Penutupan The 2nd Health Ministers Meeting (HMM), Jumat (28/10).
MANGUPURA-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | The 2nd Health Ministers Meeting (HMM) dengan mengusung tema “Strengthening Global Health Architecture” yang berlangsung selama dua hari, yakni 27-28 Oktober di InterContinental Bali Resort, Jimbaran, menghasilkan 6 poin utama di bidang kesehatan dalam hal penguatan arsitektur kesehatan untuk penguatan kesiapsiagaan serta respons pandemi yang lebih baik. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, Jumat (28/10).
"Bertepatan dengan hari sumpah pemuda yang jatuh setiap tanggal 28 Oktober 2022 di Indonesia, pada momentum ini pula pertemuan para Menteri Kesehatan telah menghasilkan 6 poin utama yang menjadi komitmen seluruh negara G20. Terlepas dari perbedaan kita, saya senang bahwa kita, negara-negara G20, telah bersatu, berbicara dalam bahasa yang sama yaitu bahasa Kemanusiaan di atas segalanya, yang tidak mengenal batas dalam memperkuat arsitektur kesehatan global, bukan hanya untuk generasi kita saat ini, tapi sampai generasi-generasi berikutnya," ujar Menkes pada penutupan the 2nd HMM.
Terdapat 6 Aksi Kunci yang dihasilkan dalam pertemuan kedua para menteri kesehatan G20 yang dituangkan dalam dokumen teknis. Aksi kunci tersebut telah diterima oleh setiap negara G20 dan berkomitmen untuk melaksanakannya. Hal ini menjadi bagian dari pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi di masa depan. "Semua negara bekerja sama secara kolektif dalam mengatasi masalah global saat ini dalam upaya memperkuat arsitektur kesehatan global," ungkap Menkes.
Menkes Budi G Sadikin (tengah) saat memaparkan hasil pertemuan The 2nd HMM G20.
Aksi kunci pertama menghasilkan kesepakatan pembentukan dana kesiapsiagaan dan respon pandemi melalui Dana Perantara Keuangan (FIF). Ini merupakan pencapaian besar dan nyata dari G20 yang membutuhkan dukungan, kreativitas, dan koordinasi di seluruh negara. "Kami menghargai kolaborasi yang kuat antara kesehatan dan keuangan. Kami senang dengan kesepakatan untuk melanjutkan upaya penguatan Ketahanan Kesehatan Global melalui JFHTF," ucap Menkes Budi.
Aksi kunci kedua, Pasca evaluasi Access to COVID-19 Tools Accelerator (ACT-A) Initiative, negara-negara G20 bersepakat meneruskan dan memperkuat mekanisme ACT-A sebagai sebuah entitas formal untuk memperluas akses dan memobilisasi berbagai sumber daya dalam menghadapi Pandemi selanjutnya. Termasuk membangun mekanisme untuk mengakses Dana Perantara Keuangan (FIF) bagi semua negara.
Ketiga, Presidensi G20 Indonesia membuka jalan untuk penguatan surveilens genomik sebagai bagian penting dari upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon terhadap pandemi. Semua laboratorium genomik di seluruh negara akan bekerja bersama membangun suatu sistem surveilans sebagai kewaspadaan dini menghadapi pandemi ke depan. "Kita akan bisa mendeteksi lebih dini jika ada patogen seperti bakteri, virus, jamur di setiap sudut belahan dunia dan berbagi informasi dengan cepat," lanjut Menkes Budi.
Aksi kunci keempat terkait sertifikat perjalanan dalam bentuk digital, yang berisikan informasi terkait vaksin dan hasil tes yang dapat dikembangkan pemanfaatannya lebih luas lagi. "Ini akan sangat bermanfaat pada pandemi ke depan di masa yang akan datang kita tidak perlu menghentikan seluruh pergerakan orang dan barang, dimana yang bersifat esensial dapat terus berjalan," ujar Menkes.
Aksi kunci kelima, dilakukan analisa kesenjangan dan pemetaan kondisi saat ini terkait jejaring pusat penelitian dan manufaktur, yang selanjutnya akan diteruskan oleh Presidensi yang akan dipimpin India. Terakhir aksi kunci keenam capaian nyata dari pertemuan side event dengan call for action peningkatan pembiayaan untuk penanggulangan Tuberkulosis, komitmen untuk mengimplementasikan inisiatif One Health, serta meningkatkan kapasitas, deteksi, dan respon AMR.
Menkes Budi G Sadikin saat melakukan sesi wawancara dengan awak media.
Menkes Budi menyebutkan, sebanyak 80 persen penyakit yang menyebabkan pandemi merupakan penyakit yang bersumber hewan/zoonotik, sehingga diperlukan penguatan pengawasan inisiatif One Health sebagai bentuk kewaspadaan dalam merespons pandemi. "Walau situasi geopolitik saat ini kompleks, kita harus tetap berkomitmen untuk memperkuat arsitektur kesehatan global dan ini menjadi kesepakatan bersama negara anggota G20," ujarnya.
Dikatakan Menkes, selanjutnya berbagai kesepakatan pada dokumen teknis ini akan dibawa pada pembahasan pertemuan para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan serta diteruskan pada Konferensi Tingkat Tinggi pertemuan Kepala Negara G20 untuk menjadi kesepakatan bersama negara G20. M-001