https://www.traditionrolex.com/27 Sastra Jawa Kuna Representasi Jati Diri Bangsa Indonesia - FAJAR BALI
 

Sastra Jawa Kuna Representasi Jati Diri Bangsa Indonesia

Sastra Jawa Kuna, masih menurut Suarka, menjadi sumber pendidikan karakter dan kesejahteraan masyarakat.

 Save as PDF
(Last Updated On: 11/11/2022)

Seminar Nasional Sastra Jawa Kuna oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Jumat (11/11).

 

DENPASAR – fajarbali.com | Sastra Jawa Kuna adalah milik bangsa Indonesia. Di dalamnya merepresentasikan jati diri bangsa Indonesia, sebagai sumber jiwa dan nafas bangsa. Buktinya bahasa Jawa Kuna digunakan sebagai falsafah, motto dan ideologi negara.

Demikian dikatakan Koordinator Prodi Sastra Jawa Kuna Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (FIB Unud) Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum., di sela Seminar Nasional Sastra Jawa Kuna bertema “Taki-takining Sewaka Guna Widya: Pemajuan dan Penguatan Sastra Jawa Kuna di Tengah Persaingan Global”, Jumat (11/11/2022) di Ruang Dr. Ir. Soekarno Gedung Poerbatjaraka kampus setempat.

Sastra pra-modern Indonesia ini, lanjut Suarka, menyimpan kearifan dengan nilai-nilai universal. Sastra Jawa Kuna kata dia berkembang dari abad 9 sampai 14, yang sejak keruntuhan Majapahit, kehidupan Sastra Jawa Kuna dibawa ke Bali dan tumbuh serta berkembang di Bali hingga sekarang. Sastra Jawa Kuna ini kini didiskusikan, diciptakan kembali, diapresiasi dan dilestarikan dalam aktivitas kehidupan mabebasan di Bali.

Kendati punya peran stratgeis, Suarka menyebut Sastra Jawa Kuna berada dalam keadaan penuh perjuangan untuk terus bertahan seiring waktu.

“Marilah kita semua menumbuhkan kesadaran kita dngan mengangkat kembali Sastra Jawa Kuna,  walau dalam hal sekecil apa pun,” tegasnya.

Sastra Jawa Kuna, masih menurut Suarka, menjadi sumber pendidikan karakter dan kesejahteraan masyarakat. Prodi ini adalah satu-satunya di Indonesia dan dunia, yang sampai saat ini sudah memiliki akreditasi A dari BAN-PT dan sudah memiliki dua orang guru besar. Ia berharap melalui seminar ini dapat memacu langkah prodi untuk mengembangkan diri ke depan.

Seminar nasional yang digelar FIB Unud ini juga menghadirkan Keynote Speaker Koordinator Staf Khusus Presiden Dr. Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana, M.Si, serta pemakalah Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Prof. Dr. I Nengah Duija, M.Si dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.S.Kar, M.Hum.

Ari Dwipayana, pada kesempatan itu, menyebut Sastra Jawa Kuna selalu membuatnya tertarik. Tema Kata “guna widya” dalam tema “Taki-takining Sewaka Guna Widya”, dimaknai Ari Dwipayana sebagai gagasab penting sebagai aspek kebermanfaatan untuk modal memperoleh geginaan.

“Sehingga lengkap menjadi guna gina, dan guna kaya. Pihaknya tidak menampik ada kegelisahan dan kecemasan dari berbagai pihak, terutama alumni mengenai prospek ke depan,” kata pentolan Puri Kauhan Ubud ini.

Solusi menangani masalah itu, Ari Dwipayana menawarkan tiga strategi untuk ke depan. Dimulai dari proteksi/perlindungan dengan memberikan semacam afirmasi kepada prodi ini, misalnya dengan alokasi anggaran khusus yang tidak disamakan dengan prodi lain.

Hal itu terkait pula dengan beasiswa bagi para mahasiswa. Kedua, ia meneruskan dengan pengembangan dan pemajuan semacam pusat riset Jawa Kuna.

Pusat riset itu kata dia dapat dijadikan pintu gerbang (gate way) untuk mengeksplorasi sistem pengetahuan yang dimiliki.

Ia juga menyarankan Sastra Jawa Kuna memiliki jejaring internasional dengan pihak-pihak yang sedang tertarik dengan karya Nusantara.

“Tidak hanya berhenti di penerjemahan tapi dilanjutkan dengan pengkajian,” sebutnya.

Ibarat samudra tanpa tepi, ia menyebut harus ada banyak upaya untuk mengeksplorasi kekayaan yang mesti dikembangkan dengan lebih agresif.

Walau demikian, ia menegaskan agar kekayaan itu jangan juga diobral begitu saja, namun harus diperlakukan dengan sikap khusus.

“Bangun model yang mana harus dipegang dan yang mana bisa dibagi,  jangan juga hanya dipegang namun juga harus dipelajari,” kata dia.

Terakhir, Ari menyebut harus ada pembudayaan, untuk mempopulerkan di tataran generasi anak muda, dengan cara-cara kekinian. Jika ingin generasi muda terlibat, ia memandang harus menggunakan yang sesuai semangat zamannya anak muda. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Seri Penutup ATC Mandalika, Skuad Pebalap Astra Honda Siap Raih Podium

Sab Nov 12 , 2022
Dibaca: 41 (Last Updated On: 11/11/2022)Seri Penutup ATC Mandalika, Skuad Pebalap Astra Honda Siap Raih Podium (Foto : ist).   JAKARTA-fajarbali.com | Para pebalap binaan Astra Honda Racing Team (AHRT) siap menaklukkan Mandalika International Street Circuit pada seri penutup gelaran Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) 2022. Mengaspal di sirkuit negara sendiri […]
Seri Penutup ATC Mandalika Skuad Pebalap Astra Honda Siap Raih Podium-7c60331b

Berita Lainnya