Temu Kader NasDem dengan Surya Paloh akan Dihadiri 20 Ribu Simpatisan

DENPASAR-fajarbali.com | Tanggal 3 Maret 2018 mendatang, Partai NasDem akan menggelar acara temu kader di Lapangan Monumen Bajra Sandi Renon. Rencananya, pertemuan akan digelar secara meriah dan unik. 



Ketua DPW Partai Nasdem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa menjelaskan, acara temu kader tersebut akan dihadiri lebih dari 20 ribu orang kader dan simpatisan, undangan VIP, para calon kepala daerah yang diusung oleh Partai Nasdem dan para tokoh masyarakat dan tokoh adat lainnya. Menurutnya, acara tersebut akan dikemas bernuansa Bali. “Semua kita kemas secara adat dan budaya Bali, unik, meriah, dan tetap bermakna secara politis,” ujarnya, Kamis (1/3/2018).



 Menurutnya, ada beberapa bagian penting acara. Pertama, harmoni kader. Disini akan ada gerak tari secara massal. Gerak tari massal ini dikoreografi sedemikian sehingga menjadi gerakan “Senam Sing Nasdem Sing Keren” atau kalau bukan Nasdem maka tidak keren. Puluhan penari dan penabuh akan terlibat berdekatan dengan panggung utama. Puluhan penari akan membentuk formasi khusus dengan sinopsis yang sudah disiapkan dari oleh panitia. Senam Sing Nasdem Sing Keren saat ini menjadi tenar di Bali dan menjadi branding yang kuat bagi Partai Nasdem di Bali.

Selain itu, juga ada peluncuran Mantra-Kerta (Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta, yang diusung Nasdem dalam Pilgub Bali) Menjemput Harapan Rakyat Bali. Dalam acara ini nanti ada dua mobil box yang masuk ke area panggung dengan membawa kotak suara sebagaimana layaknya kotak suara pemiliu. Dalam kotak suara itu, seluruh masyarakat bisa mengisi secara tertulis melalui surat, kartu pos dann sejenisnya, tentang apa harapan mereka terhadap Mantra-Kerta. Dua mobil boks itu akan berjalan keliling Bali harapam rakyat terhadap Mantra-Kerta.




“Surya Paloh kita daulatkan sebagai tokoh yang pertama menyampaikan harapannya, menulis tangan, lalu memasukan ke dalam kotak harapan. Surya Paloh memasukan tulisan harapannya terhadap Mantra Kerta sebagai wakil dari tokoh nasional dan dunia. Karena Bali ini bukan hanya milik Bali saja, tetapi milik Indonesia dan dunia. Jadi apa harapan Indonesia dan dunia terhadap Mantra-Kerta akan diisi dalam kotak Mantra-Kerta Menjemput Harapan,” papar dia. Seluruh tulisan rakyat itu akan dikumpulkan, dirangkum oleh tim ahli, dibukukan, dan diserahkan pada Mantra-Kerta pada saat debat terakhir.

Rangkaian acara lain adalah penglukatan bumi. Melukat artinya meruwat. Air yang digunakan berasarl dari mata air yang ada di 716 desa di Bali. “Kita ambil langsung dari mata air dari seluruh desa di Bali. Kita kumpulkan dalam sebuah kendi yang besar. Dari seluruh desa di Bali, air itu kita tumpahkan di ibukota provinsi di Denpasar, dan dari sinilah mengalirlah kesejahteran ke seluruh Bali.




Ini diambil dari mata air asli yang keluar dari bumi dari 716 desa di Bali, bukan diambil dari air PAM,” ujarnya. Maknanya adalah bahwa politik itu tidak berhenti pada merebut kekuasaan, tetapi harus dilanjutkan dengan mensejahterakan rakyat dalam berbagai bidang kehidupan. Makanya dia berasal dari desa, dikumpulkan menjadi satu, menjadi sebuah kekuatan dan kemudian dia mengalir ke seluruh Bali dengan kekuatan yang utuh.

Setelah pidato, acara akan ditutup dengan Gebyar Nasdem Mesuryak dengan Spirit Ahimsa. Mesuryak dalam bahasa setempat berarti bersorak-sorai sambil angkat tangan ke atas. Maknanya dalam. Mengangkat 5 jari ke atas sebagai simbol angka 5 Partai Nasdem yang akan mengikuti Pileg tahun 2019. Mesuryak juga tanda-tanda bersorak-sorai merayakan kemenangan. Namun ke

menangan atau kekuasaan itu harus ditempuh dengan jalan Ahimsa, merebut kekuasaan tanpa kekerasan, tanpa harus menyakiti orang lain. Inilah politik yang sebenarnya. “Salah satunya adalah menebar isu murahan, menyebar berita hoax, dan sebagainya. Itu juga menyakiti orang lain,” pungkasnya. (her)