Suasana edukasi gizi dan pendampingan kader dalam penyusunan menu sehat bagi lansia, di Desa Canggu, Kuta Utara, Badung.
MANGUPURA-fajarbali.com | Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Pengabmas) Poltekkes Kemenkes Denpasar, memberikan edukasi gizi dan pendampingan kader dalam penyusunan menu sehat bagi lansia, di daerah wisata Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung.
Ketua Tim Pengabdi Dr. Ni Nengah Ariati, SST., M.Erg., menjelaskan, pengabdian telah dilakukan pada bulan Juli 2024 lalu, dengan melibatkan 30 orang kader lansia.
Ariati turut dibantu oleh anggota; Ida Ayu Eka Padmiari, SKM.M.Kes; Ni Made Ayu Suastiti, SKM. M.Kes., serta sejumlah mahasiswa Jurusan Gizi Poltekes Kemenkes Denpasar.
Kata Ariati, dalam pendampingan itu, para kader diberikan edukasi gizi mengenai menu seimbang, diet pembatasan garam dan lemak serta praktik menyajikan menu seimbang yang sehat bagi lansia.
Berdasarkan analisis permasalahan di lapangan, menurutnya kejadian obesitas pada lansia di Desa Canggu cukup tinggi, yakni 60,32%, pola konsumsi masyarakat mengalami pergeseran dari makanan tradisional ke makanan cepat saji, hidangan cepat saji umumnya banyak menggunakan penambah rasa dan MSG, dan perkembangan pariwisata yang sangat pesat, menyebabkan menjamurnya restoran cepat saji.
Edukasi gizi yang diberikan bagi kader lansia, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman kader tentang menu sehat dan seimbang bagi lansia sehingga mereka dapat menginformasikan kepada lansia tentang menjaga kesehatan melalui diet yang sehat.
“Penerapan menu sehat dan gizi seimbang dapat dijadikan contoh oleh kader untuk diterapkan dimasyarakat guna mengurangi kejadian obesitas yang merupakan resiko penyakit degeneratif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia,” kata Ariati.
Selain itu, yang terpenting bahwa edukasi gizi dan penerapan menu sehat dan seimbang dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Apalagi Canggu sebagai destinasi wisata internasional, sangat membutuhkan sumber daya manusia yang sehat.
Diakuinya, perkembangan pariwisata yang sangat pesat bagai dua sisi mata uang. Di satu sisi berpengaruh pada peningkatan ekonomi warga, namun di sisi lain menuntut mobilitas yang sangat tinggi, sehingga faktor kesehatan terabaikan.
“Misalnya gini, karena terburu-buru kerja, takut terlambat jadinya tidak sempat masak. Beli yang cepat saji. Terus berulang-ulang dalam jangka panjang akhirnya memicu risiko penyakit degeneratif,” pungkasnya.
Pengabmas ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Desa Canggu dan masyarakat setempat.