Bitcoin Kembali Sentuh ATH Baru & Catat Peningkatan Kapitalisasi Pasar, Reli Jangka Panjang di Depan Mata?

JAKARTA-fajarbali.com | Bitcoin kembali menyentuh All-Time-High (ATH) baru di
angka $94.000 pada pukul 02:00 dini hari (20/11/2024). Saat ini, Bitcoin masih terkonsolidasi di area $92.000 dengan dominasi kapitalisasi pasar di angka 59,35%, mengacu data Coinmarketcap.

Selain mencetak ATH baru, Bitcoin juga mencatatkan peningkatan kapitalisasi pasar Bitcoin yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan, Bitcoin menggeser Meta (Facebook), perak, dan baru-baru ini Saudi Aramco, yang merupakan perusahaan terbesar di Asia. Peningkatan tersebut selain meningkatkan kredibilitas dan legitimasi Bitcoin juga semakin membuktikan posisi Bitcoin sebagai instrumen investasi strategis di tengah tren pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini, di mana inovasi teknologi menjadi faktor pendorong utama meningkatnya nilai. Jan van Eck, CEO perusahaan keuangan ternama AS yang juga menjadi penerbit ETF Bitcoin dan Ethereum spot, serta telah mengajukan aplikasi untuk ETF Solana spot, VanEck, turut memaparkan pandangannya terkait proyeksi kapitalisasi pasar Bitcoin. Berdasarkan analisis komparatifnya, Jan memproyeksikan kapitalisasi pasar Bitcoin pada akhirnya akan mencapai setengah dari total kapitalisasi pasar emas.

Merespon kondisi tersebut, Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan jika melihat data yang ada saat ini di mana kapitalisasi Bitcoin berada di angka $1,8 triliun dan emas di angka $17,6 triliun, proyeksi tersebut menargetkan angka setidaknya $8,8 triliun atau hampir 5x lipat dari kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini. “Tidak hanya VanEck, beberapa pelaku industri lainnya juga turut memaparkan pandangan optimisnya terkait potensi kenaikan harga Bitcoin, seperti CEO MicroStrategy, Michael Saylor, misalnya yang memproyeksikan harga Bitcoin akan menyentuh $100 ribu sebelum akhir tahun ini. Sentimen positif terkait outlook regulasi crypto AS turut menjadi katalis berkembangnya optimisme tersebut,” jelasnya.

Selain itu, komitmen pemimpin The Fed Jerome Powell untuk terus mengawal tren kebijakan suku bunga yang telah cukup berhasil menekan inflasi dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi juga menjadi faktor yang membuat investor crypto cukup optimis akan adanya penurunan suku bunga pada pertemuan FOMC Desember nanti, meskipun hal itu sepertinya akan semakin menghadapi ketidakpastian. Institusi seperti Nomura dalam laporannya bahkan memprediksi The Fed akan menahan suku bunga pada pertemuan Desember nanti.

Terlepas dari itu, Fahmi melanjutkan, optimisme yang berkembang dalam beberapa hari terakhir ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar bagi Bitcoin. Saat ini Bitcoin dapat dikatakan sedang berada dalam fase price discovery pasca terciptanya level harga tertinggi baru.

“Bitcoin kemungkinan masih akan mencetak beberapa level harga tertinggi baru lagi dari titik ini mengingat area konsolidasi yang berada pada level lebih tinggi dari sebelumnya. Namun, kekuatan reli Bitcoin akan bergantung pada di mana level harga yang akan membuat long term holder kemudian mulai memutuskan untuk menjual, dan short term holder mulai akan berpikir dua kali untuk mengakuisisi Bitcoin. Saat ini keduanya belum terlihat mengalami perubahan signifikan, meskipun sebagian long term holder sudah terlihat mulai melakukan aksi profit taking.”

Mengacu data UTXO Age platform analitik data IntoTheBlock, komposisi long term holders versus short term holders Bitcoin masih belum terlalu banyak berubah. “Kelompok short term holders yang sebelumnya telah menyimpan Bitcoin selama 3-6 bulan terlihat banyak yang masih mempertahankan kepemilikan Bitcoinnya di bulan ini terlepas dari kenaikan harga yang terjadi, meskipun beberapa long term holder dalam kelompok 12-18 bulan telah terlihat melakukan aksi profit taking ” imbuhnya.

Secara keseluruhan, data usia UTXO IntoTheBlock mengindikasikan situasi saat ini yang masih belum mendekati periode peak bagi harga Bitcoin dengan komposisi short term holder, yakni mereka yang memiliki dan menyimpan Bitcoin selama kurang dari 12 bulan, masih berada di angka 36,12%. “Angka tersebut masih relatif cukup jauh jika dibandingkan dengan situasi yang terjadi pada periode puncak siklus bullish sebelumnya pada 8 November 2021 di mana komposisi holder Bitcoin di bawah 12 bulan berada di angka 45,53%,” ungkapnya.

Berbeda dengan indikator UTXO IntoTheBlock, indikator Euforia Bitcoin CryptoQuant mengindikasikan dua potensi kemungkinan yang saling bertolak belakang. “Indikator yang mengukur euforia pasar melalui komposisi pemilik Bitcoin yang berada pada situasi profit tersebut memvalidasi sedang terjadinya situasi price discovery. CEO CryptoQuant melalui cuitannya di media sosial X turut menyatakan bahwa situasi yang dipaparkan oleh indikator tersebut dapat diartikan sebagai peak dari reli yang sedang terjadi atau justru bottom dari reli parabolik yang mungkin akan terjadi,” kata Fahmi.

Oleh karena itu, Fahmi menjelaskan di tengah potensi positif dan koreksi tersebut, investor perlu memantau kondisi pasar secara lebih seksama. “Penting bagi investor untuk melakukan riset dan analisis yang baik guna memilih aset dengan potensi pertumbuhan dan tingkat risiko yang sesuai dengan profil investasi masing-masing. Bagi investor yang cenderung mengutamakan fundamental suatu aset, dapat berinvestasi di aset crypto yang memiliki kapitalisasi pasar dan likuiditas yang besar. Reku turut menyediakan fitur Reku Packs di mana investor bisa berinvestasi pada berbagai crypto blue chip termasuk Bitcoin dalam sekali swipe untuk memudahkan diversifikasi,” jelasnya.

Scroll to Top