https://www.traditionrolex.com/27 Jelang Puncak Karya Taur Tabuh Gentuh, Desa Adat Duda Laksanakan Upacara Melaspas - FAJAR BALI
 

Jelang Puncak Karya Taur Tabuh Gentuh, Desa Adat Duda Laksanakan Upacara Melaspas

(Last Updated On: 19/02/2019)

AMLAPURA-fajarbali.com | Menjelang puncak Karya Taur Tabuh Gentuh di Desa Adat Duda, Selat, Karangasem yang akan berlangsung pada tanggal 6 Maret 2019 mendatang, pagi ini Selasa (19/2/2019) dilaksanakan upacara melaspas Sanggar Tawang, Panggungan dan Pelinggih Catur Desa di Pure Puseh Desa Adat Duda yang dipuput oleh Ida Pedande Gede Putu Ngenjung dari Geria Duda.

Pemelaspasan ini merupakan simbol pembersihan terhadap tempat yang akan dipakai sebagai pelinggihan sarana (banten) dalam upacara karya mendatang. Masing masing bagian yang diplaspas memiliki fungsinya masing masing seperti Sanggar Tawang sebagai tempat ditaruhnya upakara atau banten yang ditujukan untuk alam “Swah” (atas). Panggungan untuk tempat upakara yang ditujukan ke alam “Bwah”  (tengah) dan untuk alam “Bhur” (bawah) yang langsung dilakukan diatas pertiwi atau tanah.

Prawartawa Karya, Ida Bagus Gede Suyasa, SE mengatakan, Karya Taur Tabuh Gentuh ini dilaksankan sesuai dengan awig yang ada diDesa Adat Duda yaitu pada Isaka Ngewindu atau Isaka ekor kosong. Jika dihitung kedatangan tahun Isaka Ngewindu ini relatif karena menggunakan perhitungan tahun Caka sehingga ada yang datangnya 10 tahun sekali, 11 tahun sekali, 12 tahun sekali atau bahkan 14 tahun sekali seperti yang terjadi pada karya saat ini dimana terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2005. “Setelah upacara melaspas, dudonan Karya selanjutnya yakni upacara melasti yang akan berlangsung pada tanggal 3 Maret 2019 mendatang. Upacar melasti ini akan dilaksanakan di Pantai Buitan, Manggis, Karangasem,” ujarnya. 

Dikatakanya, sebelum puncak karya nanti pada 6 Maret 2019,terlebih dahulu dilaksanakan nuut tirta dari sejumlah Pura diBali, diantaranya, Pura Ulundanau, Pura Besakih, Pura Pasar Agung, Pura Lempuyang, Tirta Segara, Pura Kentel Gumi, Pura Puser Bumi, Pura Kancing Gumi dan Pura Pancer Bumi. Saat puncak Karya, sebut IB Gede Suyasa,  upakaranya akan memakai Sarana Taur sebanyak10 ekor ayam. Selain itu, dalam sarana upakara utamanya juga memakai beberapa jenis binatang seperti Menjangan, Petu (sejenis kera), Lubak (musang), Kambing, Kerbau, Sapi dan Asu (anjing) belangbungkem serta satu ekor Anggsa.

Upacara Karya Taur Tabuh Gentuh ini sendiri merupakan sebagai bentuk wujud terimakasih kepada ibu pertiwi karena semua mahluk dibumi sudah diberikan kehidupan, serta diberikan berkah hasil bumi yang belimpah. “Karya ini bertujuan sebagai ungkapan terimakasih kepada ibu pertiwi, karena beliau tidak pernah marah kepada kita semua meskipun tingkahlaku kita ada yang baik maupun buruk,” kata Ida Bagus Suyasa.

Sedangkan, Bendesa Adat Duda, I Komang Sujana,mengatakan, dalam karya ini juga ada ritual yang dilaksanakan disetiap pelingih catur Desa, ritual ini selain memang sebagai wujud terimakasih kepada ibu pertiwi juga mengingatkan kepada generasi muda tentang batas wilayah sehingga kedepan tidak lagi terjadi konflik permasalahan mengenai batas Desa. “Sebelum karya ini, terlebih dahulu kami selesaikan masalah batas Desa dengan berkordinasi juga bersama Desa Tetangga serta membuat pelinggih agar kedepan tidak lagi menjadi konflik,” ujar Komang Sujana.

Dalam ranglaian Taur Tabuh Gentuh ini, akan dilaksanakan di 21 tempat berbeda. Pada pagi harinya akan dilangsungkan di 10 tempat yakni ditengah tengah dan penyirang Desa. Sedangkan sore hari sekitar pukul 14.00 wita dilanjutkan di 11 tempat lainnya seperti di Penyatur Desa dan di Pura Desa. Disatu sisi, Desa Adat Duda sendiri terdiri dari 27 Banjar Adat dengan 16 Banjar Dinas dan 3 Desa. Selain itu juga ada 3 Banjar yang berada di wilayah Desa  Ulakan, Manggis yang masuk ke Desa Adat Duda seperti Banjar Abiancanang Kaje dan Kelod serta Banjar Lemo, dengan jumlah penduduk sekitar 3.700 Kepala Keluarga.

Untuk anggran Karya sendiri menurut Prawartawa Ida Bagus Suyasa sebanyak Rp. 3.076.000.000,00. Dana tersebut berasal dari dana punia tanpa adanya pungutan peturunan dari warga. “Warga tidak dikanakan pesuan, seluruh dana berasal dari punia, dan Rp. 1 Miliar diantaranya dana punia dari LPD yng sudah dianggarkan sejk tahun 2016,” ujarnya menambahkan. (bud)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Jelang Pemilu, Polresta Denpasar Antisifasi Penyebaran Berita Hoax

Sel Feb 19 , 2019
Dibaca: 12 (Last Updated On: 19/02/2019)DENPASAR-fajarbali.com | Memasuki Pemilu yang akan berlangsung 17 April mendatang, Kapolresta Denpasar Kombespol Ruddi Setiawan meminta jajarannya untuk mengawal Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) agar berjalan aman, damai, sejuk dan kondusif.  Save as PDF

Berita Lainnya