https://www.traditionrolex.com/27 Ekonomi dan Pariwisata Masih akan Terdampak Akibat Lonjakan Covid-19 - FAJAR BALI
 

Ekonomi dan Pariwisata Masih akan Terdampak Akibat Lonjakan Covid-19

(Last Updated On: 16/07/2021)

DENPASAR-fajarbali.com | Selama pandemi Covid-19 tidak terkendali atau tertangani dengan baik, maka ekonomi ke depannya masih akan terus terdampak. Untuk itu diperlukan peran semua pihak, baik itu pemerintah, masyarakat, maupun pelaku usaha untuk bersama-sama mendukung berbagai kebijakan untuk mengendalikan bertambahnya kasus positif Covid-19 lewat pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dan taat protokol kesehatan 6M.


Praktisi ekonomi, Agus Fredy Maradona mengatakan, pengendalian tingkat pertambahan kasus Covid-19 di Bali, termasuk melalui progran vaksinasi adalah syarat mutlak bagi perbaikan perekonomian Bali. Secara umum, terang Fredy mengingat perekonomian Bali sangat bergantung pada sektor pariwisata, maka pemulihan perekonomian Bali akan sangat ditentukan oleh pulihnya sektor pariwisata.

“Saya berpandangan bahwa pulihnya sektor pariwisata akan sangat ditentukan oleh kapan kita benar-benar siap hidup berdampingan dengan Covid-19, seperti yang telah diumumkan oleh pemerintah Singapura,” ujarnya, Senin (12/7/2021).

Menurutnya, pemulihan perekonomian Bali saat ini mutlak bergantung pada pembukaan sektor pariwisata terutama bagi wisatawan mancangera. Untuk itu, ia meminta masyarakat agar mendukung dan kawal rencana pemerintah untuk membuka sektor pariwisata Bali bagi wisatawan mancanegara.

Baca juga :
Golkar Bali Minta Maksimalkan Program Simantri Yang Berubah Jadi Sipadu
Lampu Penerangan Jalan selama PKKM Darurat Dipadamkan

Ia tidak memungkiri tentu ada kekhawatiran mengenai penyebaran virus corona. Untuk itu persiapan secara menyeluruh harus segera dilaksanakan, misalnya terus percepat program vaksinasi di Bali (yang saat ini sudah berjalan), misalnya program vaksinasi berbasis banjar, yang pelaksanaannya tanpa prosedur yang berbelit-belit.

“Selanjutnya tentunya masyarakat harus terus disiplin melaksanakan protokol kesehatan secara ketat seperti penerapan 6M yaitu memakai masker standar dengan benar, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi bepergian, meningkatkan imun dan mentaati aturan, tidak berkerumun dan membatasi aktivitas di tempat umum/keramaian harus menjadi adaptasi baru. Ketika pariwisata benar-benar dibuka bagi wisatawan mancanegara, maka perlu juga disiapkan mekanisme untuk memonitor kondisi kesehatan wisman. Nantinya, sedapat mungkin kesehatan wisman dipastikan selalu terjaga selama berlibur di Bali,” terangnya.

Jangan sampai justru wisman melaporkan terjangkit Covid-19 setelah kembali ke negaranya, dan Bali disalahkan sebagai tempat penyebaran Covid-19. Jika hal ini terjadi, maka kepercayaan masyarakat internasional terhadap Bali akan hilang, dan akan berdampak buruk terhadap upaya pemulihan pariwisata Bali. (dha)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Monyet Liar Serang Perkebunan Warga di Buahan Kaja, Komoditas Salah, Pisang dan Manggaterang Dijarah

Jum Jul 16 , 2021
Dibaca: 19 (Last Updated On: 16/07/2021)GIANYAR-fajarbali.com | Di saat pandemi covid melanda, sebagian warga mulai terjun serius untuk bertani guna menopang dapurnya. Namun hal ini tidak semulus harapan. Seperti yang dialami sebagian petani di Desa Buahan Kaja, sampai ke Banjar Bunteh, Desa Kerta. Lahan pertanian di sepanjang Sungai Siap, Desa Buahan […]

Berita Lainnya