Ulkus dekubitus, atau yang dikenal sebagai luka tekan, adalah luka pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan yang berkepanjangan. Kondisi ini sering terjadi pada pasien yang mengalami keterbatasan mobilitas, seperti mereka yang terbaring lama di tempat tidur atau menggunakan kursi roda dalam jangka waktu lama.
Meskipun tampak sepele, ulkus dekubitus dapat berkembang menjadi kondisi serius jika tidak ditangani dengan baik. Sayangnya, banyak orang menganggap ulkus dekubitus sebagai hal biasa pada pasien dengan mobilitas terbatas, sehingga sering kali tidak mendapat perhatian yang cukup.
Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab, gejala, dampak, pencegahan, dan tatalaksana ulkus dekubitus agar dapat mengurangi angka kejadian dan komplikasinya.
Ulkus dekubitus terjadi karena tekanan yang terus-menerus pada area tertentu di tubuh, yang menghambat aliran darah ke jaringan dan menyebabkan kerusakan. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko ulkus dekubitus meliputi:
- Tekanan Berlebih – Terjadi akibat posisi yang sama dalam waktu lama, menyebabkan gangguan aliran darah dan kematian jaringan.
- Gesekan (Friction) – Kontak antara kulit dan permukaan tempat tidur atau kursi roda dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan kulit.
- Kurangnya Mobilitas – Pasien yang mengalami kelumpuhan, koma, atau kondisi kronis lainnya lebih rentan terhadap luka tekan.
- Malnutrisi dan Dehidrasi – Kurangnya protein, vitamin, dan cairan dalam tubuh dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
Ulkus dekubitus berkembang dalam beberapa tahap, dengan gejala yang semakin memburuk jika tidak segera ditangani:
- Tahap 1: Kulit tampak kemerahan atau lebih gelap (pada kulit lebih gelap), terasa hangat, nyeri, dan tidak kembali normal setelah tekanan dilepaskan.
- Tahap 2: Luka terbuka mulai terbentuk, bisa berupa lepuhan atau luka dangkal dengan jaringan yang terlihat lebih merah atau keputihan.
- Tahap 3: Luka semakin dalam hingga mencapai jaringan lemak, sering kali disertai dengan jaringan mati (nekrosis).
- Tahap 4: Luka mencapai otot atau tulang, sering kali disertai dengan infeksi serius seperti osteomielitis atau sepsis.
Dampak Kesehatan Ulkus Dekubitus
Ulkus dekubitus tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga dapat berujung pada berbagai komplikasi serius, di antaranya:
 1. Infeksi Lokal – Luka yang terbuka dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri, menyebabkan infeksi yang memperparah kondisi luka.
 2. Selulitis – Infeksi yang menyebar ke jaringan kulit lebih dalam, menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan nyeri.
 3. Osteomielitis – Infeksi yang menjalar hingga tulang, memerlukan pengobatan antibiotik jangka panjang atau pembedahan.
 4. Sepsis – Infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, berpotensi mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.
 5. Penurunan Kualitas Hidup – Nyeri kronis dan keterbatasan mobilitas akibat luka yang parah dapat mengurangi kenyamanan hidup pasien.
Karena ulkus dekubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, langkah-langkah berikut sangat penting untuk mencegah terjadinya luka tekan:
 1. Mengubah Posisi Secara Teratur, pasien yang berbaring di tempat tidur harus diubah posisinya setiap 2 jam, sedangkan pengguna kursi roda disarankan untuk mengubah posisi setiap 15-30 menit.
 2. Menggunakan Kasur atau Bantalan Khusus – Kasur anti-decubitus dan bantal penyangga dapat membantu mengurangi tekanan pada area rentan.
 3. Memberikan Nutrisi yang Cukup – Asupan protein dan vitamin C yang cukup dapat membantu mempercepat penyembuhan luka.
 4. Melatih Gerakan Pasien – Jika memungkinkan, pasien harus melakukan latihan ringan untuk meningkatkan aliran darah.
 5. Menggunakan Krim Pelindung Kulit – Krim berbahan dasar zinc atau petroleum jelly dapat membantu melindungi kulit dari kelembapan berlebih akibat inkontinensia.
Ulkus dekubitus adalah masalah kesehatan yang serius dan sering kali diabaikan, terutama pada pasien dengan mobilitas terbatas. Luka tekan dapat menyebabkan komplikasi berbahaya jika tidak dicegah dan ditangani dengan baik.
Kesadaran dan tindakan cepat dalam menangani ulkus dekubitus dapat mencegah risiko lebih lanjut dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Jangan abaikan luka tekan—lindungi kesehatan pasien sejak dini!
Penulis: dr. Desak Putu Sukasanti Adi Kunti, S.Ked
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â