https://www.traditionrolex.com/27 Sabun Biasa Maupun Antiseptik Sama-Sama Efektif Membasahi Patogen - FAJAR BALI
 

Sabun Biasa Maupun Antiseptik Sama-Sama Efektif Membasahi Patogen

(Last Updated On: 10/08/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Sabun antiseptik terdengar lebih aman dan sehat dibanding sabun biasa. Jenis sabun ini digadang-gadang mengandung zat antibakteri, sehingga lebih efektif untuk membasmi patogen. Namun benarkah sabun antiseptik memberikan perlindungan ekstra seperti yang disampaikan dalam berbagai iklan produk?

Praktisi kesehatan, dr. Karlina Lestari menuturkan, sebelum mengetahui alasannya, ada baiknya masyarakat mengenali perbedaan antara sabun biasa dan sabun antiseptik atau sabun antibakteri. Cara kerja sabun biasa (baik sabun mandi atau sabun tangan) dengan sabun antiseptik sebenarnya sama. Sabun bertindak sebagai deterjen yang akan mengikat bakteri dan virus, kemudian air akan membantu membilas bakteri dan virus yang telah terikat dari tubuh.

“Secara singkat, sabun berfungsi menyingkirkan bakteri, virus, dan patogen lainnya dari tubuh. Namun sabun tidak membunuhnya. Pada sabun antiseptik, produsen menambahkan zat antibakteri yang dapat melawan bakteri. Zat ini juga berfungsi menghentikan sisa bakteri yang masih ada di kulit untuk menggandakan diri,” ungkapnya, Senin (10/8/2020).

dr Karlina menjelaskan, tujuan penambahan zat antibakteri adalah memberi perlindungan ekstra pada tubuh dengan mengurangi hingga mencegah potensi terjadinya infeksi. Namun zat ini hanya efektif untuk melawan bakteri dan jamur, tidak untuk virus.

Berdasarkan perbedaannya dengan sabun biasa, sabun antiseptik tentu tampak lebih baik, bukan? Namun kenyataannya tidak demikian. dr Karlina menambahkan, terdapat zat kimia tertentu yang ditambahkan dalam sabun antiseptik. Zat ini dinilai tidak memberikan manfaat yang nyata. Zat tersebut bernama triclosan. Triclosan adalah senyawa kimia bersifat antibakteri yang umum ditambahkan ke berbagai produk pembersih, termasuk sabun dan sikat gigi.

“Triclosan juga umum dijumpai pada beragam produk lain. Mulai dari pakaian, furnitur, hingga alat-alat dapur. Tujuan penambahan zat ini untuk mencegah kontaminasi bakteri pada benda-benda. Meski demikian, penggunaan triclosan dalam sabun antiseptik masih menuai kontroversi. Sebagian besar sabun antiseptik mengandung 0,1-0,45 persen triclosan. Dalam penelitian skala laboratorium, penambahan triclosan memberi manfaat nyata untuk mengurangi jumlah bakteri dibanding sabun biasa,” ujarnya.

Namun, lanjut dr Karlina, sabun antiseptik, terutama dengan kandungan triclosan, belum terbukti lebih manjur untuk menangkal bakteri daripada sabun biasa. Karena itu, jangan sembarangan memakai sabun mandi agar kulit tidak terpapar zat kimia tambahan yang belum jelas manfaat dan risikonya.

“Seperti saran FDA, kita lebih dianjurkan untuk menggunakan sabun biasa dengan air bersih yang sudah terbukti manfaatnya saat ingin membersihkan kotoran, baik pada tangan maupun tubuh. Untuk lebih pastinya, kita dapat berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter kulit mengenai keamanan sabun yang akan digunakan. Khususnya bila memiliki penyakit kulit tertentu,” tegasnya. (dar).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Protokol Normal Baru Desa kembali Disosialisasi, Bupati Artha Ajak Tingkatkan Kewaspadaan

Sen Agu 10 , 2020
Dibaca: 41 (Last Updated On: 10/08/2020)NEGARA – fajarbali.com | Sosialisasi tentang pedoman protokol normal baru desa kembali dilakukan Bupati Jembrana Putu Artha. Sebelumnya sosialisasi digelar di Kecamatan Pekutatan Mendoyo dan Jembrana, tapi kali ini giliran Kecamatan Negara dan Melaya, sekaligus menjadi penutup  sosialisasi dilima kecamatan.  Save as PDF

Berita Lainnya