Pemeriksaan kesehatan gigi siswi SMKN 1 Ubud, Gianyar.
GIANYAR-fajarbali.com | Tim Pengabdian Masyarakat dari Politeknik Kesehatan Kemenkes (Poltekkes) Denpasar Jurusan Kesehatan Gigi yang terdiri atas Ketua Dr. drg. I.A. Dewi Kumala Ratih, M.M. , anggota drg. Sagung Agung Putri Dwiastuti. M.Kes, Ni Ketut Nuratni, S.ST.,M.Kes, dan Ni Pt. Dewi Tata Arini,SKM., serta melibatkan tiga orang mahasiswa yaitu Ni Pt. W. Winanda Putri, I. A. Dhyana A. Ananda, dan Ni Kadek Listyarini telah mengamalkan salah satu bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni Pengabdian Masyarakat.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang bertajuk “Pelatihan Kader Kesehatan Gigi Peduli Stunting pada Remaja Putri di SMKN 1 Ubud” telah dilaksanakan dua tahap. Kegiatan pertama pada tanggal 14 Juni 2024 dibuka oleh Kepala SMKN 1 Ubud, I Komang Purwata, S.Pd.,M.Pd., didampingi Wa Kasek Kurikulum, Wakil Kasek Kesiswaan, Penaggung jawab UKGMD Puskesmas Ubud I, Guru-guru, dan diikuti oleh 30 orang siswi/siswa calon kader.
Dewi Kumala Ratih, menjelaskan, pengabdian tersebut bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap dan kepedulian siswa tentang kesehatan gigi khususnya karies gigi. Memahami hubungan antara-karies gigi terhadap stunting, mencegah terjadinya stunting, pemeliharaan kesehatan gigi, serta meningkatkan keterampilan siswa dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mampu memeriksa gigi karies teman-temannya.
“Stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak di bawah usia dua tahun di Indonesia, 23% bayi lahir prevalensi stunting. Tingginya angka stunting juga ditambah dari bayi yang terlahir normal akan tetapi tumbuh dengan kekurangan asupan gizi, tidak dapat ASI dengan baik, kemudian asupan makanannya tidak cukup,” kata Dewi Kumala Ratih, dikonfirmasi di Denpasar, Senin (22/7/2024).
Menurutnya, anak yang menderita pengalaman karies gigi sulung parah, memiliki peluang tinggi menderita stunting di kemudian hari. Karies gigi merupakan kondisi rusaknya gigi geligi yang dapat berdampak pada jaringan pendukung gigi, bahkan terhadap kondisi sistemik. Kondisi stunting dan karies gigi memiliki hubungan timbal balik.
Oleh karena itu, untuk mencegah stunting kita perlu melakukan pemenuhan gizi seimbang dengan menjaga kondisi gigi geligi. Karies gigi pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan makan dan tidur yang mengakibatkan terganggunya konsumsi nutrisi dan sekresi hormon pertumbuhan.
Intervensi untuk mencegah terjadinya peningkatan prevalensi stunting dapat dilakukan pada siklus daur hidup di tahap remaja, yang merupakan seorang calon ibu. Remaja yang telah dipersiapkan sejak dini untuk mengetahui permasalahan stunting berarti kita telah mempersiapkan ibu yang memiliki pengetahuan cukup dalam pemenuhan gizi anak untuk mencegah stunting.
Remaja putri dengan banyak kerusakan gigi geligi, akan berakibat sulit makan. Apabila kerusakan tersebut tetap berlanjut sampai berkeluarga, tanpa adanya perbaikan asupan gizi dari remaja putri tersebut maka dapat terjadi anemia, dan akan mengalami kesulitan saat nantinya melahirkan. Akibat dari gigi banyak yang rusak didukung pula oleh gizi yang kurang serta anemia, dimungkinkan akan melahirkan anak dengan kondisi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang berisiko mengalami Stunting (Rusmali dkk., 2023)
Salah satu bentuk partisipasi kader anak usia sekolah dan remaja dalam pelaksanaan upaya kesehatan bagi anak usia sekolah dan remaja bertujuan untuk memupuk kebiasaan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat.
SMKN 1 Ubud yang terletak di Desa Mas, merupakan salah satu desa Wisata menarik yang menjadi desa binaan Poltekkes Denpasar, khususnya Jurusan Kesehatan Gigi. Menindak lanjuti hasil penelitian dan laporan KKN-IPE mahasiswa, pengabdi ingin melakukan pengabdian masyarakat terkait Pelatihan Kader Kesehatan Gigi Peduli Stunting pada Remaja Putri SMKN 1 Ubud.
Pengabdi menjelaskan, Kegiatan Tahap I dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2024, berupa penyuluhan kepada calon kader Kesehatan Gigi remaja tentang gusi sehat, dan karies gigi, stunting dan pemeliharaan kes gilut, penyuluhan tentang cara mendeteksi karies gigi, eragaan cara menggosok gigi dengan benar dan mendeteksi karies gigi, kemudian ditutup dengan evaluasi terhadap hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat tahap pertama dan diskusi untuk kegiatan tahap II.
Kegiatan tahap pertama penyuluhan calon Kader Kesehatan Gigi Peduli Stunting.
Selanjutnya pengabdian tahap kedua berlangsung pada Jumat 19 Juli 2024 dengan materi observasi pada siswa yang memberikan penyuluhan di depan kelas kepada teman-temannya.
Tujuannya untuk mengetahui kapasitas calon kader tentang cara menggosok gigi dengan benar dan mendeteksi karies gigi.
Lalu memantau remaja putri dalam mensimulasikan menggosok gigi, melakukan pemeriksaan gigi temannya dan memberikan arahan terkait kesehatan gigi, memerikan informasi tentang kesehatan gigi temannya.
“Jika ada masalah memberikan saran agar temannya merawat giginya di fasilitas kesehatan gigi terdekat. Setiap orang kader memeriksa lima orang temannya yang lain, dan tentu saja nantinya memeriksa gigi keluarganya di rumah,” jelasnya.
Menurut pengabdi, para calon Kader Kesehatan Gigi Peduli Stunting mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan siap menjadi Kader Kesehatan Gigi Remaja Putri Peduli Stunting.