https://www.traditionrolex.com/27 Kadiskes Bali Ajak Apoteker Jadi Agen Perubahan Swamedikasi - FAJAR BALI
 

Kadiskes Bali Ajak Apoteker Jadi Agen Perubahan Swamedikasi

(Last Updated On: 04/11/2021)

DENPASAR-fajarbali.com | Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat terlebih di masa pandemi Covid-19, Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengajak para apoteker di Pulau Dewata untuk membantu merubah perilaku masyarakat yang belum paham terkait cara memperoleh obat dan mengobati dirinya sendiri.

Peran apoteker tak kalah pentingnya dengan tenaga kesehatan lainnya yang diharapkan mampu memberikan edukasi dan sosialisasi langkah-langkah memperoleh obat dan pengobatan yang benar.

  “Peran apoteker untuk merubah perilaku masyarakat yang belum tepat dalam upaya memperoleh obat untuk mengobati dirinya sendiri (swamedikasi) sangat penting untuk dilaksanakan. Saya mengajak semua para apoteker yang ada di Bali untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM saat dikonfirmasi, Kamis (4/11).

  Lebih lanjut, dr. Suarjaya menyampaikan bahwa keberhasilan pemberdayaan masyarakat akan terwujud apabila dilaksanakan secara terus menerus dan didukung berbagai pihak mulai dari pemegang kebijakan, praktisi pendidik, organisasi profesi, tenaga kesehatan, kader kesehatan serta pihak lainnya. Apresiasi juga buat apoteker yang telah bersedia ditunjuk sebagai agen perubahan (Agent of Change).

  “Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis sesuai dengan kebutuhan dan dalam periode waktu yang adekuat. Diperkirakan diseluruh dunia lebih dari 50 persen obat diresepkan dan digunakan secara tidak tepat, termasuk Indonesia. Dari data riset kesehatan dasar tahun 2013 ditemukan bahwa 35,2 persen, rumah tangga menyimpan obat untuk swamedikasi dan 27,8 persen obat yang disimpan tersebut di antaranya adalah antibiotik yang diperoleh tanpa resep dokter,” ungkapnya.

  Dari data tersebut, imbuh dr. Suarjaya, terlihat gambaran adanya perilaku yang salah atau tidak rasional dari masyarakat terkait swamedikasi. Akibatnya bisa membahayakan masyarakat sendiri. Karena kemungkinan terjadi efek samping obat yang tidak diinginkan serta berdampak pada ancaman meningkatnya resistensi terhadap antibiotika.

  Pihaknya juga mengungkapkan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2014 silam telah melaksanakan pemberdayaan masyarakat melalui metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) yang dihadiri oleh 5 Kabupaten/Kota diantaranya Kota Denpasar, Badung, Jembrana, Gianyar dan Klungkung. Sedangkan pada tahun 2016-2019 untuk pelaksanaan sosialisasi Gema Cermat sudah dilaksanakan di 8 kabupaten/kota yaitu kota Denpasar, Kabupaten Tabanan, Jembrana, Buleleng, Bangli, Klungkung, Gianyar dan Badung. Namun di tahun 2020 kegiatan Gema Cermat tidak dapat dilakukan karana sedang mengalami pandemi Covid-19. Sehingga di tahun 2021 sekarang ini kegiatan Gema Cermat baru dapat terselenggara di Kabupaten Karangsem dengan mengundang apoteker.

  “Sejak tahun 2015 Kementerian Kesehatan telah mencanangkan kegiatan Gema Cermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Dimana Gema cermat merupakan upaya bersama pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran, kepedulian dan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara benar. Gerakan tersebut dinamakan Gema Cermat. Dimana melalui gerakan ini diharapkan penggunaan obat secara rasional oleh masyarakat dapat tercapai,” pungkasnya. (dha)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Buka Cabang Baru, Bumame Farmasi Berkomitmen Tekan Penyebaran Covid-19

Kam Nov 4 , 2021
Dibaca: 10 (Last Updated On: 04/11/2021)MANGUPURA-fajarbali.com | Sebagai bentuk komitmen dalam membantu Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam upaya menekan penyebaran Covid-19, Bumame Farmasi melebarkan lini pelayanannya dengan membuka cabang terbaru di Pulau Dewata.  Save as PDF

Berita Lainnya