20 Mahasiswa Prancis Ikuti Simulasi Gempa di Gedung PPs UNR

IMG-20250307-WA0001
Simulasi gempa di Gedung Program Pascasarjana Universitas Ngurah Rai (PPs UNR), bekerja sama dengan BPBD Bali, serta melibatkan 20 mahasiswa asing dari LPX Next-U Bordeaux, Prancis.

DENPASAR-fajarbali.com | Program Pascasarjana Universitas Ngurah Rai (PPs UNR) memiliki gedung lantai 3 yang megah dengan segala fasilitas di dalamnya. 

Karenanya, kesiapan seluruh sivitas akademika harus dibangun agar siap menghadapi bencana alam khususnya gempa bumi yang datang tanpa diguga. 

Bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, PPs UNR menggelar skenario gempa bumi di kampus setempat, Selasa (4/3/2025). 

Sebanyak 20 orang mahasiswa dari LPX Next-U Bordeaux, Prancis yang sedang studi di PPs UNR turut dilibatkan, karena simulasi ini merupakan permintaan mereka. 

Dalam simulasi yang melibatkan juga puluhan sivitas akademika PPs UNR ini, terjadi gempa maginitude 5,5 SR, lokasi 83 Km Barat Daya Nusa Dua, Bali, Lintang 9.11.15, Bujur 114.54 BT. Gedung PPs UNR pun terguncang. 

Komandan Darurat Dr. Gede Wirata, S. Sos., SH., M. Si., menugaskan 1 orang dari Tim ERT (Emergency Respon Time) memencet tombol atau membunyikan suara tanda ada gempa bumi. 

Semua orang yang ada dalam gedung melakukan langkah-langkah "Jangan Panik" berupa Drop, dan Cover Holdon (berjongkok, lindungi kepala dengan tangan, tas dan sebagainya, lalu masuk di bawah kolong meja). 

Semua karyawan, dosen, dan mahasiswa di masing- masing gedung lantai 1, 2 dan 3 keluar berjalan cepat di arahkan oleh Tim Floor Warden yang bertanggung jawab atas keamanan area lantai 1, 2 dan 3 menuju titik kumpul/assembley point horizontal.

Lalu semuanya berbaris sesuai dengan bidangnya masing-masing. Setiap bidang ada ketua kelasnya. Masing-masing bidang berbaris dan menghitung jumlah personel apakah sudah semua berada di titik kumpul kalau ada yang belum sampai di titik kumpul berarti dia tersesat dan menjadi korban.

Direktur PPs UNR Dr. Nyoman Diah Utari Dewi, A.Par., MAP., menjelaskan, kampus siaga bencana adalah upaya perguruan tinggi untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi risiko bencana. Kampus siaga bencana melibatkan seluruh komponen perguruan tinggi dalam perencanaan, monitoring, dan evaluasi. 

BACA JUGA:  Tertarik Menjadi Diplomat

Menurut Diah, kampus siaga bencana bertujuan memberdayakan perguruan tinggi dalam kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana, meningkatkan kapasitas SDM (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) dalam pengurangan risiko bencana, meningkatkan mobilitas sumber daya (manusia, sistem, perlengkapan, material, dan dana) dalam pengurangan risiko bencana serta membangun kemitraan dalam pengurangan risiko bencana. 

Pembentukan kampus siaga bencana mengajak seluruh mahasiswa dan warga kampus sebagai agen perubahan, dapat berperan aktif di lingkungan internal kampus dan masyarakat untuk melakukan upaya kesiapsiagaan bencana. 

"Setiap orang mempunyai hak untuk selamat dari dampak bencana, termasuk warga kampus. Kampus sebagai lembaga pendidikan yang melahirkan agen perubahan ikut bertanggung jawab dalam keselamatan masyarakat dalam arti luas. Sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pengurangan risiko bencana," jelas Diah. 

Diah berharap Sivitas Akademika PPs UNR menjadi agen perubahan dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB), sesuai tujuan simulasi ini, yakni adanya perubahan perilaku komponen SDM di perguruan tinggi terhadap isu PRB.

"Ide awal kami mengadakan kegiatan ini karena ada mahasiswa Prancis datang ke kampus (UNR). Saya diminga ngajar tentang disaster management khusus gempa bumi, jadi mereka langsung pake "gaming simulation". Yang jadi korban di simulasi itu juga mahasiswa Prancis ada yang ceritanya patah lengan dan perutnya robek," jelas Diah.

Saat Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) diresmikan tahun 2016 lalu, menurut dia, UNR menjadi kampus pertama yang mengadakan simulasi. Diah juga dikenal aktif mengikuti pelatihan kebencanaan sampai ke luar negeri bersama BPBD Bali. 

"Saya dulu sebagai observer 2014 di Ritsumeikan University Kyoto Jepang, saat acara summer school tentang urban planning dan didaster risk management membawa mahasiswa pasca ke sana. Itu juga bagian dari sejarah terbentuknya konsentrasi Manajemen Kebencanaan di Magister Administrasi Publik PPs UNR," kenangnya. 

BACA JUGA:  Gangguan Kesehatan Gigi dan Mulut Momok bagi Bali, Polkesden Edukasi Kader Posyandu Padangsambian

"Kami sebagai kampus berlandaskan Tri Hita Karana tentu punya komitmen tinggi terhadap keselamatan dari bencana," imbuh Diah. 

Turut hadir pada kesempatan itu sebagai narasumber Sekretaris BPBD Bali Dr. I Gede Agung Teja Bhusana, SSTP., M.Si., I Nyoman Suka Armada, SH., MAP., Hadi Cahyo Utomo dan I Dewa Gede Anggan Dipta Prayadi.

Scroll to Top