https://www.traditionrolex.com/27 TPA Suwung Jadi Pembicaraan, Siswa Bali dan Jepang Lakukan Pembelajaran Jarak Jauh - FAJAR BALI
 

TPA Suwung Jadi Pembicaraan, Siswa Bali dan Jepang Lakukan Pembelajaran Jarak Jauh

(Last Updated On: 18/04/2018)

DENPASAR-fajarbali.com | Maria Rischandra (17), siswa kelas XI SMK Harapan Denpasar tampak asyik berbincang dengan teman barunya dari Jepang. Mereka bertatap muka membicarakan soal pariwisata, penanganan sampah, hingga permasalahan sosial lainnya.

Lewat pembicaraan via aplikasi video skype, Maria bercerita kepada teman barunya itu soal sampah yang tak tertangani dengan baik, seperti tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Suwung. Ia menanyakan kepada siswa di Jepang, bagaimana cara menangani sampah yang baik tersebut?

Maria ingin, Indonesia dapat menjadi negara maju seperti Jepang, terutama soal penanganan sampah.

 With the World Inc, lembaga sosial yang fokus terhadap pendidikan, berkolaborasi dengan SMK Harapan Denpasar dan Kwansei Gakuin, Hyogo, Jepang (sekolah di Jepang) menyelenggarakan monitor discussion (diskusi jarak jauh), Rabu (18/4/2018) siang.

Dalam kegiatan tersebut, With the World yang baru pertama melakukan demo di Bali itu, mengajak siswa-siswi SMK Harapan Denpasar berkomunikasi secara langsung tentang persoalan yang terjadi di negara masing-masing. Harapannya, masing-masing siswa dapat memberi solusi, cara, atau hal apa saja terkait persoalan yang dihadapi.

 Manajer With the World, Christhoper Sumichan menjelaskan ada enam topik utama yang didiskusikan, yakni Indonesia sharing tentang persoalan sampah, kepedulian lingkungan, dan pendidikan, sedangkan Jepang sharing tentang persoalan sampah sisa makanan, pariwisata, serta tradisi dan budaya.

 “Banyaknya turis berwisata ke Jepang, itu fokus tujuannya hanya ke kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, Kyoto. Nah padahal kota kecil pun punya histori yang bagus, seperti di desa, nature-nya juga bagus. Nah di Indonesia, mereka (wisatawan) sudah mengerti mana spot wisata yang bagus. Di desa saja seperti Sidemen Karangasem itu bisa maju, banyak wisatawan ke desa. Nah masalah itu lah orang Jepang ingin belajar tentang tourism dari Indonesia,” terang Christ.

 Christ menambahkan, selain kegiatan tatap muka, nantinya juga akan ada kunjungan ke berbagai tempat dan pertukaran pelajar. Para siswa akan belajar di Jepang selama satu minggu. “Sekolah lain mungkin akan jalan-jalan. Nah kami murni akan melakukan kunjungan ke beberapa sekolah dan belajar,” tambahnya lagi.

Kepala SMK Harapan Denpasar, Gusti Made Artika mengakui kegiatan tersebut memberi manfaat yang baik bagi siswanya. Mereka di sana dapat berkomunikasi dengan orang Jepang menggunakan Bahasa Inggris sekaligus dapat memecahkan masalah yang dialami dua negara.

 “Anak-anak setingkat SMK sudah mampu memecahkan masalah, terutama tentang pariwisata. Sebagaimana kita ketahui, persoalan sampah di daerah pariwisata saja sangat kualahan kita kendalikan,” ungkapnya.

 Artika menambahkan, sebelumnya sudah pernah dilakukan diskusi jarak jauh dengan siswa dari Sydney dan Perth Australia, termasuk pertukaran pelajar pada tahun 2017.

 Tahun ini, tepatnya Juli mendatang, para siswa yang terlibat aktivitas monitor discussion kemarin akan diberangkatkan ke Jepang untuk mengikuti proses pembelajaran bersama siswa negara matahari terbit itu. “Kami sudah lakukan MoU dengan Jepang, bahkan pihak dari Jepang ingin dilakukan aktivitas ini satu tahun dua kali,” pungkas Artika. (eka)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

SMK Pariwisata Dalung Sediakan 288 Kuota Siswa Baru

Rab Apr 18 , 2018
Dibaca: 11 (Last Updated On: 18/04/2018)MANGUPURA-fajarbali.com | Kuota siswa baru di SMK Pariwisata Dalung (Prada) sebanyak 288 orang pada tahun ini. SMK Prada hanya membuka delapan rombongan belajar (rombel).  Save as PDF

Berita Lainnya