Denpasar-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Lembaga Institute for Development of Economics and Finance alias INDEF memprediksi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2022 masih akan lesu. Hal itu seiring masih berlangsungnya pandemi Covid-19 di beberapa negara serta munculnya varian baru dari Covid.
Sehubungan dengan hal tersebut, Praktisi Pariwisata Tauhid Ahmad menilai saat ini sektor pariwisata Indonesia khususnya Bali masih didominasi wisatawan domestik, dibandingkan wisatawan internasional secara umum. Untuk itu, dia memperkirakan kunjungan wisman ke Indonesia tahun depan masih rendah, karena dunia masih menghadapi situasi pandemi.
"Untuk turis internasional di 2022 tampaknya belum bisa berharap banyak karena situasi pandemi masih terjadi dan banyak lembaga sudah memperkirakan bahwa memang situasinya membaik, tetapi belum normal seperti sedia kala. Di samping itu juga melihat adanya risiko gelombang ketiga Covid-19 seiring dengan munculnya varian baru, yakni varian Omicron. Kami menilai Omicron menjadi variabel yang perlu diperhitungkan dalam membaca perkiraan pertumbuhan industri pariwisata pada 2022," ujarnya, Senin (27/12).
Selain itu, dia juga menekankan agar pemerintah perlu mewaspadai dan mengantisipasi kondisi terburuk tersebut, salah satunya dengan tetap menjaga pintu masuk utama dari arus internasional. "Untuk 2022 ke depan, saya kira perlu ada antisipasi gelombang ketiga. Pintu utama masuk ini jangan sampai jebol. Setelah kita belajar dua kali menghadapi gelombang Covid-19. Apabila tidak ada pandemi, saya memperkirakan pertumbuhan normal jumlah wisatawan mancanegara berada di kisaran angka 14 hingga 15 juta orang per bulan. Namun, karena dunia masih menghadapi pandemi, jumlah tersebut akan jauh lebih rendah," ucapnya.
Di sisi lain, Tauhid menilai cukup sulit untuk optimistis varian Omicron tidak akan masuk ke Tanah Air, jika gerbang atau akses ke berbagai negara dibuka. "Saya melihat memang di 2022 sekalipun ada skenario optimis dengan berbagai variabel, itu sangat sulit terjadi jika kita berada pada level normal jumlah wisatawan mancanegara, meskipun situasi sudah mulai pulih, itu belum akan terjadi sampai 2022 melihat beberapa variabel yang saya kira cukup kritis," imbuhnya.
Sementara itu, untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2022, Tauhid memperkirakan kenaikan dalam level moderat, sekitar 5 persen dengan mempertimbangkan sisi fiskal maupun kondisi faktor pendorong lainnya. Menurut dia, tahun depan beberapa sektor di industri pariwisata akan tetap terdampak Covid-19. Di mana, muncul pertimbangan terkait peluang munculnya gelombang ketiga, seperti sektor transportasi dan pergudangan serta sektor akomodasi makan dan minum. (dha)