DENPASAR-fajarbali.com | Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2018 tampak berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun ini, mata uji Matematika akan disisipkan model isian sebanyak 10 persen, sisanya berupa pilihan ganda. Lalu mengapa soal isian diterapkan pada mata uji Matematika?
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Bali Tjok Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani, belum lama ini menegaskan, ujian tahun ini memang berisi soal isian sebanyak 10 persen. Adanya sisipan soal isian tersebut karena Matematika dianggap memiliki jawaban pasti.
Soal isian juga sudah diterapkan pada beberapa simulasi UNBK yang berlangsung sejak akhir 2017 lalu.
Beberapa soal itu pun, lanjut TIA, dapat dipastikan berbeda dengan para peserta lain. Soal secara otomatis sudah diatur oleh bank soal. Dalam hal ini, tingkat kecurangan selama UN dipastikan nihil. “Begitu murid-murid tidak belajar, dipastikan soal tidak akan bisa dijawab. Siswa juga tidak bisa saling bekerjasama atau menyontek,” tegas dia.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 5 Denpasar, I Made Buda Astika ketika dihubungi Minggu (25/3/2018) mengatakan, siswanya tidak mengalami kesulitan saat mengikuti beberapa kali simulasi UNBK. Dalam menjawab soal isian tersebut, Buda melihat terdapat perbedaan antara soal isian dan esai. “Kalau isian ini, siswa terlebih dulu mencari jawabannya di lembaran kosong lalu mengisi jawaban di isian yang disediakan di komputer. Kalau esai kan dibuat langsung di komputer, termasuk orak-orek atau rumusnya. Ini baru isian,” kata Buda.
Buda berpendapat, soal isian pada Matematika membantu para peserta ujian berpikir kritis. Kata dia, soal Matematika sudah memiliki jawaban pasti, sehingga dalam pengerjaannya, siswa tak bisa mengikuti atau menggunakan jawaban peserta lainnya.
Untuk diketahui, UNBK untuk SMA/SMK akan diselenggarakan April 2018. Ujian akan berlangsung pada 2 hingga 5 April untuk SMK, dan 9 sampai 12 April untuk SMA. M-001