DENPASAR - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Desa adat sebagai kekuatan 'inercycle' Masyarakat Bali terbukti mampu mengatasi berbagai ancaman yang melanda Bali. Hal itu dikarenakan di Desa Adat terdapat modal sosial dan modal kultural yang bertumbuh kembang. Konsep empu kuturan ini telah mampu menjawab dinamika perkembangan zaman.
Di Pulau Bali terjadi berbagai cobaan yang mengancam seperti Bom Bali. Insiden itu telah mampu membuktikan Desa Adat hadir sebagai perekat keadaban dan perekat kohesifitas sosial kultural untuk menjaga spirit kesatuan dan persatuan dalam wajah multikultural sehingga dalam waktu relatif singkat Bali Bangkit kembali dan cepat survive.
Kini dalam konteks Dharma Agama dan Dharma Negara kembali Desa adat mendapat Mandat yang lebih berat. Ibaratnya menjadi komando melawan musuh yg tidak kelihatan. Tugas ini menjadi mulia karena memang yang terancam adalah keselamatan warga masyarakatnya, atas potensi kesehatannya yang membahayakan jiwa raganya atas perkembangan gerak musuh yang tidak kelihatan itu bernama virus corona (covid-19) yang berkembang menjadi pandemi dunia dan nasional.
Terkait dengan sinergitas Pemerintah dengan Desa Adat sebagai komando Teritorial menangkal penyebaran virus covid-19 tentu sudah dibekali Regulasi oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah kabupaten dan kota di seluruh Bali yang dikordinasikan bersama Pemerintah Desa dan Kelurahan sebagai suprastruktur Pemerintah terdepan. "Kita berharap Desa Adat sebagai kekuatan infrastruktur sosial juga dialokasikan anggaran dari APBD Provinsi dan APBD kota," ungkap anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar, AA. Ngurah Gede Widiada, Senin (6/4/2020).
Hal itu penting untuk cepat dapat bergerak sebagai satgas covid-19 dalam menyusun perencanaan dan program aksi yang cepat dan strategis, mengkoordinasikan segala data dan potensi desa adat untuk menyusun mapping yang memang memerlukan supervisi melibatkan potensi warga atau pemerintah sehinga mampu memprediksi apa antisipasi tantantangan kedepan yang mesti di antisipasi. Mengingat Desa Adat lewat Banjar adat lebih paham kondisi lingkungannya sehingga antisipasi dini cepat terdeksi.
Sosialisasi Protap Medis dengan penyadaran Nalar ilmiah juga harus terus dilakukan. Dengan demikian peran Puskemas yang ada di masing-masing wilayah wewidangan sangat penting ikut menopang. Peranan TNI/ Polri bersama pecalang juga sangat diperlukan untuk antisipasi keamanan dan kenyamanan warga serta langkah inteligen guna mendeteksi potensi perkembangan virus yang mungkin terjadi akibat kurang disiplinnya masyarakat untuk taat kepada protap Medis dan himbauan pemerintah.
Menurut Widiada hal itu bisa dilakukan dengan pendekatan keamanan yang berbasis komunikasi dan kalau tetap membadel bisa dilakukan pendekatan memaksa. "Ini untuk keselamatan kita bersama. Semoga semua segera dapat diaplikasikan dan dikordinasikan sehingga secepatnya progaram aksi bisa dilakukan dan berjalan lancar oleh satgas covid-19 Desa adat di seluruh Bali," tandas ketua Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar ini.
Bagi Widiada, hal ini tentu merupakan ujian berat untuk membela tanah Bali dan warga masyarakat Bali. "Kita berharap semua warga Bali ikut memberi solusi dan taat untuk kebaikan dan keselamatan kita bersama," pungkas Panglingair Puri Peguyangan ini sembari menekankan
walau sudah ada dana desa dan dana untuk desa adat, untuk Desa adat sebagai satgas dan posko Cobid-19 harus ada tambahan dana untuk program aksi yang akan dilakukan membantu masyarakatnya kedepan. (car).