FOTO: Jero Gede Batur Duhuran (kiri) dan Jero Penyarikan Duuran Batur, ditemui di Pura Segara Ulun Danu Batur, Kintamani, Bangli, Minggu (8/10/2023).
BANGLI – fajarbali.com | Desa Adat Batur, Kintamani, Bangli, melaksanakan Karya Agung Danu Kerthi, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung, Bakti Pakelem ring Segara lan Puncak Gunung Batur, Mapaselang lan Mapadanan di Danau Batur dan Gunung Batur pada Sabtu, 14 Oktober 2023.
Upacara tersebut dilaksanakan sebagai bentuk ucapan terima kasih atas anugerah alam kepada Tuhan Yang Maha Esa, khususnya ke hadapan Ida Bhatari Dewi Danuh, manifestasi Tuhan yang diyakini umat Hindu Bali berstana di Gunung Batur.
Rangkaian karya agung itu dimulai dari 11 hingga 20 Oktober 2023 di Pura Segara Ulun Danu Batur-Pura Jati. Namun, persiapan kegiatan telah dimulai sejak awal September.
Pangemong Pura Ulun Danu Batur sekaligus Manggala Prawartaka Karya Jero Gede Batur Duhuran, Minggu (8/10/2023), mengatakan bahwa upacara yang digelar didasarkan kepada naskah suci lontar Rajapurana Pura Ulun Danu Batur, khususnya pada lontar Pratekaning Usana Siwa Sasana.
Menurut lontar tersebut, para pemimpin, orang suci, serta intelektual Bali wajib bersama-sama masyarakat wajib menjaga kelestarian dan kesucian Danau Batur.
“Sang Mawa Rat atau pemimpin, para ksatria, patih Bali, orag-orang suci seperti Brahmana Buda, Brahmana Luwih, serta Brahmana Bawusastra harus ingat dan menjaga kelestarian danau melalui upacara abhiseka kreti di Danau Batur. Abhiseka kreti inilah yang diterjemahkan oleh leluhur kami sebagai pakelem di segara danu dan gunung atau disebut sebagai danu kerthi,” Kata Jero Gede di Segara Ulun Danu Batur.
Jero Gede mengatakan secara niskala upacara tersebut sangat terkait dengan upaya menjaga keharmonisan alam, sebab Danau Batur merupakan sumber air yang sangat sentral bagi Bali.
Secara tradisional, di dalam lontar Rajapurana Pura Ulun Danu Batur disebut bahwa air Danau Batur mengalir ke daerah di bagian selatan maupun utara Pulau Bali, sehingga masyarakat subak yang di zona kawasan itu menjadikan Pura Ulun Danu Batur sebagai Pura Panguluning Subak.
“Interaksi yang muncul dapat kita lihat melalui persembahan sarin tahun yang adalah hasil panen masyarakat subak di zona kawasan aliran air Batur itu ketika pujawali Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur. Selain itu, masyarakat subak juga secara rutin memohon tirtha pakuluh ketika baru akan membuka lahan maupun ketika seandainya sawahnya diserang hama ke Pura Ulun Danu Batur,” kata Jero Gede.
Jero Gede melanjutkan, terkait dengan pelaksanaan upacara Danu Kerthi, pihaknya pun mempersilakan seluruh umat Hindu di Bali maupun Nusantara untuk bersembahyang selama Ida Bhatari nyejer di lokasi upacara, kecuali pada saat Nyepi Karya yang dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2023, di mana aktivitas di Danau dan di Gunung Batur dihentikan sementara.
“Jadi, ini adalah upacara yang jarang, Hanya dilakukan setiap lima tahun sekali, sehingga kami mempersilakan bagi umat untuk tangkil sembahyang, termasuk melaksanakan ayah-ayahan selama Ida Bhatari nyejer,” kata dia.
Upacara Danu Kerthi yang dilaksanakan pihaknya tahun ini akan sama dengan ritual yang digelar pada 12 Desember 1919 atau 104 tahun yang lalu. Menurut lontar Pratekaning Usana Siwa Sasana Rajapurana Pura Ulun Danu Batur, pelaksanaan upacara abhiseka kreti di Danau Batur menggunakan tiga ekor kerbau dan seekor babi hitam.
“Petikan lontar tersebut kemudian dikuatkan dengan data yang diberikan kepada kami oleh tim kajian Warisan Budaya Dunia Subak. Pada lembar ketikan itu diterangkan tiga ekor kerbau dan seekor babi yang dikurbankan secara lebi rinci pada upacara tahun 1919,” kata dia.
Dirincikan, 3 ekor kerbau dan seekor babi itu dikurbankan menurut arah mata angin, yakni di timur seekor kerbau yosbrana, di selatan kerbau sebulu, di barat seekor babi seharga 1.000 kepeng, dan di utara seekor kerbau cemeng. Secara keseluruhan akan menggunakan 9 ekor kerbau, di mana masing-masing 3 ekor kerbau dikurbankan sebagai pakelem ke danau, seekor kerbau di puncak Gunung Batur Kanginan, seekor kerbau di puncak Gunung Batur Kawanan, seekor kerbau di Segara Watuklotok, serta 3 ekor lagi sebagai kelengkapan upacara yang lain.
Beberapa rangkaian ritual telah berlangsung, dari kemarin dengan dilaksanakan ritual nuwur pakuluh (air suci) di beberapa pura kahyangan jagat di Bali, serta 5 gunung di Jawa dan Lombok, yakni Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Raung, Gunung Salak, dan Gunung Rinjani.
Pada 11 Oktober 2023 akan dilaksanakan upacara Pangodal Ida Bhatara sekaligus Melasti ke Segara Watuklotok. Ritual akan dimulai pada pagi hari di Pura Ulun Danu Batur, di mana pralingga-pralingga serta arca Ida Bhatari-Bhatara akan diturunkan dari tempatnya dan diusung menuju Pura Segara Watuklotok.
Iring-iringan akan berjalan sekiitar pukul 08.00 WITA dari Pura Ulun Danu Batur melewati Jalan Raya Batur-Penelokan kemudian berbelok ke kiri menuju Jalan Sekardadi-Kayuambua. Sampai di simpang Kayuambua, iring-iringan akan melalui Jalan Raya Susut-Bangli hingga berbelok ke selatan di simpang tiga Jalan Kesumayudha melalui Jalan Brigjen Ngurah Rai-Jalan Merdeka Bangli.
Iring-iringan terus melaju ke selatan hingga sampai di pertigaan Sidan, Gianyar ke timur melalui Jalan Raya Tulikup sampai di Jalan Raya Banjarangkan. Rombongan akan berbelok ke selatan di simpang Jalan Raya Banjarangkan-Jalan Melasti II; melalui Jalan Banjar Losan hingga sampai di Jalan Bypass Ida Bagus Mantra.
Selanjutnya, rombongan akan berjalan ke arah timur melalui Bypass Ida Bagus Mantra dan berbelok ke kanan melalui Jalan Pantai Klotok. Balik dari Pura Segara Watuklotok, rombongan akan kembali melalui Jalan Bypass Ida Bagus Mantra ke arah timur, kemudian berbelok ke arah utara menuju Kota Klungkung.
Di Catuspata Klungkung rombongan akan bergerak ke arah utara menuju Jalan Raya Besakih hingga melalui Desa Suter dan sampai di Penelokan. Dari Penelokan iring-iringangan akan turun melalui Jalan Raya Penelokan-Kedisan hingga sampai di Pura Segara Ulun Danu Batur-Pura Jati.
“Terkait dengan Ida Bhatari Ratu Lunga Melasti, kami memohon permakluman kepada masyarakat umum yang menggunakan jalan pada waktu-waktu tersebut karena pasti akan mengganggu arus lalu lintas. Kami memohon waktunya sejenak sembari mengarahkan untuk mencari jalur alternatif,” kata Jero Gede.
Selain itu, sehari setelah puncak upacara atau tepatnya pada 15 Oktober 2023 akan dilaksanakan Nyepi Karya. Sesuai dengan Pengumuman No. PG.01/BKSDA.BI-1/TU/10/2023 tentang Penutupan Sementara Kegiatan Pendakian Gunung di Taman Wisata Alam Gunung Batur Bukit Payang yang dikeluarkan Kepala Balai KSDA Bali, pendakian Gunung Batur akan ditutup sementara pada 14-15 Oktober 2023.
“Sesuai surat tersebut, kami juga mengajak seluruh masyarakat, khususnya umat Hindu di Bali untuk bersama ngrestitiang karya,” harap Jero Gede. Karya agung tersebut akan melibatkan belasan ribu umat. (Gde)