https://www.traditionrolex.com/27 Buleleng Kekurangan Alat Rapid Test Dewan Sidak Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng - FAJAR BALI
 

Buleleng Kekurangan Alat Rapid Test Dewan Sidak Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng

(Last Updated On: 27/04/2020)

SINGARAJA – fajarbali.com | Kabupaten Buleleng saat ini tidak bisa melangsungkan pelaksanaan rapid test yang dilakukan kepada para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sudah menjalani karantina selama 14 hari. Adanya kehabisan alat rapid test itu membuat beberapa para PMI yang sudah tidak sabat menunggu agar dilakukan rapid test setelah menjalani karantina selama 14 hari mengeluh. Dengan hal itu, Wakil Rakyat yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Buleleng yakni Ketua Komisi IV DPRD Luh Hesti Ranitasari, Senin (27/4/2020) siang melakukan sidak ke Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng.

 

 

Kedatangan srikandi dari Partai Demokrat itu ingin memastika kalau Buleleng kekurangan akan alat rapid test dimana dalam kedatangannya itu diterima langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng I Gusti Mahapramana. Pertemuan antara wakil rakyat DPRD Kabupaten Buleleng di ruangan Kadis itu berlangsung tertutup oleh awak media.

Menurut Rani saat dikonfirmasi seusai pertemuannya itu menuturkan kalau benar Kabupaten Buleleng kekurangan terhadap alat rapid test yang membuat para PMI yang sudah menjalani karantina 14 hari belum bisa dilakukan rapid test.”Memang setelah kami tanyakan hal itu, Buleleng kekurangan dengan alat rapid test. Nanti kami akan sampaikan kepada para PMI yang sudah menjalani karantina 14 hari yang belum bisa dilakukan rapid test karena alat habis,”akunya. Bahkan dengan adanya hal itu, lanjut Rani, dimana pihak pemerintah daerah telah mengusahakan untuk mendapatkan alat rapid test baik dengan jalan pemesanan dan permohonan ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Bukan hanya itu bahkan pihaknya mengakui kalau anggaran yang dimiliki pemerintah daerah dalam pengadaan alat rapid test sudah ada namun yang sangat disayangkan Karena memang untuk alat rapid test langka sehingga sulit didapatkan.”Kalau usaha yang dilakukan pemerintah sudah terus melakukan loby baik itu kepusat, Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan bila berbicara anggaran kita di daerah sudah siap namun yang menjadi masalah karena alat rapid testnya yang mengalami kelangkaan sehingga kita sulit mencari karena semua daerah yang membutuhkan itu,”imbuhnya.

Pihaknya juga mengingatkan kepada pemerintah daerah agar terus melakukan pemesanan baik yang dilakukan dengan jalan membeli atau memohon ke pemerintah pusat atau Provinsi sehingga alat rapid test yang sedang dibutuhkan para PMI tidak mengalami kekosongan.”Harapan kami kedepannya pemerintah agar terus melakukan pemesanan terhadap alat tersebut sehingga kita di Buleleng tidak lagi mengalami kekosongan seperti halnya sekarang dan pemerintah harus bisa memprediksi berapa alat rapid test yang diperlukan dalam hal ini dan hal itu jauh hari harus sudah ada permohonan agar tidak menunggu habis stoknya di Buleleng,”tuturnya mengingatkan.

Terus bagaimana tanggapan Kadis Kesehatan Kabupaten Buleleng I Gusti Mahapramana? Pria yang memiliki latar belakang seorang dokter itu saat dikonfirmasi beberapa awak media malah berpaling muka dari para wartawan. Dirinya memilih menutup mulut tidak mau memberikan komentar terkait habisnya alat rapid test yang ada di Kabupaten Buleleng.”Maaf saya tidak bisa memberikan keterangan,”ucapnya singkat. Dilain sisi menurut Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Gede Suyasa saat dikonfirmasi terpisah mengakui kalau alat rapid test yang dimiliki Buleleng mengalami kehabisan. Hal itu diakibatkan karena Kabupaten Buleleng menggelar pelaksanaan rapid test missal selama tiga hari yakni dari hari Jumat (17/4/2020) hingga Minggu (19/4/2020) yang lalu.

”Memang alat rapid test yang ada di Kabupaten Buleleng sempat mengalami kehabisan. Hal itu diakibatkan kita di Buleleng telah menggelar rapid test missal sebanyak 1.228 orang PMI yang dilaksanakan selama tiga hari,”akunya. Dimana tutur Suyasa semua PMI yang telah melakukan rapid test tersebut para PMI yang sudah selesai menjalankan massa karantina selama 14 hari. Dari kehabisan alat rapid test tersebut pemerintah daerah melalui dinas kesehatan Kabupaten Buleleng telah memohon alat rapid test sebanyak 1.000 yang ditujukan kepada pemerintah Provinsi Bali.

”Untuk rapid test kita sudah memohon kepada perovinsi Bali sebanyak 1000 alat rapid test dan kami harapkan juga alat tersebut secepatnya dikirimkan ke Kabupaten Buleleng sehingga para PMI yang sudah habis melakukan masa karantina 14 hari agar bisa melakukan rapid test,”imbuhnya. Disisi lain, Suyasa menyebutkan dari hasil rapid test massal yang dilaksanakan selama tiga hari, ada sebanyak 26 PMI yang berstatus sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG). Namun dua diantaranya sudah diperbolehkan pulang, karena setelah dilakukan swab dua kali, hasilnya negatif dari virua corona. Sementara sisanya, masih menunggu swab kali ke dua.

”Dimana hasil rapid test masal yang dilakukan dimana sebanyak 26 PMI yang sudah menjalani dan berstatus Orang Tanpa Gejela (OTG) dimana dua diantaranya sudah diperbolehkan pulang karena telah dilakukan tes swab dan yang lainnya belum dilakukan tes swab karena belum mencukupi waktu dalam menjalankan masa karantina selama 14 hari,”tutupnya. (ags).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

DBD Kembali Telan Korban Kali Ini Siswa SD Harus Hembuskan Nafas

Sen Apr 27 , 2020
Dibaca: 6 (Last Updated On: 27/04/2020)SINGARAJA – fajarbali.com | Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ada di Kabupaten Buleleng, Aedes Aegypti Kembali Makan Korban. Kali ini seorang bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Komang Sri Wahyuni (12) asal Desa Sudaji, Kecamatan Sawan harus menghembuskan nafasnya terakhir lantaran terserang ganasnya […]

Berita Lainnya