Stunting Dan Obesitas, Persoalan Kesehatan Yang Penting Ditanggulangi

(Last Updated On: 26/01/2022)

Denpasar-fajarbali.com | Masih serangkaian memperingati Hari Gizi Nasional yang jatuh setiap 25 Januari, pada tahun ini mengambil tema ‘Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas’. Stunting dan obesitas masih menjadi permasalahan dunia, oleh karena itu pemahaman dan penerapan pola makan teratur dengan gizi yang seimbang sangat perlu ditingkatkan.

Untuk di Provinsi Bali sendiri, angka prevalensi stunting cukup baik berada di angka 10,9 persen. Bali menjadi satu-satunya provinsi yang angka stuntingnya di bawah 15 persen, sekaligus menjadi satu-satunya provinsi yang tidak mengalami masalah gizi stunting dari kriteria kesehatan masyarakatnya.

  Ketua DPD Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) Bali, Dr I Putu Suiraoka, SST M.Kes mengatakan, di balik angka itu, ternyata terdapat kesenjangan yang cukup jauh pencapaian angka stunting pada setiap kabupaten/kota di seluruh Bali. Kabupaten dengan angka stunting terendah yakni Kabupaten Gianyar dengan angka stunting 5,1 persen berbeda jauh dengan Kabupaten Karangasem dengan angka stunting 22,9 persen. “Bali menjadi satu-satunya provinsi yang tidak termasuk masalah kesehatan masyarakat untuk stunting. Hanya saja, yang perlu kita waspadai rentang antarkabupaten yang terlalu tinggi,” jelasnya, Rabu (26/1).

  Suiraoka mengatakan, stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis yang menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dialami oleh hampir seluruh negara di dunia. Hal ini terbukti dengan ditetapkannya salah satu target SDG’s untuk mengakhiri kelaparan dan segala bentuk kekurangan gizi pada tahun 2030, sebagai bentuk komitmen berbagai negara dalam menghadapi masalah malnutrisi tersebut.

  “Beberapa masalah penyebab masih tingginya stunting di beberapa daerah diantaranya kurangnya asupan gizi pada anak, rendahnya pendidikan orangtua, pola asuh yang salah, hingga kurangnya tenaga kesehatan terutama ahli gizi dalam pemantauan perkembangan balita. Masalah sebenarnya bukan soal tubuh pendek. Tetapi kalau seseorang terkena stunting, proses-proses lain di dalam tubuh juga terhambat, seperti pertumbuhan otak yang berdampak pada kecerdasan,” terangnya.

  Sejalan dengan tema Hari Gizi Nasional tahun ini, Suiraoka juga mengingatkan bahaya kelebihan berat badan (obesitas). Ia menyebut ada kecenderungan peningkatan angka obesitas di Indonesia termasuk di Bali sendiri. Sekitar 20 persen anak sekolah di Bali telah mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang kurang tepat, diduga menjadi penyebab meningkatnya jumlah anak yang memiliki kelebihan berat badan.

  “Untuk pencegahan stunting dan obesitas, maka perlu diterapkan gizi seimbang dengan 4 pilar utama diantaranya pola hidup aktif dan berolahraga, menjaga berat badan ideal, mengkonsumsi makanan dengan beraneka ragam, dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” sebutnya. (dha)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Persaingan Kian Ketat, Pelaku IKM Diharapkan Tingkatkan Kualitas Produk

Rab Jan 26 , 2022
Dibaca: 6 (Last Updated On: 26/01/2022)Denpasar-fajarbali.com | Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di Bali khususnya industri kecil menengah (IKM), pemerintah Provinsi Bali melalui Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Provinsi Bali meminta para pelaku usaha kecil dan menengah di daerah itu untuk terus meningkatkan kualitas sehingga bisa bersaing di kancah nasional dan internasional. […]

Berita Lainnya