penuh, peserta Pasraman Hijau ini juga diajak berbagai kegiatan positif tentang alam.

Untuk kegiatan di hari pertama, diisi dengan pembukaan dan Ban The Big 5 serta belajar membuat kerajinan koran bekas. Untuk program hari pertama dibuka secara resmi oleh Lurah Tonja, dilanjutkan dengan edukasi dan games pemilahan sampah berbasis sumber. Dari kegiatan itu, dilanjutkan dengan pengenalan 5 sampah plastik yang dilarang, dan pembuatan handycraft dengan memanfaatkan koran bekas.

Kemudian, untuk hari Kedua kegiatan, diisi dengan eksplorasi Kebun. Program kegiatan eksplorasi kebun ini, dibagi dalam beberapa pos, termasuk membuat kompos, menanam, sampai memanen. Kegiatan ini diselingi dengan games yang seru seperti mencari warna yang ditentukan dari apa yang ada di kebun. 

Pada hari Ketiga, dilanjutkan dengan kegiatan Mendongeng dan Eco Color. Untuk kegiatan menggambar dan mewarnai ini, peserta diajak untuk mewarnai dengan warna alam, serta belajar cara mendongeng melalui games.

Hari Keempat dan Kelima, peserta diajak untuk membuat Project. Yang mana para siswa SD ini, diuji kreativitasnya yaitu membuat project concept untuk ditampilkan pada hari terakhir. Project yang dibuat nantinya akan dipresentasikan berupa presentasi mural hasil lukisan eco color, musikalisasi puisi dan komitmen lingkungan.

Pada kegiatan Pasraman Hijau ini terdapat empat kebun serupa yang dikelola oleh siswa, anggota banjar dan ibu-ibu PKK. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa merupakan sebuah pasraman hijau bagi siswa untuk mengenal lingkungan dan perkebunan sejak dini. Dari sini nanti mereka juga akan menerapkannya di rumah masing-masing untuk membuat kebun sederhana. Selain kegiatan untuk siswa, juga digelar panen cabai dan sayur. Hasil panen tersebut kemudian disumbangkan ke dapur umum korban kebakaran di Dusun Wanasari Denpasar. 

Hari ke enam, diisi dengan ujian kenaikan tingkat ke 4 Sanggar Tari. Sanggar Seni Natah Rare dengan Peserta 54 siswa.Tarian yang diuji adalah Tari Pendet, Tari Puspanjali, Tari Margapati, Tari Kebyar Duduk, Tari Condong dan Tari Tenun. Pada hari ketujuh merupakan kegiatan penutup. Hari terakhir ini, diisi dengan pameran Star, penyerahan hadiah pemenang ujian kenaikan tingkat sanggar tari sanggar Seni Natah Rare masing masing Kategori, penampilan dolanan, dan penampilan project berupa presentasi lukisan  eco color dan musikalisasi puisi.

Kampung Berseri Astra (KBA) Tegeh Sari sebagai binaan Astra, melalui Komunitas Natah Rare mengadakan Pasraman Hijau yang ke-2. (Foto: ist)

 

Ketua Korwil Grup Astra Bali, Ida Bagus Astawa Suraputra (IBHE), menyampaikan bahwa tantangan utama yang sedang dihadapi bersama  adalah konsep hidup berkelanjutan dengan ketahanan pangan. Konsep ini tidak rumit, bisa diimplementasikan siapa saja. Pasraman ini mengajarkan prosesnya, alasannya, dan bagaimana caranya. Keberlanjutan merupakan proses tanpa henti bagaimana mengedukasi satu generasi ke generasi berikutnya. Ketahanan pangan  merupakan keberlanjutan sumber energi dan sangat lekat dengan kultur masyarakat Indonesia. 

“Kita harus menjadi support system untuk lingkungan kita sendiri. Sekecil apapun yang kita tanam hari ini pasti akan ada dampaknya. Saatnya bersama membangun support system, membentuk karakter siswa peduli lingkungan kemudian secara beriringan mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development),” ucapnya melalui keterangan tertulisnya, Jumat (30/6).

Sementara itu, pengurus kegiatan Pasraman Hijau, Gede Mantrayasa, menyebutkan, kegiatan aktif pasraman hijau mengisi waktu liburan siswa banyak diisi dengan kegiatan positif mengenal lingkungan dan perkebunan sejak dini. Terdapat empat kebun yang sama dikelola oleh siswa, anggota banjar dan ibu-ibu PKK di masing-masing area. “Semoga kegiatan ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat diterapkan dilingkungan keluarga masing-masing,” tutupnya. (M-001/rl)

 Save as PDF

Next Post

25 Kurir Narkoba Diciduk, Disita 3 Kg Ganja Kering dan Sabu Siap Edar

Jum Jun 30 , 2023
Dua Residivis Narkoba
IMG_20230630_210404

Berita Lainnya