BANGLI – fajarbali.com | Jelang hari raya Galungan dan Kuningan, selalu diikuti persoalan klasik berupa kenaikan berbagai kebutuhan pokok, terutama bumbu dapur. Hal ini, tentu saja menjadi keluhan masyarakat Kabupaten Bangli ditengah berbagai keperluan yang harus dibeli untuk bisa merayakan hari raya. Bahkan kenaikan harga tersebut telah terjadi, sejak dua pekan terakhir. Seperti cabai, bawang merah dan bawang putih. Ironisnya, untuk daging babi dipasaran justru mengalami peningkatan harga ditengah jebloknya harga ditingkat peternak sebagai dampak penyakit flu babi afrika (AFS) yang terjadi di sejumlah daerah di luar Bangli.
Sesuai pantauan dilapangan, Minggu (16/2/2020), harga cabai kecil merah di warung-warung telah mencapai Rp 90ribu/kg. Bawang merah Rp 34 ribu/kg, bawang putih Rp 45 ribu/kg. “Untuk harga cabai, kenaikannya terjadi secara bertahap sejak beberapa pekan terakhir. Mungkin akibat dampak cuaca buruk,” ujar Jro Astiti (56) salah seoarang warga desa Tembuku, Bangli.
Menurutnya, dampak cuaca buruk tersebut telah menyebabkan tanaman cabai petani banyak yang gagal panen. Kondisi ini, kian diperparah karena ganasnya serangan penyakit yang menyerang tanaman cabai petani seperti lalat buah, antrak dan sebagainya. “Kata sejumlah petani di desa saya, banyak tanaman cabai gagal panen akibat serangan penyakit itu. Buah cabai yang masih muda, banyak rontok,” sebutnya.
Karena itu, pihaknya juga mengaku khawatir kenaikan harga tersebut akan terus meroket jelang hari raya Galungan. Yang dikhawatirkan terutama harga daging. “Untuk yang sekarang saja, harganya sudah begitu mahal. Saya harap, pemerintah bisa melakukan operasi pasar agar harga jelang hari raya bisa dikendalikan,” tegasnya.
Secara terpisah Kasi Ketersedian dan Penyaluran Disperindag Bangli, Dewa Gede Kantor mengakui adanya kenaikan sejumlah kebutuhan jelang hari raya di Kabupaten Bangli. Disampaikan, sesuai hasil monitoring yang dilakukan pada Jumat (14/2/2020) di Pasar Yangapi, Tembuku, secara umum kondisi harga sembako relative masih stabil. Bahkan ada mengalami penurunan. “Dari hasil monitoring kita, yang mengalami kenaikan harga yakni daging ayam broiler dari Rp 37 ribu per kilo menjadi Rp 38 ribu per kilo. Sedangkan harga daging babi juga naik, dari Rp 55 ribu per kg menjadi Rp 60 ribu per kg atau naik Rp 5 ribu,” ungkapnya.
Kenaikan harga daging ayam dan babi ini, disebutkan biasa terjadi jelang hari raya Galungan. Mengingat permintaan dipasar mulai mengalami peningkatan jelang hari raya. Diperkirakan kenaikan harga tersebut, puncaknya akan terjadi besok, Senin (17/2/2020) saat hari raya Penyajaan hingga lusa, Selasa (18/2/2020) Penampahan Hari Raya Galungan. Meski demikian, pihaknya menjamin sejauh ini pasokan berbagai komuditas dan kebutuhan jelang hari raya masih aman. Karena itu, guna menekan kenaikan harga tersebut, pengawasan barang dan jasa yang beredar dipasaran akan terus diintensifkan. “Besok (Senin hari ini-red), Disperindag akan kembali melakukan pengawasan barang dan jasa yang beredar di pasaran serta memantau perkembangan harga kebutuhan pokok dan ketersediaan pasokan,” pungkasnya. (arw)