Denpasar-fajarbali.com | Pandemi Covid-19 berdampak terhadap semua industri di Indonesia, termasuk di Provinsi Bali yang mengakibatkan industri pariwisatanya mengalami kelesuan. Dampak Covid-19 terhadap pariwisata sangat banyak karena industri pariwisata mempunyai keterkaitan dengan industri yang lain yaitu perhotelan, tranportasi, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), restoran, pemandu wisata, bahkan mempengaruhi sektor pendidikan khususnya sekolah yang menawarkan program kepariwisataan.
Akademisi Drs. AA Bagus Wijaya Putra, M.Pd mengungkapkan, nilai kerugian akibat Covid-19 tentu saja jika dinilai dengan rupiah secara nasional sangat besar.
“Kita hendaknya tidak hanya sebatas menghitung dan mengkaji dampaknya, namun diperlukan langkah-langkah konkrit dalam menyelamatkan industri yang menjadi tulang punggung banyak orang ini,” ujarnya saat ditemui Senin (22/3.2021).
Dalam menyelamatkan industri pariwisata pasca Covid-19 diperlukan strategi. Sekolah maupun perguruan tinggi yang memiliki program kepariwisataan mempunyai peran dalam mencetak SDM dan melakukan riset untuk menjawab kebutuhan industri bidang pariwisata terutama membuat program studi pengelolaan destinasi pariwisata dan Business melakukan aktivitas yang berorientasi untuk memenuhi kebutuhan industri pariwisata.
“Sementara pemerintah mempunyai peran dalam membuat kebijakan terutama dalam pengembangan industri pariwisata. Untuk lebih efektf dan efisien maka di era digital ini maka idelanya menggandeng media untuk sosialisasi terhadap kebijakan dan terutama yang terkait dengan industri pariwisata serta penguatan program promosi pariwisata,” terang Wijaya Putra yang juga Kepala SMK Negeri 3 Denpasar tersebut.
Baca Juga :
CSR PLN UID BALI Dukung Kampanye Kebersihan Sungai Loloan Jembrana
Andrey, Buronan Asal Rusia yang Kabur dari Imigrasi Dideportasi
Dari sisi input yang perlu diperhatikan adalah pembenahan kualitas destinasi, kualitas sumberdaya manusia dengan menerapkan standar kompetensi dalam industri pariwisata dan penyediaan fasilitas pendukung yang memadahi yang memenuhi standar keamanan dan kenyamanan.
Setelah proses tersebut dilakukan, maka output-nya adalah kepuasan dan loyalitas wisatawan sehingga outcome yang diharapakan adalah kunjungan kembali wisatawan dengan membawa rupiah yang lebih banyak.
“Untuk memperoleh outcome yang optimal tentu saja harus didukung oleh penerapan manajemen yang baik dengan pendekatan total quality management,” pungkasnya. (dha)