(ki-ka): I Putu Gede Rahman Desyanta, Cindy Nattaya, dan I Putu Yuliarta.
DENPASAR-fajarbali.com | Bali bakal menjadi tuan rumah even penting, bertajuk Bali Blockchain Summit 2024 akan diselenggarakan pada 20 Agustus 2024 di Dharma Negara Alaya, Denpasar, dengan tema “Membangun Fondasi Kedaulatan Digital untuk Inovasi Berkelanjutan”.
Acara ini akan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dari berbagai sektor, termasuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, serta perwakilan dari pemerintah pusat dan daerah, komunitas bisnis, akademia, dan komunitas blockchain lokal maupun global.
Dengan Indonesia menghadapi tantangan besar dalam perlindungan data dan kedaulatan digital, blockchain muncul sebagai solusi potensial untuk memperkuat infrastruktur digital negara ini.
Teknologi ini memungkinkan desentralisasi kontrol data dan meningkatkan keamanan serta privasi pengguna, menjadikan adopsi blockchain sangat relevan untuk masa depan digital Indonesia.
Demikian dijelaskan Penanggung Jawab Bali Blockchain Summit I Putu Gede Rahman Desyanta, kepada awak media, Jumat (16/8/2024) di Denpasar. Ia meyakini, blockchain akan menjadi sebagai solusi potensial.
Mata uang kripto (cryptocurrency) dan NFT (non-fungible token) mungkin sudah tidak asing di telinga. Dua hal ini adalah segelintir penerapan teknologi blockchain. Ke depan, blockchain diprediksi menjadi basis teknologi digital dengan beralihnya dunia ke era Web3.
“Blockchain dapat menjadi pintu masuk kedaulatan digital lantaran menerapkan prinsip desentralisasi. Berbeda dengan teknologi jaringan konvensional saat ini yang tersentralisasi, yang jika sentralnya diserang atau pun terjadi kegagalan fungsi akan berdampak kepada seluruh data di dalamnya,” jelas Desyanta.
Oleh karena itu, data publik dengan sistem saat ini sangat rentan beralih tangan dan disalahgunakan. Masyarakat sebagai pemilik data digital itu tidak memiliki kontrol atas datanya sendiri. Blockchain disebut bisa mengembalikan kedaulatan digital ini ke sang pemilik data.
Blockchain dapat mendorong transformasi tata kelola data digital. Atas prinsip desentralisasi, data yang awalnya terpusat di satu titik server (blok) akan disebar ke beberapa titik yang jika satu titik diserang tidak akan berdampak ke titik-titik sebaran data lainnya.
“Blockchain itu punya tiga lapisan yaitu advanced encryption, public key, private key; kemudian mekanisme desentralisasi; konsensus; dan ekonomis,” ujarnya.
Ketika jaringan blockchain diretas dan data di dalamnya diambil, peretas akan berhadapan dengan advanced encryption, kode abstrak yang tidak terbaca manusia. Kode ini baru bisa dibuka kalau peretas memiliki public dan private key yang biasanya dikontrol pemilik data.
Kemudian, jaringan blockchain yang terdiri dari kumpulan blok (server yang terdesentralisasi) akan mengirim sinyal ke blok-blok lain ketika salah satu bloknya diserang. Blok yang diserang akan secara otomatis diputus dari kumpulan blok yang masih aman.
Sedangkan, untuk mekanisme konsensus dalam blockchain tidak seperti server sekarang yang menerima data apapun yang dimasukkan. Server blockchain akan melihat dulu data apa yang masuk, bagaimana proses masuknya, benar atau tidak. Kalau tidak sesuai dengan konsensus, data itu bakal ditolak.
“Dari mekanisme ekonomi, peretas juga harus berpikir saking banyaknya server (blok) yang harus diserang. Waktu juga perlu perhatikan karena hanya tersedia waktu enam detik dalam satu menit untuk meretas. Kalau gagal mengulang lagi,” imbuh dia.
Cindy Nattaya, Ketua Penasihat Bali Blockchain Summit menuturkan, gelaran yang mempertemukan pelaku blockchain di berbagai lini ini bakal melahirkan talenta muda tanah air. Kata Cindy, talenta muda Indonesia, khususnya di dunia teknologi, tidak kalah dengan talenta global.
“Bali Blockchain Summit ini juga jadi ajang untuk menunjukkan bahwa Indonesia itu telah mempraktikkan teknologi blockchain dan keseriusannya ditunjukkan melalui dukungan kementerian seperti Kemenparekraf, Kemenko Marves, dan lainnya,” tutur Cindy saat konferensi pers Bali Blockchain Summit 2024, Jumat siang.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki didapuk jadi pembicara di Bali Blockchain Summit 2024 ini.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Harian Badan Kreatif (Bkraf) Denpasar I Putu Yuliarta, bertekad menjadikan Denpasar sebagai Kota Ramah Blockchain tahun 2045. Dan, sejak 2020 lalu telah beroperasi Bali Blockchain Center, laboratorium pengembangan blockchain di Denpasar di Dharmanegara Alaya.