Pengabmas PKM tentang Edukasi Kesehatan Gigi di SDN 2 Kerobokan Kaja.
MANGUPURA-fajarbali.com | Kasus karies atau gigi berlubang di Bali cukup mengkhawatirkan. Masalah ini pun mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak, tak terkecuali kalangan akademisi dari Jurusan Kesehatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Melalui pengabdian kepada masyarakat (pengabmas). Tim pengabdi menyasar sosialisasi pada anak usia dini, khususnya sekolah dasar (SD).
Tim pengabdi yang ketuai Ni Ketut Ratmini, S. SiT., MDSc dan anggota Ni Wayan Arini, S.SiT, M.Kes, serta tiga mahasiswa menyasar peserta didik SDN 2 Kerobokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung.
Ratmini menjelaskan, pengabmas yang notabene implementasi dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, dilakukan dengan skema Program Kemitraan Masyarakat bertema “Pemberdayaan Kelompok Tutor Sebaya Sebagai Agen Promosi Kesehatan Gigi Masyarakat”.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan murid SD sebagai kaderisasi promotor kesehatan gigi untuk meningkatkan pengetahuan murid SD tentang bagaimana menyikat gigi yang benar agar gigi anak-anak SD terhindar dari penyakit karies,” jelasnya.
Ia menambahkan, pengabmas ini merupakan lanjutan dari kegitan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan pada tahun 2022 serta tindak lanjut hasil penelitian dosen Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Waktu pelaksanaannya cukup panjang, dari Mei hingga September 2024 atau selama enam bulan. Kepala sekolah dan para guru wali bertindak sebagai enumerator. Hal ini membuktikan bahwa pimpinan sekolah sangat mendukung kegiatan promosi kesehatan kepada peserta didiknya.
“Penjajagan awal sudah dilaksanakan sejak 25 April lalu, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan selanjutnya untuk melatih murid sebagai tutor, sampai terbentuk kelompok tutor yang siap menjadi pelatih teman-teman sebayanya dalam membimbing teman-teman sebayanya menyikat gigi yang benar dan cermat,” terang Ratmini.
Melakukan promosi kesehatan menyasar kelompok usia dini, lanjutnya, sangat efektif karena akan melekat dan menjadi kebiasaan baik hingga mereka dewasa kelak.
Karies, masih menurutnya, merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang sering terjadi, terutama pada anak-anak. Karies dapat terjadi karena multifactorial, yaitu host (gigi), substrat (makanan), mikroorganisme (bakteri) dan waktu.
Ketidaksadaran orangtua terhadap gejala karies gigi pada anak dan pengetahuan yang minim terkait upaya pencegahannya seringkali menjadi penyebab kemunculan masalah ini. Untuk itu, perlu dilakukan upaya sosialisasi secara berkelanjutan guna mewudukan generasi bangsa yang sehat.