SMP Nasional Denpasar Dipimpin Barisan Milenial

Menjawab tantangan dunia pendidikan yang dinamis, Suci Astika Dewi, mengedepankan inovasi.

(Last Updated On: )
Ketua Perdiknas Dr. AAN Eddy Supriadinata Gorda, merangkul tangan Kepala Spenas purnatugas (kiri) dan yang baru periode 2024-2028.

DENPASAR-fajarbali.com | SMP Nasional atau dikenal dengan nama Spenas Denpasar, kini dipimpin oleh barisan milenial, setelah Kepala Spenas sebelumnya, Ni Putu Supadmi, S.Pd., memasuki masa purna tugas (pensiun).

Adalah I Gusti Ayu Made Suci Astika Dewi, S.Pd., M.Pd., yang diberikan amanah memegang tongkat komando hingga tahun 2028 mendatang. Suci Astika Dewi, dibantu oleh I Gede Sutrisna sebagai Waka Kurikulum, I Komang John Purnawan, S.Ag., M.Ag., sebagai Waka Kesiswaan, I Nyoman Kembaranada, Waka Sarana Prasarana.

Selanjutnya, Ni Luh Ayu Wandari Susanthi, S.Pd., diberikan kepercayaan menjabat bendahara, dan Ni Putu Yuli Andari menduduki posisi Kepala Tata Usaha. Pelantikan dan serah terima jabatan berlangsung di Kantor Perdiknas, Jumat (28/6/2024), yang sebelumnya diawali dengan upacara “Majaya-jaya”.

Ketua Perdiknas Dr. AAN Eddy Supriadinata Gorda, menegaskan, pemilihan kepala sekolah atau pun unit lain di bawah naungan (yayasan) Perdiknas, senantiasa bersifat obyektif berdasarkan data. Hal ini berlaku juga di Universitas Pendidikan Nasional dan SMK Teknologi Nasional.

Dari tujuh nama yang diseleksi, kata pemilik sapaan karib ESG, Suci Astika Dewi, dinilai paling memenuhi kriteria untuk melanjutkan kepemimpinan Putu Supadmi. “Tentu semua kandidat bagus. Tapi kami harus memilih satu orang,” jelas ESG, usai pelantikan.

Jabatan, kata ESG, hanyalah sebuah tugas tambahan yang mengandung tanggung jawab kepada Tuhan, lembaga dan masyarakat, untuk itu ia mewanti-wanti agar amanah yang diberikan tidak disalah-gunakan.

ESG pun merasa optimis di bawah gerbong Suci Astika Dewi, Spenas lebih maju lagi, bisa mempertahankan eksistensi di usia sekolah yang memasuki setengah abad lebih.

“Yayasan (Perdiknas-red) memberikan otonomi 70 persen. Jadi kami tidak terlalu ikut campur. Hanya mengurusi fasilitas. Kami percayakan sepenuhnya kepada pimpinan masing-masing unit,” tegas ESG.

Tak lupa, Perdiknas memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk Putu Supadmi yang telah membuat fondasi bersama para pendahulunya. Ketokohan dan senioritas Supadmi masih diperlukan bagi kemajuan Spenas, meski telah pensiun.

ESG berharap, pemimpin Spenas yang baru tidak merubah fondasi yang telah berdiri kokoh tersebut, tetapi melakukan sentuhan dan inovasi untuk mempercantik bangunannya.

“Memimpin organisasi itu ibarat sebuah rumah. Jangan rubah fondasinya, namun poles dindinganya, ruangannya, pagarnya, kebunnya agar telihat lebih cantik,” sarannya.

Saat menyampaikan pesan dan kesannya, Putu Supadmi diselimuti rasa haru. Karena kecintaanya pada dunia pendidikan, perjalanan waktu 38 tahun tidak terasa lama baginya.

Supadmi pun mengenang komitmen para pendiri utama, yakni AA Ayu Ngurah Ratyni Gorda dan Ni Nyoman Kundri (isti alm. Prof. IGN Gorda dan Ketut Sambereg), bahwa Spenas didirikan untuk memfasilitasi generasi bangsa, khususnya di Desa Panjer.

“Awalnya Spenas ini didirikan agar anak-anak, terutama di wilayah Panjer bisa sekolah. Tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah. Komitmen itu sudah 50 tahun lalu,” kenang Supadmi.

Supadmi yang bergabung di Spenas sejak 1986, telah kenyang makan asam-garam dunia pendidikan. Berkat dedikasinya, Supadmi dipercaya mengisi sejumlah jabatan struktural sebelum dipercaya menjabat kepala sekolah sejak 2017 lalu.

“Rasa terima kasih saya ucapkan kepada pendiri utama dan penerus beliau, yang telah memberikan ruang dan waktu bagi saya untuk mencurahkan hoby saya mengajar anak-anak,” ungkapnya.

Pendidik kelahiran 16 Maret 1964 ini, memohon maaf jika selama menjadi guru mau pun kepala sekolah melakukan kesalahan, serta tidak bisa memuaskan pimpinan. Ia mengaku telah berusaha dengan sekuat tenaga mempersembahkan prestasi sehingga turut mengantarkan Spenas melewati usia 50 tahun.

Penandatanganan SK Kepala Sekolah disaksikan Ketua Perdiknas dan Rohaniwan Hindu.

Sementara itu, Suci Astika Dewi, mengaku masih membutuhkan bimbingan dari para seniornya. Jabatan yang embanya kini menuntut kepercayaan diri lebih. Sejumlah program kerja inovatif telah disusun Suci Astika Dewi dan jajaran.

Salah satunya merancang kelas bilingual. Tahapan awal telah dimulai dengan panjaringan guru dengan basic bahasa Inggris dan bakal diujicobakan terhadap peserta didik baru angkatan tahun 2024/2025 ini.

Menjawab tantangan dunia pendidikan yang dinamis, Suci Astika Dewi, mengedepankan inovasi. Seperti diketahui, SMP-SMP Negeri semakin banyak berdiri di Kota Denpasar.

Di satu sisi, ini adalah bentuk keberhasilan pemerintah dalam memenuhi hak dasar warga negaranya. Namun di sisi lain, persekolahan swasta merasa “terancam” karena peserta didik semakin menurun.

“Untuk menjawab tantangan itu, diperlukan inovasi. Salah satunya kelas bilingual. Jika sekolah swasta sudah berkualitas, kami yakin tetap diminati masyarakat,” kata Suci Astika Dewi.

Menyambut Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024/2025 ini, pihaknya menargetkan minimal menjaring 250 siswa baru, melampaui jumlah siswa yang dilepas tahun ini.

“Saat ini pendaftar ulang sudah di atas 100 orang. Semoga naik terus hingga PPDB ditutup. Kami mohon dukungan semua pihak, dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya dan jajaran yang baru,” pungkasnya.

 

Next Post

AHM Raih Penghargaan Pengelolaan Program CSR di Ajang Bisnis Indonesia Corporate Social Responsibility Awards 2024 

Ming Jun 30 , 2024
(Last Updated On: ) AHM raih penghargaan pengelolaan program CSR di ajang bisnis Indonesia Corporate Social Responsibility Awards (BISRA) 2024. (Foto: ist)    JAKARTA-fajarbali.com | PT Astra Honda Motor (AHM) kembali meraih penghargaan sebagai salah satu perusahaan dengan pengelolaan program Corporate Social Responsibility (CSR) terbaik di ajang Bisnis Indonesia Corporate […]
1719711513689_copy_800x677

Berita Lainnya