SMAN 8 Denpasar Pertahankan Gaya 1930

(Last Updated On: 23/04/2018)

DENPASAR-fajarbali.com | Dua genre janger, yakni gaya klasik Peliatan oleh SMKN 1 Mas Ubud dan kreasi SMAN 8 Denpasar bertemu di satu panggung Bali Mandara Nawanatya (BMN) III 2018, Minggu (22/4/2018) malam.

Namun siapa sangka, penampilan SMAN 8 Denpasar (Smapan) yang kokoh di jalur janger kreasi justru memertahankan model klasik. Dengan memadukan unsur folk di setiap lagu, Smapan melakukan pengembangan pada gamelan Semarandana.

 

Lagu-lagu yang dibawakan sangat kental gaya janger era 1930an. Keharmonisan antara gamelan dan lagu yang dibawakan anak-anak SMAN 8 Denpasar pun mendapat apresiasi dari para kurator BMN.

 

“Janger kreasi (SMAN 8 Denpasar) tadi (Minggu malam) padat dan bervariasi. Koreografi juga bagus,” ungkap pengamat seni, Prof. I Made Bandem.

 

Bandem juga memberi catatan yang mesti diperhatikan anak-anak SMAN 8 Denpasar, yakni lagu-lagu janger mesti dipahami mendetail. Bandem memberi contoh: ada alunan lagu yang diatur lambat, sedang, dan cepat. “Sementara tadi temponya yang dipakai (SMAN 8 Denpasar) sedang dan cepat. Sehingga lafalnya sering tidak kedengaran kalau dibarengkan dengan gamelan yang agak keras,” tambah guru besar ISI Denpasar itu.

 

Sementara kurator BMN lainnya, Dr. I Nyoman Astita mengkritik, penampilan SMAN 8 Denpasar terkesan agak modern. Ia menilai SMAN 8 lebih menonjolkan variasi gerak yang dinamis. Hal itu dilihatnya dari pola-pola komposisi gerak yang lebih dominan.

 

Akan tetapi, modernisasi pada jangerdianggap sah-sah saja, dilihat dari jangerkreasi. “Memang tidak menampilkan lakon, tetapi ada atraksi pencak silat ditampilkan. Ini sesungguhnya menunjukkan janger itu sangat fleksibel. Bisa masuk berbagai kesenian yang lain yang bisa dirangkai sebagai bagian dari pertunjukkan,” ulas Astita.

 

Pembina SMAN 8 Denpasar, I Nyoman Mariyana mengaku, garapan SMAN 8 Denpasar condong melihatkan komposisi gerak. “Karena konsep dasarnya adalah janger kreasi, jadi pertama yang kami kreasikan adalah komposisi gerak tarinya,” ujar Mariyana.

 

Tidak hanya komposisi gerak, proses kreatif juga dilakukan pada alur musikal, atraksi pencak silat, dengan mengombinasikan tari kebesaran “Asta Dala” SMAN 8 Denpasar ke dalam sajian. “Kami mengusung garapan berjudul ‘Kembang Janger Asta Dala’. Ini menggambarkan bunga teratai sebagai stana Dewi Saraswati,” sambungnya.

 

Janger Klasik

Sementara itu, SMKN 1 Mas Ubud mengangkat lakon “Ambisi Berujung Maut”. Lakon tersebut diangkat berdasar kehidupan sehari-hari. “Dalam bekerja atau melakukan apapun yang utama itu adalah tulus. Berambisi boleh, hanya saja jangan sampai menjadi obsesi,” ungkap tim pembimbing janger SMKN 1 Mas Ubud, Luh Putu Enny Erlinawati.

 

Mengomentari penampilan SMKN 1 Mas Ubud, Bandem kembali menilai jangertersebut lebih terlihat klasik. “Janger-nya sudah bagus. Saya lihat dia (SMKN 1 Mas) mengambil beberapa gaya Peliatan. Cuma kemudian, lakonnya yang tidak jelas. Jadi kehilangan dinamika dari janger itu sendiri. Jadi ini kembali pada penyutradaraan. Kalau anak-anaknya bagus-bagus dan potensial,” terang Bandem.

 

Nyoman Astita juga sepakat, janger SMKN 1 Mas Ubud betul-betul menyuguhkan model klasik. “Pakem janger-nya sudah utuh. Penataan dramatik lakonnya diambil itu lakon keseharian.

 

Ditambahkannya, penampilan SMKN Mas sudah komunikatif. Akan tetapi blockingpanggung dan pendramaan mereka dinilai belum maksimal.

 

Anak-anak SMKN 1 Mas juga perlu diajari model drama turgi. Tak hanya itu, Astita juga menekankan perlu adanya latihan intensif, terutama soal blokcking, kualitas vokal, serta ekspresi di panggung, sehingga penampilan mereka bakal dapat perhatian lebih oleh masyarakat. (eka)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Suiasa Tinjau Korban Kebakaran di Sibang Gede

Sel Apr 24 , 2018
Dibaca: 32 (Last Updated On: 23/04/2018)MANGUPURA-fajarbali.com | Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa meninjau kondisi korban kebakaran di Banjar Pane Desa Sibang Gede Kecamatan Abiansemal, Senin (23/4/2018).  Save as PDF

Berita Lainnya