Rektor UPMI Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum., menyerahkan sertifikat kepada narasumber “Pembekalan Pengembangan Karier” untuk wisudawan tahun 2024.
DENPASAR-fajarbali.com | Sebagai institusi pendidikan tinggi, tugas Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali, tidak sekadar meluluskan sarjana/magister, memberikan ijazah kemudian melepas begitu saja alumninya.
Ada sebuah tanggung jawab moral yang diemban oleh pimpinan UPMI kepada lulusannya. UPMI ingin mengawal lulusannya hingga berhasil menembus cita-cita dan karier yang didambakan.
Untuk itu, ratusan calon wisudawan/wisudawati tahun 2024 diberikan Pembekalan Pengembangan Karier, menghadirkan tiga nara sumber; Dr. Ir. I Made Wijaya Kusuma, M.AP., CATMI, C.NNLP., CH., C.Me., Ir. I Nyoman Bagus Suweta Nugraha, S.Kom., MT., dan I Gusti Agung Ngurah Trisna Jayantika, S.Pd., M.Pd., bertempat di kampus setempat, Jumat (30/8/2024).
Rektor UPMI Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum., mengungkapkan, ketiga narasumber sengaja dihadirkan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidangnya masing-masing. Diketahui Wijaya Kusuma adalah sosok multitalenta, ahli di bidang manajemen, hospitality, melek politik dan jeli membaca peluang usaha.
Nyoman Bagus Suweta Nugraha dikenal dengan kemampuan di bidang teknik informatika/digital. Ia juga menjabat Kepala Biro Administrasi, Perencanaan dan Sistem Informasi UPMI. Sedangkan Trisna Jayantika menguasai seluk beluk keguruan dan aktif dalam riset bidang pendidikan. Seperti halnya Bagus Suweta, Trisna Jayantika juga akademisi UPMI.
“Bagi anda yang ingin berkarir sebagai guru, di sini sudah ada pakarnya. Mau karir di bidang dunia digital juga ada. Mau di bidang manajemen, wirausaha semua sudah kami hadirkan. Seraplah ilmu sebanyak mungkin dari beliau-beliau [narasumber-red],” kata Rektor Suarta.
Rektor Suarta yang memosisikan didirnya sebagai orangtua kedua bagi calon wisudawan tersebut banyak memberi nasihat. Setiap orang, kata dia, memiliki kesempatan yang sama untuk sukses, sebab Tuhan memberikan modal yang sama. Seperti waktu dan kelengkapan fisik. “Kita sama-sama punya waktu 24 jam sehari, punya dua mata, dua tangan, satu hidung dan sebagainya,” terangnya.
Oleh karena itu, keberhasilan atau kegagalan hanya ditentukan oleh kedisiplin masing-masing individu. Lulusan UPMI diminta benar-benar menanamkan sikap disiplin, apalagi setelah bergelar sarjana. Hanya itu menurutnya menjadi kunci sukses.
Selain itu, kemauan mengembangkan diri juga sangat penting. Jika sudah diimplementasikan dengan baik, maka ia yakin lulusan UPMI menjadi orang andalan di tempatnya bekerja.
“Sebagai orangtua kedua, saya berpesan buatlah perusahaan anda bergantung pada anda. Kalua terjadi penciutan karyawan, maka posisi anda tetap aman. Caranya ya harus terus membuka diri, bekerja serius dan terus belajar,” jelasnya.
Jika bekerja biasa-biasa saja bahkan sekadarnya, maka jangan pernah bermimpi menjadi orang yang diprioritaskan di tempat bekerja. Bagi lulusan yang berniat menjadi seorang wirausaha atau entrepreneur, justru dituntut punya kedisiplinan yang lebih tinggi, meski menjalankan usaha sendiri.
“Jangan bersikap stagnan. Lakukan koreksi diri, jangan malas, apalagi saat ini berada di jaman teknologi. Kemudian, harus mampu menjadi contoh dan bukan memberikan contoh. Tindakan dan ucapan harus sesuai sehingga terwujud makna dari seorang guru yang patut digugu dan ditiru. Digugu ucapannya, ditiru tindakannya,” pintanya.
Pembekalan ini diharapkan mendongkrak rasa percaya diri lulusannya guna menghadapi persaingan yang makin ketat di era teknologi. Ia menyampaikan, rencananya peserta pembekalan pengembangan karier yang terdiri dari program sarjana dan magister akan diwisuda 4 September 2024 mendatang.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pengembangan Karir (PPK) UPMI, Luh Putu Swandewi Antari, SH., MH., mengatakan, total seluruh mahasiswa yang mengikuti pembekalan ini sebanyak 162 orang. Terdiri dari mahasiswa S1 sebanyak 152 orang dan S2 10 orang.
“Kami mendatangkan narasumber akademisi, wirausaha dan juga Program Profesi Guru (PPG). Pembekalan ini juga agar para calon wisudawan mengenal tentang digital, sehingga begitu masuk dunia kerja maka mereka akan siap,” ujarnya.
Pihaknya juga mengungkapkan telah menyiapkan lowongan kerja yang bisa diakses di media sosial. Salah satunya di Instagram. “Ada juga WhatsApp Group untuk informasi lowongan pekerjaan. Ada juga di sistem Siakad, yang juga di-share lowongan pekerjaan,” tandasnya.
Dalam waktu dekat pihaknya segera melakukan “treacer study” untuk mengukur masa tunggu mendapatkan pekerjaan, sehingga menjadi evaluasi. Namun berdasarkan “treacer” dari tahun ke tahun, seluruh alumni UPMI Bali telah terserap atau membuka peluang usaha sendiri.