Hari Suci Saraswati, Keutamaan Ilmu Pengetahuan

MARKANDIASUMARKA

Wayan Sumarkandia, S.Pd.H., M.Pd.

HARI  Suci Saraswati dirayakan setiap enam bulan (210 hari sekali) dalam perhitungan kalender wuku, yakni pada hari Saniscara Umanis wuku Watugunung sebagai hari Piodalan Sang Hyang Aji Saraswati atau dimaknai sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan.

Kata Saraswati berasal dari kata Saras yang berarti "yang mengalir" dan Wati yang berarti “memiliki sifat” jadi Saraswati berarti sesuatu yang terus mengalir, dalam konteks ini yang di maksud adalah ilmu pengetahuan yang terus mengalir kepada umat yang terus belajar.

Implementasi hari suci saraswati hendahnya tidak dimaknai hanya sebatas ritual saja tetapi juga hendaknya diikuti dengan tindakan belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan.

Sejalan dengan yang dinyatakan dalam Manawa Dharmaçastra IV.19 : Buddhi wrddhi karanyacu dhani ca hitani ca, nityam çatranya wekseta nigamamçcaiwa waidikan. Yang artinya “Hendaknya ia setiap hari memperdalam ilmu pengetahuan misalnya kesusasteraan klasik, kesusasteraan kuno, filsafat ilmu ekonomi, ilmu obat-obatan, astrologi, dll.

Yang dengan cepat akan menumbuhkan kebijaksanaan, mempelajari segala yang mengajarkan bagaimana mendapatkan harta, segala yang berguna untuk hidup keduniawian dan demikian pula mempelajari Nigama yang memberi keterangan – keterangan tentang Weda”.

Seloka di atas secara tidak langsung memberikan nasihat kepada kita untuk terus belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan karna ilmu pengetahuan itu sangat utama sebagai bekal menjalani kehidupan. Dalam Catur Asrama, Brahmacarya merupakan tahapan awal seorang manusia mulai belajar dan membekali diri untuk mempersiapkan diri menuju tahapan selanjutnya yakni Grhasta, Wanaprasta dan Sanyasin.

Menurut Kuri (2016) adapun manfaat ilmu pengetahuan bagi kita sebagai umat Hindu, adalah (1) Melenyapkan ketidaktahuan/kegelapandan kebodohan (Awidya). Ketidahtahuan kita akan lenyap dengan kita belajar dan berguru atau dengan mengikuti pendidikan baik formal dan nonformal khususnya pendidikan agama Hindu.

BACA JUGA:  Satu Buah Sarkofagus Ditemukan Di Desa Tegallinggah

Agar kebdodohan (Awidya) lenyap, sehingga kita mampu memperoleh kesejahteraan lahir dan batin. (2) Mampu membedakan benar dan salah, baik dan buruk. Setiap manusia pasti mempunyai hati nurani, oleh sebab itu manusia dalam ajaran Hindu mampu mempertimbangkan apa yang akan diperbuatnya sebelum melakukan pekerjaan.

Selain mempunyai hati nurani agama Hindu mempunyai norma atau aturan yang mengikat (Etika) sebagai rambu-rambu atau batasan-batasan seseorang untuk melaksanakan kehidupan sosial dimasyarakatsehingga mengetahui dan mampu memilah-milah mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk.

(3) Mampu melaksanakan ajaran agama dimasyarakat. Menganut agama tertentu secara tradisional tidak berubah-ubah sepanjang hidup seseorang. Hari Suci Saraswati dirayakan oleh umat Hindu kususnya di Bali sebagai peringatan hari turunnya ilmu pengetahuan menunjukan bahwa ilmu pengetahuan itu sangat dimuliakan.

Dengan ilmu pengetahuan seseorang akan memperoleh kesejahtraan, kebahagiaan dan mampu menolong dirinya bebas dari kesengsaraan. Perayaan hari suci Saraswati diharapkan dapat menjadi momentum bagi umat Hindu untuk dapat menumbuhkan kesadaran untuk terus bergerak menuju kecerdasan intelektual dan kesadaran spiritual.***

(Penulis merupakan dosen di Universitas Ngurah Rai).

 

 

Scroll to Top