Sudah Efektifkah Implementasi Collaborative Governance OSS di Desa Penatih Dangin Puri?

“Penelitian Tentang Implementasi Collaborative Governance OSS di Desa Penatih Dangin Puri”

 Save as PDF
(Last Updated On: 04/09/2022)

TIM Peneliti Fishum UNR: Ni Luh Putu Ening Permini, SS., MAP., Cokorda Putra Indrayana, S.Sos., MAP., Cok Gde Agung Kusuma Putra, SKG., MAP., Kadek Widi Nugraha dan AA Anom Sawitri di lokasi penelitian, Kantor Desa Penatih Dangin Puri, Denpasar.

 

DENPASAR – fajarbali.com | Pemerintah dituntut untuk selalu menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, salah satunya adalah kebutuhan akan pelayanan publik yang layak.

Kolaborasi merupakan suatu panggung untuk melahirkan sebuah inovasi pelayanan dalam sektor publik, maka dari itu kolaborasi dalam inovasi seakan tidak ada habisnya untuk selalu diperbincangkan kalangan pemerintah maupun organisasi serta sektor-sektor lainnya.

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, praktik kolaborasi dan inovasi dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah di Indonesia telah diungkapkan dalam sejumlah literatur. Salah satunya di Desa Penatih Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur.

Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Ngurah Rai (Fishum UNR), yakni Ni Luh Putu Ening Permini, SS., MAP., Cokorda Putra Indrayana, S.Sos., MAP., Cok Gde Agung Kusuma Putra, SKG., MAP serta dibantu dua mahasiswa Kadek Widi Nugraha dan AA Anom Sawitri tertarik melakukan penelitian.

“Penelitian kami bertujuan untuk mengetahui proses kolaborasi dalam implementasi pelayanan ijin usaha melalui sistem Online Single Submission (OSS) di Desa Penatih Dangin Puri, dan pencapaian hasil kolaborasi dalam implementasi pelayanan ijin usaha melalui sistem OSS,” kata Ening, Ketua Tim Peneliti.

Ening mengungkapkan, teori yang digunakan adalah Penta Helix Collaborative yang menurut Howkis (2009: 34) merupakan, optimalisasi peran academic, business, community, government and media (ABCGM), dalam mengembangkan tujuan karena berhubungan dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dikarenakan teori ini menjadi terobosan dan strategi baru di zaman milenial ini.

Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data gabungan. Peneliti juga melakukan observasi/pengamatan langsung ke lokasi. Peneliti juga mengadakan observasi dan studi dokumentasi pada dokumen maupun kebijakan yang ada, serta wawancara yang mendalam terhadap semua informan terkait pelaksanaan implementasi dalam layanan ijin OSS.

 “Hasil riset kami menunjukkan bahwa implementasi collaborative governance dalam Pelayanan Ijin Usaha OSS di Desa Penatih Dangin Puri sudah berjalan baik, namun belum optimal. Hasil ini setelah kami melibatkan semua unsur dari Pentahelix yakni pemerintah, masyarakat, swasta, akademik dan juga teknologi,” jelas Ening.

Ia merinci, faktor penghambat diantaranya, indikator Standard Operational Procedure (SOP) perlu dikaji. M Strategi untuk meningkatkan collaborative governance dalam pengembangan kewirausahaan terpadu, yaitu pengkajian SOP sesuai dengan kondisi masyarakat, monitoring dan evaluasi dari sistem yang ada.

Masukan lainnnya, dirasa perlu peningkatan pelatihan agar masyarakat lebih cakap literasi serta meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan stakeholders serta menciptakan ruang komunikasi yang terbuka dengan masyarakat atau kelompok/organisasi kemasyarakatan dalam forum dialog atau sosialisasi peraturan/kebijakan dan  juga menjaring aspirasi dengan menerima saran atau masukan dan keluhan yang ada.

Adapun luaran dari penelitian ini akan dipublikasikan pada Jurnal nasional terakreditasi Sinta 4. Tim berharap hasil risetnya bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat luas untuk pelayanan perijinan berbasis digital yang lebih baik. (rl)

 Save as PDF

Next Post

Kerjasama FMIPA Unud dengan PT Nicslab Global Industri dan Pemprov Bali Ciptakan ‘Keyboard’ Aksara Bali

Ming Sep 4 , 2022
Hasilkan Karya ‘Keyboard’ Aksara Bali
Keyboard Aksara-e661c222

Berita Lainnya