SEMARAPURA-fajarbali.com | Hari Raya Galungan dan Kuningan yang dirayakan setiap enam bulan sekali tentunya sangat dinanti oleh Umat Hindu di Bali. Apalagi sepanjang Hari Raya Galungan dan Kuningan biasanya dimeriahkan dengan tradisi ngelawang. Yakni sekelompok anak-anak yang mengarak barong berkeliling desa dengan diiringi gambelan.
Di Kabupaten Klungkung, tradisi ngelawang ini masih terjaga dengan baik. Bahkan setiap Galungan hingga Kuningan, anak-anak memanfaatkan hari libur sekolah untuk ngelawang. Mereka tidak hanya sekadar berkeliling desa, tetapi juga pentas dari rumah ke rumah. Setelah seharian berkeliling di desa masing-masing, menjelang sore anak-anak tersebut akan berkumpul di Alun-alun ataupun di Monumen Ida Dewa Agung Jambe. Selanjutnya, secara bergiliran masing-masing kelompok akan unjuk kemahiran ngelawang.
Tingginya antusias anak-anak melestraikan tradisi ngelawang tersebut diapresiasi oleh Calon Bupati dan Wakil Bupati Klungkung, I Made Satria dan Tjokorda Gde Surya Putra (Paket Satriya). Satria-Tjok Surya kompak menyaksikan pementasan barong oleh kelompok anak-anak pada umanis Galungan di Monumen Ida Dewa Agung Jambe, Kamis (26/9/2024) malam.
Made Satria menghampiri satu persatu sekaa barong yang sedang menunjukkan kreasi tari dan gamelan. I Made Satria mengatakan, ketika masih duduk di DPRD Klungkung selama lima tahun, program pelestarian budaya di Klungkung disebut sangat kuat. Apalagi barong, sudah diberikan pondasi dan wadah yang kuat oleh ketua tim pemenangannya (I Nyoman Suwirta) saat masih menjadi Bupati Klungkung.
“Makanya kami Paket Satriya salah satu misi kami adalah memajukan kebudayaan Bali, melalui peningkatan perlindungan, pembinaan, pengembangan dan pemanfaatan nilai-nilai adat, agama, tradisi, seni dan budaya krama Bali,” terangnya, Jumat (27/9/2024)
Sementara Tjok Surya mengatakan, pelestarian budaya di Klungkung sudah diwariskan oleh leluhurnya di Puri Klungkung bersama-sama dengan rakyat Klungkung sejak zaman kerajaan dan tentunya ke depan pasti diteruskan.
“Generasi muda seperti ini wajib kita wadahi kedepannya, apalagi anak-anak akan sangat kuat membawa dan melestarikan adat dan kebudayaan Bali, khususnya di Klungkung,” kata Tjok Surya.
Tjok Surya mengatakan, jika diberikan kesempatan memimpin Klungkung, tentu pemerintahannya akan lebih banyak memberikan ruang untuk anak-anak untuk berkreasi melalui parade seni yang diadakan dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. “Ini bertujuan untuk melestarikan dan mengangkat seni budaya yang ada di setiap wilayah di Klungkung dengan karakteristiknya yang beragam,” pungkasnya. (Diah*)