DENPASAR-fajarbali.com | Dit Reskrimum Polda Bali meringkus 3 warga asing asal Turki saat membobol data ATM Bank Mandiri di Seminyak dan Canggu, Jumat (9/3/2018) lalu. Ketiganya, yakni Dogan Kimis (43), Mehmet Ali Mentes (31) dan Tayfun Koc (36).
Komplotan pembobol ATM jaringan international ini mengunakan modus skimmer dan router (alat perekam data nasabah) untuk mengakses data para nasabah bank dan melakukan penarikan secara tunai. Hebatnya, dalam waktu 2 hari mereka sanggup membobol data 12 nasabah dengan kerugian masih ditelisik pihak Bank Mandiri.
Direktur Ditreskrimum Polda Bali Kombes Pol Sang Made Mahendra Jaya mengatakan, tertangkapnya tiga tersangka berdasarkan laporan dari pihak Bank Mandiri yang melaporkan telah terjadi penduplikatan data nasabah di ATM Bank Mandiri Minimarket Canggu Mart di Jalan Batu Mejan Cangggu Kuta Utara.
Menerima informasi tersebut, buser Ditreskrimum Polda Bali melakukan pengintaian disertai penangkapan dilokasi, Jumat (9/3) sekitar pukul 12.00 Wita. Dua warga Turki ditangkap dilokasi, yakni Mehmet Ali Mentes dan Tayfun Koc. “Saat ditangkap tersangka Mehmet sedang memasang router di ATM dan Tayfun mengawasi seputaran ATM. Tayfun juga bertugas sebagai sopir dan menarik uang di beberapa ATM di Kuta,” tegas Kombes Mahendra.
Tak berselang lama, petugas kepolisian kembali menangkap satu pelaku lagi yakni Dogan Kimis di Hotel Go In di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Kuta. Pria ini merupakan otak pelaku yang mengakses data, merakit, mengolah data dan memasukkan data ke kartu ATM.
Dilokasi penangkapan diamankan sejumlah barang bukti uang tunai sebesar Rp 17.848.00, $100, 75 ringgit Malaysia, 4 perangkat router warna putih, kabel data, kabel charger dan flashdisk, 4 panel warna hitam berisi perangkat kamera, 55 kartu putih, 23 kartu merah marun, 1 buah alat perekam data cardrider writer encoder MSR606.
Selain itu turut diamankan, 5 buah laptop, 2 buah TP link warna putih, 2 buah pemanas lem silicon, 2 buah panel kartu ATM beisi perangkat scammer data kartu ATM, 1 buah alat pengecekan kapasitas batre, 1 buah camera mobile wifi merek SPC, 4 buah HP, 1 kotak plastic peralatan yang digunakan untuk merakit simming dan panel kamera.
Kombes Mahendra menjelaskan, para pelaku ini terlibat pengambilan uang nasabah Bank Mandiri di beberapa lokasi di Kuta, menggunakan kartu ATM putih dan kartu ATM merah marun yang sudah terekam data nasabah.
“Jadi kartu putih dan maron ini adalah kartu yang biasa digunakan untuk kunci kamar hotel. Di dalam kartu hotel itu ada magnetic stripe. Mereka memiliki kartu itu karena sering berpindah dari satu hotel ke hotel lain. Alasan mereka hilang dan diganti pihak hotel,” terangnya.
Dalam aksinya, mereka mengakses data nasabah Bank di ATM Bank Mandiri dengan menggunakan Router yang dibeli di China dan dihubungkan dengan computer ATM. “Pertama tersangka memasang router yang dihubungkan ke colokan listrik di mesin ATM. Alat ini dipakai merekam data nasabah terhubung ke handphone melalui jaringan internet wifi,” jelasnya.
Selain itu modus lainnya adalah merekam nomor PIN nasabah Bank dengan cara memasang panel berisi kamera di atas keypad mesin ATM. “Data nasabah itu kemudian dikirim oleh tersangka Dogan Kimis ke temannya di Istanbul Turki bernama Tugay Kemir (buron) dengan menggunakan link sendspace.com,” bebernya.
Nah setelah mengolah data tersebut, Tugay Kimer kembali mengirimkan data ke tersangka Dogan Kimis di Bali. Selanjutnya tersangka Dogan Kimis memasukkan data ke laptop, mencocokkan nomor PIN nasabah, sejurus kemudian data nasabah bank dimasukkan ke dalam kartu ATM kosong menggunakan writercoder.
“Kartu ATM inilah yang digunakan untuk menarik uang tunai para nasabah. Satu kartu ATM itu hanya bisa digunakan untuk satu nasabah saja. Tidak menutup kemungkinan Bank lain bisa dibobol di luar ATM Mandiri,” ujarnya.
Aksi ketiga tersangka menurut Kombes Mahendra sangat professional. Dalam hitungan menit bisa melakukan duplikasi data nasabah dengan alat yang mereka bawa. Bahkan, dalam 2 hari saja, mereka bisa membobol data 12 nasabah Bank Mandiri “Ada 12 orang nasabah yang menjadi korban pembobolan. Namun kami belum mengetahui berapa masing-masing kerugian para nasabah dan kami masih berkoordinasi dengan pihak bank,” tegasnya.
Kombes Mahendra menegaskan, tiga tersangka merupakan jaringan internasional. Dari data passpor, ketiga tersangka sudah sering bolak balik ke Bali dan terakhir datang pada Januari 2018 lalu. Tak hanya itu, ketiganya juga sempat singgah di Thailand dan Malaysia untuk melakukan aksi serupa. (hen)