DENPASAR-fajarbali.com | Senator RI utusan Provinsi Bali yang ada di Komite III yang salah satunya membidangi ekonomi kreatif Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III, SE, (MTru), M.Si memenuhi undangan dari pemilik Warung Ciung Wanara I Nengah Rian. Ia mengaku bangga dengan Wedakarna yang dianggap militan, merakyat dan karismatik.
Menurutnya, sampai saat ini Wedakarna sangat konsisten dengan ‘Satyagraha’ yang ia gagas bersama tokoh-tokoh Hindu di Bali. Ia menambahkan, selama membuka usahanya mengandalkan menu tradisional Bali yang di kombinasikan dengan beberapa menu-menu modern, itu berdampak sangat positif, karena tidak hanya orang lokal saja yang menyukai menu-menu yang ia tawarkan, melainkan para wisatawan yang datang dari berbagai negara, sehingga ia merasa bangga dengan menu peninggalan leluhur Bali yang rasanya bisa di nikmati oleh Negara-Negara luar yang maju.
Pada kesempatan itu, Senator Wedakarna memuji aneka menu yang di sediakan di warung tersebut. Selain rasanya enak, harganya juga sangat terjangkau. Bahkan tergolong murah. Ia pun yakin dengan semakin banyaknya pengusaha-pengusaha muda Bali yang menjadi pengusaha maka tingkat pengangguran di Bali bisa berkurang, karena menurutnya kalau cuma berharap menjadi PNS maka ia rasa itu sangat tipis dalam merebut kesempatan atau peluang emas di umur yang produktif.
Ia yang juga merupakan penggagas Warung Sukla di Bali menegaskan agar ke depannya gerakan moral untuk memberi semangat kepada anak-anak muda di Bali terus di lakukan yang nantinya bertujuan agar biasa membuat pemuda Bali jengah dengan peluang emas yang ada, karena menurutnya kalau mau kaya itu harus jadi pengusaha.
“Saya bangga pemuda Bali yang kreatif dan berani menjadi pengusaha ketimbang menjadi PNS, harapan saya kedepannya tetap konsisten dengan pilihan yang sudah dipilih, dan jangan lupa dengan berdirinya 1 warung sukla berarti kita sudah berbuat untuk gerakan moral yang menyelamatkan warung-warung bahkan pengusaha Bali,” tutupnya. Lebih lanjut, ia menyarankan kepada pengelola warung-warung Bali agar mempertahankan cita rasa dengan konsisten, demikian juga terkait harga dan konsep Sukla. (rls)
Save as PDF