DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Praktisi pendidikan, I Wayan Murdana menegaskan, pendidikan dewasa ini kian maju dengan hadirnya teknologi sebagai media penunjang. Akan tetapi, kecanggihan teknologi tak bisa menggantikan fungsi literasi sebagai sumber informasi.
Murdana mengatakan, literasi sangat penting dalam mengasah kemampuan berpikir peserta didik. Di samping melatih siswa berpikir, dengan membaca, siswa menjadi fasih dalam mengorganisir tutur kata. “Cara berpikir siswa akan lebih kompleks. Dari bahan bacaan, siswa bisa pandai dalam hal berbicara, karena berbicara adalah gambaran proses berpikir otak,” kata Murdana ditemui di Denpasar, Selasa (8/5/2018).
Murdana menyoroti minat baca siswa yang kini kian menurun. Hal itu secara global disebabkan adanya kecanggihan teknologi. “Hal-hal itu (gawai) memudahkan sekali dalam berproses di sana, sedangkan buku makin ditinggalkan,” katanya.
Menurutnya, kurangnya minat membaca akan berakibat lemahnya kemampuan anak tersebut menangkap hal-hal terbaru, dengan kata lain, siswa akan kesulitan mengembangkan potensi dirinya. Di samping itu, membaca, kata Murdana, dapat melatih sikap siswa bersosialisasi.
Disinggung mengenai teknologi juga punya peranan sama dengan bahan bacaan seperti buku, Murdana punya pendapat lain. Murdana mengatakan, teknologi tak bisa menggantikan peran literasi sebagai sumber informasi.
“Menurut saya, teknologi punya kelebihan menyediakan bahan bacaan secara cepat. Tapi buku punya kelebihan lagi, yakni menyediakan informasi secara lengkap dan mendalam,” tambah dia.
Murdana yang juga Kepala SMPN 3 Denpasar itu tahu betul bagaimana mengkondisikan siswa agar tetap memilih buku sebagai sumber informasi utama. “Kami selalu sediakan berbagai sumber bacaan di berbagai sudut sekolah. Ada di wantilan, di aula, di balai gong, semua sudut ada,” ungkapnya seraya mengatakan, fungsi disediakannya titik baca, tak lain untuk mempermudah siswa memilih ruang baca yang nyaman, sehingga tumbuh minat siswa untuk membaca.
Ia yang juga guru Bimbingan dan Konseling (BK) mengakui kalau prestasi gemilang yang ditorehkan siswa selama ini, bersumber dari giat membaca para siswa. Bahkan, gerakan giat baca yang digaungkan SMPN 3 Denpasar, tak jarang mengantarkan siswa maju ke berbagai kejuaraan.
“Siswa kami sudah banyak menjuarai lomba-lomba bidang literasi. Bahkan, literasi menjadi sumber dalam penyusunan karya ilmiah, sehingga siswa kami terbiasa untuk itu (membuat karya ilmiah),” tandas dia. (eka)