https://www.traditionrolex.com/27 Stay at Home, Dimanfaatkan Jualan Kuliner Online - FAJAR BALI
 

Stay at Home, Dimanfaatkan Jualan Kuliner Online

(Last Updated On: 12/05/2020)

GIANYAR – fajarbali.com | Adanya pembatasan kegiatan dan warga lebih banyak stay at homebanyak warga mencoba aktifitas di rumah mulai dari kegiatan berkebun di pekarangan sampai mencoba menjual makanan jadi lewat online. Cara ini tergolong efektif, bahkan makanan jadi tersebut dijual cash on delivery (COD) dalam jangkauan terbatas.

 

Salah satu warga yang memberanikan diri menjual makanan jadi, lawar Babi adalah I Made Arya Sanjaya (23). Sebelumnya, dia berprofesi sebagai chef di sebuah restoran di Ubud. Lawar buatannya diunggah melalui medsos dan ternyata laku dan laris manis. “Saya sebelumnya chef di restoran dan akhirnya di rumahkan. Saya memutar orak untuk mendapat penghasilan, walau sedikit namun bisa menutupi kebutuhan dapur,” jelas Arya Sanjaya.

 

Ide tersebut awalnya dari lingkungan keluarganya yang membeli lawar di pasar dan lewat medsos. Lalu terpikir, kenapa dirinya saja yang ambil peluang tersebut. “Keluarga saya sering beli lawar secara online lalu diantar langsung ke rumah. Lalu saya memutuskan untuk ambil peluang ini, disamping juga saya memiliki keterampilan memasak,” ungkapnya lagi.

 

Jualan lawar lewat online sudah dijalaninya selama dua minggu. “Setiap hari ada saja pesanan, bahkan karena saking banyaknya pesanan saya sampai kewalahan,” ungkapnya. Untuk pengerjaan lawar, dirinya dibantu istrinya untuk menggoreng dan mengemas. Dalam pengerjaannya juga selalu mengedepankan kebersihan dan keamanan. Dalam sehari, rata-rata 25 bungkus mika terjual. Sedangkan untuk satu bungkus lawar ukuran medium dijualnya Rp 25 ribu dan ukuran jumbo dijual Rp 50 ribu. “Saya bersyukur, ada pembeli dan setiap hari ada yang pesan. Sehingga bisa untuk menutupi uang dapur,” ungkapnya. Dirinya juga berharap, kondisi pandemic covid 19 bisa segera berakhir, sehingga perekonomian bisa kembali normal.

 

Kuliner lain juga dilakoni Wayan Puja atau akrab dipanggil Nang Uja asal Banjar Gumicik, Dewa Ketewel. Hanya dirinya menjual ikan anyar digoreng. Penjualan juga dilakukan lewan medsos. “Tangkapan ikan nelayan bagus, ikan anyar ketewel. Lalu saya mencoba menggoreng dan menjualnya. Ternyata laku,” jelas Nang Uja. Bahkan pembelian juga sampai wilayah Sanur dan Batubulan. Dijelaskannya, sebelumnya dirinya adalah kontraktor, namun karena proyek sepi, dirinya mencoba jualan ikan goring. “Ya, daripada diam terus di rumah, sambil juga memasarkan ikan nelayan,” tutupnya.(gds).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Pembangunan Pasar Silakarang dan IKM Celuk di Tunda

Sel Mei 12 , 2020
Dibaca: 7 (Last Updated On: 12/05/2020)GIANYAR – fajarbali.com | Pembangunan Pasar Desa Silakarang dan Gedung IKM Desa Celuk kelanjutannya masih dipending. Berbeda dengan pembangunan Pasar Umum Gianyar dan Pasar Seni Sukawati pembangunan terus berlanjut sesuai rencana. Bahkan saat ini, pedagang Pasar Umum Gianyar sudah bersiap direlokasi ke pasar sementara di Wilayah […]

Berita Lainnya