BANGLI-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN RI sekaligus Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih melaunching Sekolah Lansia "Werda Amerta Urip" Desa Awan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Rabu (4/12/2024).Â
Sekolah Lansia (lanjut usia) di desa beehawa sejuk ini merupakan pertama di Kabupaten Bangli. Keberadannya langsung dijadikan percontohan.
Di sela launching, dr. Luh De Sukardiasih mengatakan, program ini menitikberatkan pada pemberdayaan dan peningkatan kualitas para lansia diinisiasi BKKBN agar para lansia lebih mandiri di hari tuanya.Â
Dalam kegiatan yang dihadiri sekitar 40 lansia ini, ia mengatakan program ini diinisiasi dari situasi bonus demografi yang memengaruhi peningkatan populasi. Kondisi ini salah satunya berpengaruh pada jumlah lansia yang meningkat.
"Program Sekolah Lansia pun dihadirkan sebagai media dan fasilitator para lansia usia 60 tahun ke atas lebih bersemangat dan berdaya. Selama enam bulan minimal atau 12 bulan maksimal, lansia akan mengikuti 12 kali pertemuan," jelas dr. Luh De Sukardiasih.Â
Menurut dia, lansia akan mendapatkan penguatan pemberdayaan dari 7 dimensi lansia tangguh sesuai dengan kurikulum yang telah disusun.
Ia mengungkapkan, Program Sekolah Lansia sebenarnya dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Minimal satu kabupaten memiliki 1 Sekolah Lansia yang diharapkan mengimbas dari 1 desa ke desa-desa lainnya.Â
"Desa Awan dipilih untuk percontohan di Kabupaten Bangli, karena dukungan lintas sektor yang sangat kuat baik dari pemerintah desa, kecamatan, kabupaten dan warganya sendiri," ujarnya.Â
Lebih lanjut, ia menyebut, dampak dari pembangunan berkelanjutan, penduduk lanjutusia terus mengalami peningkatan baik dari sisi jumlah maupun porporsi.Â
Hal tersebut menunjukkan perbaikan kondisi ekonomi, sosial dan kesehatan masyarakat yang berdampak terhadap penurunan angka kelahiran serta peningkatan usia harapan hidup.
Berdasarkan data Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2023 (BPS, 2023), penduduk lansia di Indonesia sebesar 11.75 persen. Hal ini menunjukkan Indonesia negara yang sudah memasuki era penduduk menua (ageing population).Â
Dengan rasio ketergantungan lansia sebesar 17.08 yang artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 17 orang lansia.
Provinsi Bali sendiri berdasarkan hasil Pendataan Keluarga Tahun 2023 sudah memasuki era population ageing, dengan jumlah penduduk lansia (diatas 60 Tahun) sebanyak 506.670 jiwa atau sebesar 13,84%.Â
Sedangkan jumlah penduduk usia lansia di Kabupaten Bangli mencapai angka 38.874 jiwa atau sebesar 15% dari total 242.156 penduduk.
Dengan jumlah Lansia yang banyak, tentu dengan berbagai potensi dan kondisi Lansia diharapkan dapat menjadi potensi penggerak ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya.
"Para penduduk lansia ini harus menjadi lansia-lansia yang tangguh, produktif, berguna, berkualitas, mandiri dan bahagia di masa tuanya," harapnya.Â
Bagaimana menciptakan lansia yang harus sehat, yang mandiri dan martabat, meskipun akan ada lansia yang tidak potensial? Namun, Lansia yang dalam keadaan sehat, aktif dan produktif dapat memberikan kontribusi yang positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Program kelanjutusiaan yang dijalankan oleh kementerian/lembaga dan mitrakerja yang berada didalam komunitas, memiliki tujuan yang sama dalam upaya menjadikan Lansia yang sehat, aktif, mandiri, produktif dan bermartabat, sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2021 Tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan untuk mewujudkan lansia yang mandiri, sejahtera dan bermartabat.