DENPASAR - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Mewabahnya Covid-19 sangat berdampak ke seluruh dunia bahkan di Indonesia. Khusus di Provinsi Bali penyebaran Covid-19 kian bertambah dan hal tersebut membuat masyarakat merasa takut, panik dan semakin waspada. Untuk meminimalisir kepanikan di tengah-tengah masyarakat, maka dari itu RSUP Sanglah menyediakan konseling psikologi terkait Covid-19 gratis secara online.
dr Retno IG Kusuma, Psikolog RSUP Sanglah mengatakan, penyebaran informasi melalui media sosial mempunyai dampak yang tidak efektif untuk orang-orang yang terutama menderita kecemasan berlebihan.
"Kebayakan dari mereka yang memang mempunyai riwayat kecemasan lalu membaca pemberitaan-pemberitaan yang tidak benar secara tidak langsung akan mempengaruhi keadaan psikologinya. Mungkin pemberitaan hoax lebih menarik paparannya namun tidak pada orang yang mempunyai riwayat kecemasan," ujar, dr Retno, Sabtu (28/3/2020).
Bahkan orang yang notabenenya tidak memiliki kecemasan yang berlebihan juga bisa menderita kecemasan setelah membaca berita-berita yang hoax atau tidak benar. Hal tersebut dikarenakan pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada financial, fisik dan emosional, sehingga membuat kebanyakan orang menjadi semakin cemas.
Untuk hal yang fisik terkait Covid-19 ini sudah ditangani oleh para dokter dan tenaga medis lainnya. Maka dari itu para psikolog berusaha untuk meminimalkan resiko.
"Apabila saya terjun langsung ke lapangan maka akan memerlukan APD yang mungkin sekarang stoknya sudah menipis maka dari itu kita buat konseling secara online dan gratis. Sehingga orang-orang bisa berkonsultasi dari rumah saja," tambahnya.
Diharapkan dengan adanya konseling gratis ini orang-orang dapat curhat dengan psikolog secara langsung. Karena saat ini kebanyakan masyarakat yang mengalami batuk kecil saja sudah panik. Akibatnya keluhan-keluhan tersebut tentu saja akan berdampak ke fisik lainnya. Padahal hanya hal yang kecil tapi karena adanya tekanan atau stres membuat orang kepikiran dan membuat kondisi menjadi lebih terpuruk.
Contohnya saja jika orang terkena flu berat maka Ia akan panik. Memang tidak mudah untuk membedakan flu dengan Corona karena beberapa gejalanya sangat mirip. Kebanyakan dari orang-orang yang berkonsultasi tersebut menanyakan gejala dan akhirnya para psikolog harus benar-benar paham, seperti dokter juga memberikan dan menjelaskan informasi yang lebih pesat. Harapannya agar mereka bisa nyaman dan kecemasan mereka bisa berkurang.
"Namun apabila setelah konseling mereka tetap merasa cemas kita memiliki treatment yang bisa dilakukan dirumah. Bagaimana cara merelaksasi dan mengurangi kecemasan terhadap Covid-19 ini," terangnya.Treatment ini berbentuk audio dan bisa dilakukan di rumah sendiri, sementara para psikolog akan memantau setelah dilakukannya treatment tersebut.
Treatment ini juga bisa dishare ke keluarga atau ke teman-teman yang mungkin mengalami kecemasan akibat pemberitaan tentang Corona ini. Saat ini kebanyakan orang tidak bisa memfilter informasi-informasi yang beredar di sosial media. Memang pemerintah setiap hari sudah terbuka untuk mengatakan jumlah kasus positif yang ada di Indonesia.
Hal tersebut bertujuan agar kita bisa mengetahui atau bisa membedakan bahwa ini adalah orang yang positif lalu ini adalah pasien dalam pengawasan dan ini adalah orang dalam pemantauan selain itu tujuannya untuk menekan penyebaran Covid-19. Namun bagi orang yang tidak benar-benar paham tentu saja akan merasa panik.
dr Retno menyarankan, lebih baik membaca pemberitaan yang sifatnya positif, stop mengshare atau membagikan sesuatu yang sifatnya negatif. "Tidak perlu membaca pemberitaan-pemberitaan yang membuat kita tidak nyaman kalau perlu tutup handphonenya dan lakukan aktivitas yang menyenangkan di rumah seperti berkumpul bersama keluarga, berkebun, memasak, bersih-bersih rumah atau membaca buku," terangnya. (dar).