Denpasar-fajarbali.com | Kembali melonjaknya kasus Covid-19 di Jawa dan Bali harus menjadi pertimbangan Pemerintah, apakah pembukaan pariwisata Bali pada Juli ini tetap dijalankan atau ditunda.
Jika mengacu pada perkembangan terakhir tingkat hunian rumah sakit di Bali yang meningkat serta tren kasus secara nasional yang naik, maka sangat wajar pembukaan pariwisata mancanegara ditunda.
Hal itu diungkapkan Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Bali I Made Kertadhuana, Kamis (1/7/2021). Menurutnya, harus ada jaminan keselamatan publik jika pariwisata dibuka. Terlebih disebutkan bahwa Bali tidak menerapkan PPKM Darurat, maka unsur kehatian-hatian harus diprioritaskan jangan sampai pembukaan pariwisata justru menjadi boomerang ditengah pandemi.
Baca Juga :
Warga Tegal Jambangan Minta Polisi Usut Pelaku Perusakan Rumah
Selama Tahun 2021, Balawista Sudah 3 Kali Penyelamatan
Kertadhuana menambahkan, regulasi tentang syarat masuk Bali juga harus dievaluasi setidaknya orang yang masuk ke Bali wajib sudah divaksin dan harus negatif Covid-19 berdasarkan hasil swab tes-PCR. “Meskipun dari segi kesiapan tentu Bali bisa dikatakan sudah sangat siap baik dari segi infrastruktur maupun capaian vaksin, tetapi kembali lagi kehati-hatian itu menjadi hal yang jauh lebih penting. Pencegahan itu lebih penting, mengingat pada situasi yang terjadi saat ini cukup mengkhawatirkan,” ujarnya.
Sementara, Praktisi Pariwisata I Nyoman Rutha Adi mengaku pasrah dengan apapun keputusan pemerintah menyangkut pariwisata saat ini. Menurutnya, rasa kecewa pasti ada jika pembukaan pariwisata kembali ditunda, namun kewenangan tetap ditangan Pemerintah sebagai regulator.
“Persiapan pembukaan pariwisata internasional sejatinya sudah dilakukan sejak 3 bulan lalu salah satunya melalui sertifikasi CHSE. Namun, harapan kami selaku pelaku pariwisata terancam buyar lantaran kembali meningkatnya angka kasus Covid-19 di Bali. Dengan kondisi saat ini, dimana bertambahnya kasus Covid-19 di seluruh Indonesia termasuk Bali, saya kira ini akan terancam ditunda lagi, penundaan pariwisata ini sangat menyedihkan bagi kalangan dunia pariwisata Bali,” pungkasnya. (dha)